Mukuro duduk di kursi ketua OSISnya sambil memandang jendela. Dia kadang menggigiti kuku lalu mondar mandir didepan mejanya dan kembali lagi ke kursinya. Terus begitu berulang-ulang.
"Earrggh! Kenapa ini sangat menggangguku?!" Mukuro menggebrak mejanya kesal, "sudah berhari-hari sejak kejadian itu, tapi kenapa aku kepikiran terus??"
Ya, Mukuro masih mengingat kejadian saat kegiatan klub. Ketidaksengajaan yang membuat kamu dan Mukuro begitu dekat. Tidak disangka bahwa kesengajaannya itu malah menjadi "Senjata makan tuan"nya, dan mempengaruhi perasaan Mukuro.
"Kufufufu..." Mukuro tertawa dengan senyum frustasi, "aku tidak boleh terpengaruh oleh pikiran ini, atau rencanaku menguasai Namimori dan menaklukan Hibari akan sia-sia."
Esoknya...
"Umm... Mukuro, tolong minggir," katamu yang sedang membawa tumpukan buku. Mukuro menghalangi jalanmu terus-terusan.
"Butuh bantuan?" Mukuro tersenyum.
"Ini hanya 10 buku tulis, nanas," balasmu heran.
"Ukh... yah, setidaknya biarkan aku menemanimu?" Mukuro belum menyerah.
"Kau ini kenapa sih? Aku hanya mau ke ruang guru lalu kembali ke kelas, bukankah kau juga punya pekerjaan sebagai ketua OSIS?" kamu pun langsung menyenggol Mukuro dan terus berjalan.
"Ah, tung--"
'Grep!' seseorang menarik kerah belakang Mukuro saat dia mau mencoba mengejarmu.
"Mukuro-sama, meski tujuanmu adalah menguasai Namimori kau tetap harus menjalani kewajibanmu sebagai ketua OSIS," Chikusa membetulkan kacamatanya.
"Aku kan meminta kalian untuk membantuku," keluh Mukuro.
"Tapi kewajiban tetap kewajiban, jadi aku minta tolong agar anda kembali ke ruang OSIS," Chikusa menyeret Mukuro.
"T-Tunggu, itu--"
Pada akhirnya, Mukuro menyerah.
Sementara Hibari yang sedang memberi makan Hibird di ruangannya mendengar suara ribut itu.
"Dasar makhluk lemah," gumamnya kesal.
"Aku? Aku?" Hibird bernyanyi.
"Bukan kau, hanya sebuah nanas," Hibari mengelus kepala Hibird.
Karena ruang KomDis juga sedang sepinya, Hibari jadi kepikiran tentang semua hal aneh yang diucapkan orang-orang disekitarnya.
"Aku tau bahwa kelemahanmu adalah gadis itu."
"Kalau kau terus menentang perasaan itu, gadis itu akan direbut darimu juga.
"O-nn-a (gadis)?"
Aku tidak mengerti... semua kalimat itu berbeda namun mereka mencoba mengatakan sesuatu yang sama, pikir Hibari menopang pipinya, "Haruskah kutanya 'dia'?"
Kemudian...
"Yo, Kyōya. Jarang sekali kau mau bicara," Dino datang ke KomDis saat jam istirahat.
"Kalau kau berisik akan kulempar dari jendela," ketus Hibari duduk di sofa diikuti Dino.
"Baik, baik, jadi ada apa?" Dino bersandar di sofa.
Hibari diam berpikir sebentar, "Jika ada seseorang bilang kelemahanmu adalah seorang gadis, apa artinya?"
Dino tercengang sementara. Sebuah topik yang sama sekali tidak mungkin dibahas oleh 'Sang Hibari' kini terlontar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cloudy Heart {Hibari x Reader}
FanfictionSeperti bangsawan penyendiri yang tak terikat oleh apapun. Seperti awan yang melayang dan tak dapat di tangkap. Hibari Kyōya, ketua komite kedisiplinan SMA Namimori sekaligus orang yang sudah menguasai hampir seluruh daerah Kota Namimori. Sementara...