Pagi ini, adalah sarapan pagi yang cukup canggung bagi Kai dan Krystal setelah kejadian semalam. Tak ada pertengkaran dan adu mulut antara Kai dan Krystal, yang jelas semua tak seperti biasanya.
Kai sibuk memakan makanannya, sesekali ia melirik istrinya yang hanya mengaduk-ngaduk makanannya dengan sumpitnya. Kai benar-benar benci situasinya dan Krystal seperti ini, Kai lebih baik bertengkar dengan Krystal, karna setidaknya, Krystal mau berbicara kepadanya.
"Aku tak menghabiskan uangku untuk membuang-buang makanan," Kai menyahut seraya meneguk segelas air putihnya.
Krystal berhenti mengaduk-aduk makanannya, ia lalu menatap Kai dengan tatapan sinis.
"Jangan melihatku seperti itu, atau kau akan tau akibatnya." Kai mengancam balas menatap Krystal dengan tatapan tajamnya.
Krystal mendelik, lalu kembali mengaduk-aduk makanannya tanpa mau memakannya sama sekali, karna selera makannya telah hilang sejak tadi malam. Krystal terus memikirkan kejadian tadi malam antara dirinya dan Kai, dan ucapan Kai ketika tadi malam terus terngiang di kepalanya, membuat hatiya semakin bergemuruh ketika mengingatnya.
Krystal segera bangkit dari duduknya saat melihat Kai memakai jasnya, dan bersiap untuk pergi ke kantor. "Setidaknya beri aku uang," Krystal berucap dengan ketus.
Kai menatap Krystal dengan alis berkerut, Kai kira Krystal tadi ikut berdiri karna ia akan mengantarnya ke depan rumah seperti istri-istri pada umumnya, padahal kenyataannya tidak.
"Untuk apa? Persediaan makanan masih banyak," jawab Kai cuek.
Krystal membuang nafasnya kasar, baginya, Kai benar-benar tidak punya hati, pasalnya mana ada seorang suami tidak menfkahi istrinya, itu benar-benar keterlaluan. Ok, Krystal sudah menganggap Kai suami, tidak masalah selagi Krystal bisa mendapatkan uang dari Kai.
"Kau tahu kan, kau wajib menafkahi istrimu, jadi berikan aku uang Kai," Krystal berucap dengan penuh penekanan.
Kai terdiam, jika di pikirkan lagi, Kai merasa kasihan kepada Krystal yang tak memiliki sepeserpun uang. Kai lalu mengambil dompetnya dari saku celananya, dan membukanya, lalu memberikan satu kartu kredit kepada Krystal.
"Jangan coba-coba membeli kasur, karna aku yakini, kau tak akan mendapatkannya, meskipun kau membayar dengan harga tinggi." Kai mengancam seraya memasukan kembali dompetnya ke saku celanya, lalu pergi meninggalkan Krystal.
***
Seulgi membuka matanya, dan yang pertama kali ia lihat adalah wajah tidur Chanyeol. Seulgi tak tahu kenapa bisa berakhir tidur dengan Chanyeol di atas sofa, dan tubuhnya dengan tubuh Chanyeol saling menempel. Seulgi merasa pelukan Chanyeol di pinggangnya semakin erat, dan membuat tubuh mereka semakin menempel.
Seulgi tertegun saat melihat wajah tidur Chanyeol yang begitu dekat, jantungnya berdebar, sangat cepat, tapi ada apa dengannya? Ini benar-benar tidak seperti bisanya, Seulgi bahkan tak pernah merasakan getaran ini jika berdekatan dengan Krystal, tapi dengan Chanyeol rasanya begitu berbeda, ada sesuatu yang membuat Seulgi senang, namun di sisi lain Seulgi selalu menepisnya, karna baginya hanya Krystal yang ada di hatinya.
Seulgi langsung melirik ke arah lain saat melihat mata Chanyeol terbuka, dan seketika Seulgi langsung merasa sebuah benda kenyal dan basah menempel dengan kilat di bibirnya.
"Selamat pagi Seulgi." Chanyeol tersenyum manis.
Seulgi masih terdiam, jantungnya bahkan terus berdebar semakin cepat, membuat Seulgi begitu sulit untuk mengaturnya. Ini benar-benar salah bagi Seulgi, ia harus segara keluar dari situasi ini, sebelum ia jatuh kepada Chanyeol.

KAMU SEDANG MEMBACA
HATE
Hayran Kurgusebuah luka yang dalam, yang menimbulkan luka yang lebih mendalam. By arcadian_kaistal (T)