Krystal membuka matanya, ia menyingkirkan tangan Kai yang melilit di pinggangnya, lalu segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Tiga puluh menit kemudian, Krystal keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang sudah rapi. Krystal melirik Kai sekilas yang sudah terbangun sebelum berjalan menuju meja rias untuk menyisir rambutnya.
Krystal menatap Kai dari kaca, lagi dan lagi, Krystal seperti merasakan sesuatu saat melihat Kai. Krystal benar-benar tak bisa terus seperti ini, jika Krystal terus membiarkannya, perasaannya kepada Kai akan kembali hadir, Krystal benar-benar tak mau itu terjadi.
Krystal memejamkan matanya sejenak, tetapi ketika kembali membuka matanya, sebuah lengan kekar sudah melingkar sempurna di pinggangnya. Krystal kembali memejamkan matanya, hatinya terasa ngilu dan bergemuruh.
"Selamat pagi." Kai berucap tepat di telinga Krystal, membuat Krystal seketika merinding karna merasakan sensasi yang begitu berbeda.
Krystal memejamkan matanya, kenapa semua sentuhan dan bisikan yang Kai berikan selalu menjadi candu untuknya?
"Aku mohon lepas Kai." Krystal meminta dengan suara lemah, rasanya terlalu tak sanggup untuk kembali marah kepada Kai setelah kejadian semalam, Krystal benar-benar merasakan kerapuhan yang ada pada diri Kai, walau rasa rapuh dan rasa sakit Kai, belum sebanding dengan apa yang ia rasakan karna Kai. "Aku mohon Kai." Krystal kembali meminta.
Kai tak menanggapi, ia semakin melingkarkan tangannya di pinggang ramping Krystal.
"Jangan membuatku marah sepagi ini Kai, tolong lepas...,"
"Biarkan seperti ini sebentar aku mohon." Sekarang giliran Kai yang meminta.
Krystal terdiam, ia memejamkan matanya sejenak saat Kai menyimpan dagunya di bahunya.
"Tentang semalam, aku benar-benar ingin kepastian darimu sayang, apakah kau mau membariku kesempatan lagi?" Tanya Kai.
"Aku sudah bilang tak tahu."
Kai membuang nafas pelan. "Andai waktu bisa di ulang, aku tak akan pernah menyakitimu, aku tak akan mencampakkanmu, aku akan selalu bersamamu, sehingga kau tak perlu membenciku seperti ini," kata Kai.
"Tapi, andai waktu bisa di ulang, aku tak akan pernah mau mengenalmu, mencintaimu, dan di sakiti oleh mu," balas Krystal.
Kai langsung melepas pelukannya, walau pun Krystal berkata bukan dengan nada marah, itu cukup menusuk hati Kai. "Maaf."
Krystal membalikan tubuhnya menatap Kai, senyum kecut terpampang jelas di bibir indah Krystal. "Kata maaf tak akan merubah semuanya, kata maaf tak akan bisa memutar waktu. Semua sudah terjadi, dan rasa sakit itu sudah aku rasakan selama ini," jawab Krystal.
Kai terdiam.
"Jadi aku mohon kepadamu Kai. Tolong, jangan ganggu aku, biarkan aku sendiri untuk saat ini, agar aku bisa menemukan alasan untuk memaafkan semua kesalahanmu." Krystal berlalu meninggalkan Kai yang mematung.
***
"Jadi Chanyeol, kau sudah mendapatkan hati Seulgi?" Tanya Sehun.
Chanyeol terdiam, ia meneguk gelas berisi wine, lalu kembali menyimpannya di atas meja. "Belum, tapi tinggal sedikit lagi."
Sehun terkekeh, ia dapat melihat jelas bahwa bukan Seulgi lah yang jatuh keperangkap Chanyeol, tapi malah Chanyeol yang jatuh kepada perangkapnya sendiri. Ya tapi bagi Sehun wajar, namanya perasaan siapa yang tahu.
"Masih mau berjuang? Atau kau mau menyerah sampai disini?" Tanya Sehun.
Chanyeol tak langsung menjawab, ia menghisap rokoknya terlebih dahulu, lalu mengelurkan asapnya dari mulut. "Untuk apa menyerah? Aku sudah sejauh ini kan? Dan lihat saja satu bulan lagi, Seulgi sudah pasti jatuh kepadaku," jawab Chanyeol.
Sehun tersenyum, ya, Chanyeol memang cukup percaya diri, dan pastinya Sehun pun percaya kepada perkataan Chanyeol. Dan ayolah, kita lihat beberapa minggu lagi, Sehun yakin Seulgi akan tunduk. Sehun tahu Seulgi seperti apa, ia mantan kekasih Seulgi, Sehun bahkan mendekati Seulgi saat itu hanya beberapa minggu, dan berhasil.
"Aku rasa aku harus menemui Seulgi." Chanyeol mematikan rokoknya, lalu membuangnya di asbak, dan segera memakai jasnya. "Kai akan kemari, tunggu saja. Sampai jumpa." Chanyeol langsung pergi dari ruangan Sehun.
***
Krystal tak tahu kenapa, ia benar-benar menjadi murung akhir-akhir ini, dan dalam jangka waktu satu minggu ini, tak ada yang lagi ia pikirkan selain Kai. Kejadian seminggu yang lalu bersama Kai, benar-benar mempengaruhi pikiran Krystal.
Dalam hati kecil Krystal, ia mau memaafkannya, tetapi, jika Krystal kembali terbayang ketika Kai menyakitinya, Krystal menjadi tak mau memaafkan Kai. Krystal merasa bimbang dengan semua ini, Krystal benar-benar bingung harus melakukannya.
Krystal menungkan air kedalam gelas, ia lalu langsung meminum airnya sampai habis. Sudah satu minggu ini ia tak pergi kemanapun. Krystal pun sudah satu minggu tak menemui Seulgi, karna dalam rencana mereka, mereka tidak boleh terlalu sering bertemu, takut nantinya jika ketika Krystal kabur, dan Seulgi pun kabur, semua akan curiga. Dan jadilah mereka hanya berhubungan melalui ponsel, dan Krystal pun lebih memilih bertemu Seulgi jika Seulgi yang memintanya.
Krystal menolehkan kepalanya saat mendengar suara kulkas di buka. Kai sudah pulang, padahal ini baru jam tiga sore, dan Kai biasanya pulang malam, bahkan larut malam.
"Tidak ada apapun di kulkas," kata Kai.
Krystal hanya diam, tak mau membalikan tubuhnya untuk menatap Kai. Tapi di detik berikutnya, Krystal sudah merasa sebuah tangan memegang pergelangan tangannya. Krystal lalu menatap Kai, dengan tatapn penuh tanda tanya. "Apa?" Tanya Krystal sinis.
"Bersiaplah, kita harus belanja," kai berkata.
Krystal mendelik malas, untuk apa Kai mengajaknya, bukankah ia bisa pergi sendiri tanapa harus bersama dirinya.
"Pergilah sendiri." Krystal melepaskan tangannya dari genggaman Kai.
"Tidak, kau harus ikut sayang," kata Kai dengan nada tegas.
Krystal mengela nafas panjang, lalu melipat tangannya di dada. "Kau bisa pergi sendiri tanpa harus bersamaku, kau sudah besar." Krystal tetap menolak.
"Kau lebih tahu apa yang di butuhkan," kata Kai.
"Aku bahkan tak tahu bumbu-bumbu dapur." Krystal berbohong. Yeah, walau Krystal sukanya adalah menghamburkan uang, dan bersenang-senang, tapi jangan ragukan kemampuan masak Krystal, Krystal benar-benar jago dalam hal memasak, tapi hanya saja Krystal tak pernah menunjukkannya.
Continue

KAMU SEDANG MEMBACA
HATE
Fanficsebuah luka yang dalam, yang menimbulkan luka yang lebih mendalam. By arcadian_kaistal (T)