Hibari terbangun dari tidurnya. Bukan dalam tubuh remajanya, tapi dalam tubuh kecilnya--seperti kemarin. Tempatnya terbangun tidak sama, bukan di rumahmu, melainkan di sebuah kamar rumah sakit.
"Kyōya, jangan tertidur disini," sesosok wanita berambut hitam yang dikuncir kesamping mengelus rambut Hibari.
"Ibu?" gumamnya.
"Ayo, kau harus sekolah. Jangan sampai terlambat," ujar ibunya.
"Aku bisa datang kapan saja," kata Hibari memalingkan wajah.
"Tidak boleh begitu, lagipula kalau kau ke sekolah lebih awal bisa dapat banyak teman," sang ibu mengelus punggung Hibari.
"Aku tidak butuh teman."
"Tidak, suatu hari nanti kau pasti akan membutuhkan seseorang. Entah itu untuk bersamamu, atau untuk menjagamu."
Hibari terdiam sebentar, "Orang-orang tidak ada yang mau mendekatiku."
"Eh? Kenapa?"
"Mereka bilang aku menyeramkan."
"Hmm..." ibu Hibari berpikir sebentar, lalu saat dia melihat keluar jendela ada seekor burung kenari berwarna kuning. Makhluk kecil itu mengunjungi sang ibu setiap hari.
"Oh, bagaimana kalau kau bermain dengannya?" Ibu Hibari menunjuk burung kenari itu.
"Burung kenari?" Hibari menengok dan mendekatinya.
"Setiap hari dia mengunjungi ibu dan bernyanyi, siapa tau kau bisa berteman dengannya dulu," ujar wanita itu.
"Namanya?"
"Ibu tidak pernah kepikiran sih... tapi karena sekarang dia menjadi milikmu, bagaimana kalau namanya 'Hibird'?"
"Aneh..."
"Yah, kalau begitu terserah Kyōya saja--"
"Tidak," potong Hibari sambil mengambil burung kecil itu lalu mengelus kepalanya dengan pipi, "aku suka namanya."
"Haha... bagus kalau begitu," wanita lembut itu menggenggam tangan Hibari perlahan. Hangat. Nyaman.
"Boleh kupanggil dia 'Hi-chan'?"
☆ ☆ ☆
'Tuk! Tuk!' sebuah ketukan kecil di jendela kamarmu terdengar di pagi hari.
Bukan kamu yang terbangun, tapi Hibari kecil yang membuka matanya perlahan. Setitik air jatuh dari sudut mata kanannya, dan dia mengusap perlahan.
"Kenapa..." bisik Hibari melihat tangannya yang kecil dengan air mata.
'Tuk! Tuk!' ketukan kecil terdengar lagi.
Dia melirik ke arah jendela.
"Hibari! Hibari!" itu adalah Hibird.
"Kau selalu tau aku dimana, ya," gumam Hibari yang ingin bangun. Sekarang dia sedang dalam sikap remajanya.
"Unh..." suara keluhan terdengar dari samping anak itu. Kamu masih tertidur duduk di lantai dengan kepala yang diatas kasur sambil memegangi tangan mungil Hibari.
Hibari memperhatikan tangannya yang digenggam lumayan erat. Tapi karena sekarang tangannya kecil, dia mudah melepaskan.
Dia memperhatikan tangannya sebentar, "Aneh."
"Dingin! Dingin!" Hibird menyaut lagi sambil mengepakkan sayapnya.
Hibari tersadar dari lamunannya dan segera membuka jendela agar Hibird bisa masuk. Setelah masuk, Hibird hinggap di kedua telapak tangan Hibari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cloudy Heart {Hibari x Reader}
FanfictionSeperti bangsawan penyendiri yang tak terikat oleh apapun. Seperti awan yang melayang dan tak dapat di tangkap. Hibari Kyōya, ketua komite kedisiplinan SMA Namimori sekaligus orang yang sudah menguasai hampir seluruh daerah Kota Namimori. Sementara...