Mungkin jika pengantin pada umumnya akan pergi berlibur ke suatu tempat ketika setelah menikah, berbeda dengan Kai dan Krystal. Sudah tiga hari setelah pernikahan mereka di laksanakan, sampai saat ini mereka belum juga berlibur. Kai dan Krystal hanya diam di rumah, dan sibuk beradu mulut.
Pagi ini, Kai sudah bangun dan langsung membersihkan badannya, setelah itu, ia langsung pergi menuju dapur untuk membuat sarapan.
Mungkin kalian akan heran kenapa Kai yang membuat sarapannya, mengapa bukan Krystal? Yeah, karna Krystal tak mau membuat sarapan.
Karna di sini hanya ada penjaga rumah, Kai harus menyiapkan sarapan pagi, atau Kai akan membelinya, Krystal benar-benar tak mau melaksanakan kewajibannya selama ini.
Kai menyimpan dua cangkir kopi dan dua piring roti bakar di atas meja bar, lalu ia duduk di kursi dan mulai menikmati sarapan paginya itu.
Kai mengambil cangkir kopinya yang masih mengeluarkan asap, lalu meniupnya, dan mulai menyeruputnya pelan.
"Makanlah." Kai meletakkan kembali cangkirnya, dan melirik Krystal yang tengah menuangkan segelas air putih.
"Tidak. Aku akan pesan." Krystal menjawab dengan ketus seraya berlalu pergi sambil membawa segelas air putihnya.
Kai menghela nafasnya kasar, lalu segara mengejar Krystal menuju kamar.
"Kau lupa, kau tak punya uang Krystal." Kai mengambil ponsel Krystal dari tangannya, lalu melemparkannya sembarang ke atas kasur.
Krystal kesal, benar-benar kesal, suasana hatinya menjadi tidak baik sepagi ini. Ia sudah seperti di kurung di rumah ini selama tiga hari, dan Kai tak memberikan kebebasan apapun, Krystal hanya ingin bersenang-senang, dan menghubungi Seulgi, ia merindukan Seulgi.
Krystal membuang nafas kasar, lalu menatap Kai dengan kesal. "Bisakah kau tak menggangguku sehari ini saja? Aku sudah seperti anjing yang di kurung selama tiga hari ini, kau selalu melarang apa yang aku lakukan, aku benar-benar lelah! Biarkan aku bersenang-senang untuk kali ini!" Krystal marah.
Kai terdiam, ia menyisir rambutnya kebelakang dengan tangannya, lalu menatap Krystal dengan seringaian yang tercetak di wajahnya. "Kau mau bersenang-senang?" Tanya Kai. Kai mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Krystal, lalu mencium bibir Krystal, tangannya memeluk erat pinggang ramping Krystal, dan membuat Krystal sulit berkutik.
Jika sudah seperti ini, Krystal hanya bisa pasrah. Ia benar-benar membenci dirinya sendiri, karna selalu terhanyut dengan ciuman Kai. Krystal membencinya, seharusnya ia bisa menolak Kai bagaimanapun caranya.
Dering ponsel Kai, membuat Kai mau tak mau harus melepas ciumannya, dan harus segera mengangkat teleponnya.
Krystal bernafas lega, dan buru-buru pergi ke kamar mandi untuk menghindari Kai.
"Hallo, ada apa?"
"Kau punya janji dengan rekan bisnis dari Amerika tuan. Appa mu, dan Appa mertua mu sedang pergi keluar negeri, mereka tak bisa menemui."
"Aku hampir saja lupa. Dimana aku akan bertemu dengannya? Dan jam berapa?"
"Mereka ingin bertemu di kantor, jam sembilan. Dan kau harus segera kemari saat ini tuan, karna berkas untuk rapat harus kau periksa."
"Aku akan segera ke kantor. Dan tolong urus semuanya."
"Baik tuan. Maaf mengganggu waktu liburmu."
"Tidak masalah."
Kai langsung menyimpan ponselnya, dan bersiap-siap, setelah itu langsung pergi.
***
Seulgi memasuki kediaman Kai dan Krystal. Seulgi benar-benar sangat senang saat Krystal menghubunginya dan memberikan alamat barunya agar Seulgi bisa datang menemuinya. Seulgi benar-benar sangat merindukan Krystal.
Seulgi benar-benar sudah merasa gila akhir-akhir ini karna tak bertemu dengan Krystal, dan sangat sulit untuk menghubungi Krystal. Di tambah lagi, Chanyeol akhir-akhir ini selalu menguntitnya dan membuatnya risih.
"Krystal, aku benar-benar merindukanmu." Seulgi langsung memeluk Krystal yang menyambutnya di ruang tamu.
Krystal tersenyum senang, tangannya balas memeluk Seulgi erat. "Oh sayangku, rasanya sudah lama tak bertemu denganmu." Krystal lepas pelukannya, lalu mencium pipi Seulgi.
Seulgi terkekeh, ia begitu merindukan Krystal, ia benar-benar merindukan saat-saat seperti ini, berdua bersama, dan menghabiskan banyak waktu, dan banyak uang.
Seulgi lalu kembali memeluk Krystal dengan erat, dan Krystal langsung membalasnya. "Aku rasa aku tak mau melepaskan pelukan ini." Seulgi menjauhkan tubuhnya dari tubuh Krystal, tapi tangannya masih memegang sikut Krystal, dan matanya menatap Krystal.
"Kau tak mau melepasnya, tapi apa ini Seulgi, kau melepas pelukannya." Krystal memanyunkan bibirnya sebal.
Seulgi memandangnya dengan gemas, lalu dengan cepat kilat mengecup bibir Krystal, dan kembali memeluk Krystal.
"Kau selalu melakukan hal tak terduga," kata Krystal.
"Itulah aku sayang." Seulgi tersenyum bangga.
Setelah melepas rindu dengan saling berpelukan erat, lalu mereka langsung pergi menuju kamar untuk berbincang dan menyusun renca agar mereka bisa pergi, dan lolos dari keadaan yang membuat keduanya merasa tersiksa, dan terpisahkan.
"Jadi Seul, kau sudah punya rencana?" Tanya Krystal menatap Seulgi.
Seulgi menggigit bibir bawahnya, ia balas menatap Krystal. "Belum sayang, aku masih bingung cara apa yang paling tepat. Tapi kau tenang saja, aku akan segera membuatnya dan kita akan segera pergi, dan tentu saja hidup dengan penuh kebahagiaan." Seulgi menggenggam tangan Krystal, lalu di kecupnya tangan Krystal dengan lembut.
Krystal tersenyum, ia benar-benar selalu merasa nyaman dan senang bersama Seulgi. Krystal percaya kepada Seulgi, bahwa mereka akan segera pergi, dan Seulgi akan membuat hidupnya lebih bahagia lagi.
"Bagaimana jika kabur sekarang Seulgi?" Tanya Krystal, wajahnya terlihat sangat antusias. "Tak ada siapapun di sini, dan kita bisa langsung pergi." Tambahnya.
Seulgi tersenyum geli, Krystal selalu mengambil keputusan tanpa berpikir, tapi menurutnya itu sangat lucu saat melihat wajah antusias Krystal yang terlihat begitu polos dan menggemaskan. "Kau harus berpikir dulu sayang." Seulgi mengacak rambut Krystal gemas.
"Aku sudah berpikir Seul." Krystal merengek seperti anak kecil yang meminta es krim.
Seulgi kembali terkekeh. "Kita bisa saja kabur, tapi bagaimana dengan tiket pesawat? Kau harus berpikir lagi lebih panjang. Bersabarlah Krystal, sebentar lagi, dan aku akan membuat rencana agar kita bisa segera pergi."
Krystal tersenyum, merasa sangat puas dengan jawaban Seulgi. Krystal lalu memeluk Seulgi. "Aku benar-benar menyayangimu Seulgi sayang."
Seulgi balas memeluk Krystal. "Aku juga sangat menyayangimu Krystal sayang."
Continue

KAMU SEDANG MEMBACA
HATE
Фанфикsebuah luka yang dalam, yang menimbulkan luka yang lebih mendalam. By arcadian_kaistal (T)