Disciplinary Commitee {Chapter 03}

565 72 30
                                    

Selesai pemeriksaan barang, semua anggota KomDis pun pergi.

"Apa tidak ada guru yang mengatasi ini??" tanyamu kesal.

"Yah, aku yakin tidak ada yang berani dengan Hibari-san. Katanya kuasa dia lebih luas dari yan diperkirakan..." ujar Tsuna gugup.

"Dasar si Hibari itu..." gerammu mengepalkan tangan.

Sesuai yang diperintahkan dan demi buku saku siswamu kembali, kamu pun mendatangi Hibari di ruang KomDis.

'Grek!'

"Permisi," katamu lugas sambil menggeser pintu.

"Hn, sepertinya kau membuat gara-gara lagi, ya," Hibari sedang duduk di kursinya menulis sebuah dokumen.

"Kembalikan buku saku-ku," kamu mendekati mejanya, "dan komiknya. Aku tidak sengaja membawa itu ke sekolah."

"Alasan di tolak," kata Hibari singkat tanpa memalingkan pandangannya dari kertas, "lagipula jika ingin buku sakumu kembali, tulis 5 lembar permohonan maaf."

"Wha?! Aku hanya tidak sengaja membawa komik! Kenapa--"

"Ikut tawuran, terlambat sekolah di hari pertama, dan berani melawanku."

"Bukankah sudah kubilang tawuran itu--"

"Kalau tidak ingin buku sakumu kembali, pergilah dari sini," Hibari menatapmu tajam.

"Huh! Berikan kertas permohonan maafnya!" kamu menunjukkan telapak tanganmu.

"Hmph," Hibari pun memberikan beberapa lembar, "kerjakan disana, jangan berisik," dia menunjuk sofa dengan dagunya.

Kamu menuju sofa dan segera mengerjakan. Hanya terdengar suara pensil dan kertas yang bergesekkan, begitu sunyi.

Lalu...

"Selesai!" kamu meletakkan 5 lembar kertas itu diatas meja Hibari dengan keras.

Hibari memeriksanya satu-satu, lalu meletakkannya kembali. Setelah itu dia mengambil buku sakumu dari saku bajunya lalu memberikannya padamu.

"Te-ri-ma-ka-sih," katamu dengan angkuh lalu berjalan menuju pintu.

"Dengar ini, cewek kelinci," Hibari membuka mulutnya, "kau, orang yang pertama kali berani menentangku selain Gokudera Hayato. Terlebih lagi, kau seorang perempuan."

"Lalu kenapa?" tanyamu tanpa membalikkan badan.

"Kalau berani menentangku lagi, akan kucabik kau sampai mati," katanya tegas.

Bulu kudukmu berdiri mendengarnya dan langsung keluar dari ruangan.

Orang itu kedengaraannya tidak main-main!, pikirmu dengan keringat dingin. Kamu pun segera pulang ke rumah.

Sementara Hibari, melihatmu dari kejauhan lewat jendela.

"Mengganggu sekali, (s/n)(f/n)," gumam Hibari.

'Grek!' pintu terbuka.

"Kyō-san," Kusakabe masuk.

"Ada apa? Bukankah ini seharusnya jam pulang sekolah?" Hibari melihat ke arah Kusakabe.

"Kami baru saja selesai berpatroli untuk menyisir yang belum pulang selain kegiatan klub, dan kami menemukan sesuatu," ujar Kusakabe.

"Hm?"

"Dua ekor kelinci bertambah dan satu ekor mati."

"Apa maksudmu?"

"Bisa dibilang, seekor kelinci melahirkan dan mati. Seseorang menguburnya, ada kuburan kecil disamping kandang kelinci."

Cloudy Heart {Hibari x Reader}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang