Something {Chapter 16}

573 73 40
                                    

"Hibari apa?" kamu mendekatkan telinga agar lebih jelas mendengar bisikan Mukuro.

"Hibari Kyoya sejak dulu--"

'WUTT!' seketika sebuah tonfa melayang di antara kamu dan Mukuro. Untung saja kalian sempat menghindar.

"HIEE!!" tanpa sadar kamu berteriak seperti Tsuna. Sementara Mukuro menghindar sambil tersenyum cool dengan santai seakan-akan tau akan dilempar.

"Jangan dengarkan bisikan setan," geram Hibari.

"Aku hampir kena, dasar bodoh!" kamu berseru kaget, "jantungku berdegup kencang sekali saat ini...."

Tiba-tiba semua hening, Mukuro dan Hibari menatapmu dengan wajah datar.

"K-Kenapa kalian tiba-tiba diam?" kamu memperhatikan mereka bingung.

"Kufufu... ternyata pada akhirnya aku kalah telak? Kau sangat beruntung, Hibari Kyoya," Mukuro menutup wajahnya dengan satu tangan.

"Kau tidak ada apa-apanya dalam membuat jantung seseorang hampir copot," Hibari memalingkan wajahnya.

"Eh? Eh? Apa? Kenapa? Apa yang kalian bicarakan?" kamu celingukan bingung.

"Baiklah, sampai disini saja. Arrivederci*!" Mukuro pun menuju pintu dan pergi.

#Your P.O.V

Kini hanya tinggal aku dan Hibari. Hibari awalnya hanya menatapku, tapi tiba-tiba dia merebahkan dirinya. Aku pun menghampiri Hibari dan melihatnya sambil berjongkok.

"Kau tidak apa-apa, Hibari?" tanyaku.

"Kau pikir aku siapa?" ujar Hibari menutup matanya.

"H-Hei! Jangan pingsan disini! Aku tidak bisa mengangkatmu dari atap!" aku memukul-mukul pipi Hibari dan matanya terbuka tajam. 

"Jangan ganggu," Hibari menggeram dan tiba-tiba menarik pergelangan tanganku ke sisinya yang lain. Saking kuatnya dia menarik, kepalaku pun jatuh di dadanya. 

"Wh-Wha?! Hei, kau menarik terlalu kencang aku jadi jatuh!" bisa kurasakan wajahku memanas.

"Biar saja," katanya singkat.

Aku hanya mendengus kesal--mungkin. Karena kakiku pegal berlutut, dan genggaman Hibari tidak bisa kulepaskan, aku pun terpaksa tiduran menyamping. Aku memperhatikan wajah tidurnya, sama seperti waktu itu--seperti malaikat. Tidak kusangka orang berwajah tampan seperti dia juga punya dada yang nyaman seperti ini, rasanya mau tidur saja.

TIDAK! TIDAK! Aku harus pergi sekarang!, aku yang tadinya mau menutup mata langsung membukanya lebar-lebar.

"Hibari, sudah lepaskan," ujarku pelan. Tapi Hibari tidak menjawab. Aku mengangkat kepalaku sedikit untuk melihatnya, "dia tidur?"

"Hibari! Hibari!" Hibird tiba-tiba datang menghampiri dan mendarat di depanku.

"Sst.. jangan berisik, dia tidur," kataku pelan.

Hibird memiringkan kepalanya dan mendekat ke samping kepala Hibari. Dia ikut tidur.

"Hehehe... manis sekali..." bisikku.

"Kau," tiba-tiba Hibari berbicara membuatku kaget.

"K-Kau tidak tidur?" tanyaku gelagapan. Dia mendengarku berbicara dengan Hibird begitu, dong?! Malunya...

"Besok ikut aku," katanya.

"Eh? Besok hari sabtu, ya... tapi kemana?" aku bingung.

"Tunggu aku di Distrik Perbelanjaan Namimori jam 8," Hibari tidak menjawab pertanyaanku dan asal menentukan tempat.

Cloudy Heart {Hibari x Reader}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang