Him, again {Chapter 05}

477 67 17
                                    

"Dia bertarung dengan ayahnya??" seruku kaget.

"Ya, beliau disana," Kusakabe menunjuk seorang lelaki yang di tengah taman.

Laki-laki itu berambut pirang platinum, mata biru es, dan wajahnya memang mirip Hibari--bukan, Hibari lah yang mirip dengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Laki-laki itu berambut pirang platinum, mata biru es, dan wajahnya memang mirip Hibari--bukan, Hibari lah yang mirip dengannya. Tatapannya dingin tapi lebih tenang. Dia memakai pakaian mantel hitam dan jas abu-abu dengan dasi hitam, layaknya anggota detektif.

"Itu... ayah Hibari? Pakaiannya seperti polisi tempo dulu?" tanyaku.

"Ya, Alaude-san. Dia bergabung dengan intelijen rahasia," ujar Kusakabe.

"Pantas saja dia menggenggam borgol--Tunggu, borgol?! Kenapa bertarung dengan borgol?!" seruku.

"Lihat saja ini," kata Kusakabe menunjuk.

Hibari dan ayahnya itu mulai bertarung lagi. Terlihat sangat menyeramkan. Meski ayahnya hanya memakai borgol, teknik beladirinya tidak kalah hebat dengan Hibari.

'Trang!' tonfa Hibari terlempar ke tanah. Bersamaan dengan terborgolnya tangan Hibari.

Cepat sekali... aku bahkan tidak menyadari ayahnya memasangkan borgol..., pikirku ngeri.

"Tsk," Hibari menggeram.

"Hmph, kau masih belum berubah," ujar ayahnya. Dia pun segera melepaskan borgol itu.

"Lain kali aku pasti akan mengalahkanmu," Hibari mengambil tonfanya.

"Kau selalu bilang begitu setelah kita selesai," ayahnya berbalik badan.

Hibari hanya mengerutkan alisnya dengan kesal.

"Tapi, Kusakabe-senpai. Kenapa mereka bertarung? Kau tidak melerai mereka tadi?" tanyaku penasaran.

"Ini adalah rutinitas mereka jika bertemu, bisa dibilang sudah seperti 'salam selamat datang'. Jadi kalau Alaude-san dan Kyō-san bertemu, mereka akan bertarung," jelas Kusakabe, "kalau kulerai, aku akan mati di tangan mereka..."

Keluarga macam apa ini?!, seruku heran. "Kau hebat bisa tahan dengan semua ini, Kusakabe-senpai..."

"Tikus, apa yang kau lakukan disini?" Hibari sudah ada didepanku.

"Dia mengantarkan tugas sekolah untukmu, Kyō-san," kata Kusakabe.

"Hmph! Berterima kasihlah padaku," ujarku pede.

Hibari menatapku sebentar, "Mengantar tugas adalah hal umum, untuk apa aku berterima kasih. Pergi sana," dia langsung pergi melewatimu.

"Wha?! Orang itu..." aku menggeram.

"Tenanglah, (s/n)-san. Kyō-san sudah terlalu terbiasa dengan hal ini," Kusakabe menangkanku.

"Maksudmu?" aku bingung.

"Setiap kali temannya datang untuk membawakan tugas, pasti ada saja kejadian yang membuat mereka tidak ingin kesini lagi. Tugas sekolah Kyō-san selalu diantarkan oleh orang yang berbeda," Kusakabe memasang wajah miris.

Cloudy Heart {Hibari x Reader}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang