Bangun pagi dengan Kai yang berada di sampingnya benar-benar Krystal benci, apalagi tangan Kai yang melilit sempurna di pinggang rampinganya. Krystal menyingkirkan tangan Kai kasar, lalu menyingkirkan selimutnya, berniat bangun, tapi Kai malah menariknya.
Kai membuka matanya, yang pertama ia lihat adalah wajah cantik Krystal. Kai tersenyum, lalu mengecup bibir Krystal sekilas. "Morning kiss." Kai menyengir.
Krystal langsung bangkit dari tubuh Kai, dan menatap Kai dengan tajam. "Sial! Kau benar-benar berengsek!" Krystal mengumpat kesal seraya pergi menuju kamar mandi. Krystal sangat ingin marah, tapi ia tak mau merusak moodnya di pagi hari, lagi pula meski marah, apakah waktu akan terulang sebelum Kai menciumnya?
Kai masih mengembangkan senyumannya, saat ponselnya berdering. Lalu Kai segera mengangkat panggilannya.
"Rumah sudah siap tuan."
"Ya, aku akan pindah nanti siang. Apakah semuanya sesuai keinginanku?"
"Tentu saja tuan. Tak ada kendala satu pun, kau hanya tinggal menempati rumahnya."
"Oh baiklah terimakasih."
Kai menutup panggilannya, lalu melemparkan ponselnya di sampingnya, lalu bangkit dari tidurnya. Kai berjalan menuju kamar mandi, dan diam di depan pintu kamar mandi, karna di dalam sana masih ada Krystal.
Kai melipat tangannya di dada, berpikir tentang statusnya yang saat ini sudah menjadi seorang suami, kadang membuat Kai geli sendiri. Dan di sisi lain pun Kai tak pernah menyangka akan menikah secepat ini, dengan Krystal.
Dua puluh lima menit berlalu, pintu kamar mandi pun terbuka menampakkan sosok Krystal dengan jubah mandinya, dan handuk di kepalanya sehingga membuat rambutnya tak terlihat.
Kai dapat mencium wangi vanilla yang menyeruak masuk ke dalam hidungnya.
"Kau mengintipku?" Krystal menatap Kai tajam.
Kai menyeringai, istrinya tampak sangat sexy, apalagi sekarang leher putihnya, dan dadanya terlihat, membuat Kai ingin mengecupnya dan menandainya.
Tanpa peringatan, Kai langsung membawa Krystal masuk kedalam kamar mandi, dan mengunci tubuh Krystal antara dirinya dan tembok.
"Kau sudah gil...,"
Belum sempat Krystal menyelesaikan kalimatnya, Kai lebih dulu membungkam bibir Krystal dengan bibirnya.
Krystal kaget bukan main, ia berusaha mendorong tubuh Kai, tetapi Kai memegang kedua tangannya, dan merapatkan tubuhnya dengan tubuh Krystal, sehingga membuat Krystal sulit berkutik sedikitpun.
Merasa Krystal telah hanyut pada ciumannya, Kai langsung mengalungkan kedua lengan Krystal ke lehernya, dan Kai melepas ciumannya sebentar, lalu mencium Krystal dengan ganas. Sebelah tangan Kai memeluk pinggang Krystal, dan sebelahnya lagi memegang leher Krystal untuk memperdalam ciumannya.
Krystal merasa sesuatu yang keras milik Kai menonjol di sana, Krystal benar-benar bisa merasakannya karna tubuhnya menempel sempurna dengan tubuh Kai.
Krystal merasa ciuman Kai mulai menjalar menuju tengkuk lehernya, Krystal memejamkan matanya, ia tak bisa menolak sentuhan Kai.
Tapi karna merasa ini adalah kesalahan, dengan spontan Krystal mendorong tubuh Kai dengan keras, sehingga membuat Kai terhuyung ke belakang. Lalu pergi meninggalkan Kai.
***
Sore hari ini Krystal dan Kai sudah pindah di rumah baru, Krystal sejak tadi pagi hingga sekarang ini masih saja diam tak mau berbicara dengan Kai.
Kejadian tadi pagi benar-benar membuat Krystal serbasalah dan bingung akan dirinya. Krystal membenci Kai, tapi kenapa ia tak bisa menolak setiap sentuhan yang Kai berikan. Krystal benar-benar sudah merasa gila.
Krystal membuka pintu kamar utama di lantai atas, di sana terdapat dua kamar, dan Krystal memilih kamar utama yang suasananya sangat nyaman.
"Kau mau apa kemari?" Krystal bertanya ketika Kai ikut masuk kedalam kamar utama bersamanya.
"Ini kamarku juga." Kai menjawab dengan entengnya seraya duduk di sofa yang tersedia di kamar, lalu menyalakan tv.
Krystal membuang nafas gusar, lalu kembali keluar untuk memilih kamar yang lain. Krystal membuka pintu kamar ke dua, isinya kosong, tidak ada kasur, lemari, dan semacamnya.
Krystal lalu memutuskan untuk melihat kamar tamu di bawah, Krystal lebih dulu melihat kamar tamu yang pertama, sama, tak ada apapun seperti kamar yang di atas. Krystal melihat kamar tamu yang kedua, Krystal benar-benar berharap kamar tamu yang ini tidak sama dengan kamar yang lain, karna hanya ini harapannya. Dan ketika membuka pintu, hasilnya nihil, semua sama saja, kecuali kamar utama.
"Berengsek!" Krystal mengumpat, ia sudah menyangka jika ini adalah rencana Kai, Kai yang telah mengatur semuanya.
Krystal langsung berjalan ke lantai dua untuk pergi ke kamar utama. Ketika membuka pintu, Kai sedang bersantai menonton tv.
"Sudah melihat-lihat kamarnya sayang?" Kai bertanya dengan entengnya, tanpa menatap Krystal.
Krystal berjalan menghampiri Kai, lalu berdiri di hadapan Kai dengan rasa kesal. Sudah cukup dengan semua ini, Krystal benar-benar tak tahu lagi apa yang Kai inginkan darinya
"Apa yang kau inginkan sebenarnya?" Krystal bertanya dengan tajam.
Kai mematikan tv, lalu bangkit dari duduknya, menasukan kedua tangannya kedalam saku celananya, dan menatap Krystal.
"Apa yang aku inginkan?" Kai menangkat kedua alisnya menatap Krystal yang menatapnya tajam. "Kau pikirkan Krystal, untuk apa kita menikah jika kita tidak tidur dalam ranjang yang sama?" Tanya Kai.
Krystal mengepalkan tangannya, ia sangat amat ingin menghahar Kai, dan membuat hancur wajah Kai. "Aku selama ini tak pernah menginginkan menikah denganmu bajingan! Tapi kau yang memaksaku, kau makin mempersulit hidupku!" Krystal marah.
Kai tertawa pelan seraya memalingkan wajahnya ke arah lain, lalu kembali menatap Krystal. "Ituhanyalah sebuah masalah kecil sayang. Kau tahu, kau hebat, seharusnya kau bisa menolak semua ini. Tapi, nyatanya kau tak bisa sayang, dan itu tandanya kau juga masih menginginkanku." Kai berbisik di telinga Krystal.
"Aku tak akan pernah mau tidur bersamamu, aku akan membeli kasur," kata Krystal.
Kai tertawa pelan mendengar ucapan Krystal yang terdengar lucu di telinganya. "Kau tak akan bisa mendapatkannya sayang, semua kartumu sudah di blokir oleh appa atas permintaanku."
Krystal berusaha setenang mungkin, ia perlu ingat karna dirinya juga mempunyai pekerjaan dan bisa mendapatkan uang, dan jangan lupakan ia memiliki Ibu dan Ayah yang sangat kaya, hanya sebuah kasur itu hanya hal kecil. "Aku punya gaji, dan aku akan meminta kepada eomma, atau appa."
Kai kembali tertawa pelan seraya mendudukan kembali dirinya di sofa. "Kau tak tahu, perusahaan Jung, dan Kim sudah bersatu. Dan satu lagi, kau tak bisa bekerja karna aku melarangmu bekerja, dan kau hanya akan mendapatkan uang jika aku memberikannya."
Kali ini emosi Krystal sudah benar-benar naik, darahnya mendidih panas, Kai benar-benar berengsek, Kai membuat dirinya mau tak mau harus selalu bergantung kepadanya.
"Terserah Kai terserah! Aku akan tidur di bawah!" Krystal marah.
"Aku punya cukup bayak tikus untuk menaruhnya di lantai," kata Kai menatap Krystal.
Oh Tuhan! Krystal benar-benar sudah bingung harus melakukan apa selain pasrah.
Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
HATE
Fiksi Penggemarsebuah luka yang dalam, yang menimbulkan luka yang lebih mendalam. By arcadian_kaistal (T)