26 - Happy After Ending

10.7K 1.1K 73
                                    


"Ali, aku mau, tapi ada satu syarat," jawab Prilly dan menyembunyikan senyumannya.

Ali berdiri tegak dan menatap Prilly dalam. Apapun akan ia lakukan demi Prilly menerimanya. Apapun itu.

"Gendong aku sampe apartemen ya?" ucap Prilly polos. Ali menatapnya sulit diartikan. Jadi itu syaratnya? Gampang sekali, semua orang bisa melakukannya apalagi dengan tubuh Prilly yang tak mencapai 40 kilogram itu. Tetapi Ali berani bertaruh, bahwa syarat itu hanya diberikan padanya seorang.

Ali membalikkan badannya dan membungkuk di depan Prilly "Mari naik Nona,"

Prilly tersenyum malu dan sejurus setelahnya tubuhnya sudah berada pada punggung Ali dan dibawanya tak menggapai tanah.

"Ali mau kemana? Apartemen aku di sana!" Teriak Prilly menunjuk arah apartemen nya yang benar. Yang benar saja, masa iya Ali-nya menculik Prilly di negri orang.

"Mau ngajak keliling sebentar dulu sambil gendong kamu," Jawabnya lembut di hadiahi senyuman malu di wajah Prilly. Ia jadi teringat masa-masa SMA dulu. Waktu Ali menggendongnya dan membawanya berkeliling di lapangan. Prilly juga mengingat kalimat yang membuat hatinya sungguh dibuat tak karuan oleh Ali, saat itu.

"Ali aku siapanya kamu?" pancing Prilly. Dalam hati ia bersumpah, pasti Ali tak mengingatnya.

"Kamu? Masa depan aku yang bentar lagi kucapai."

***

"HELAU BABY PRILLEY, CIAAAA DUA MINGGU LAGI NIKAH, HMM," Teriak Tamara heboh. Prilly menggelengkan kepalanya heran dan tersenyum. Meski bertambah umur, dirinya masih saja terlihat awet muda seperti sebelumnya. Dan juga, masih terlihat modis dan kekinian.

"Maday, liat Ali gak?" Tanya Prilly menyapukan pandangannya. Mencari sosok yang sebulan yang lalu rela melamarnya, menggendongnya keliling menara Eiffel, dan rela merengek meminta Prilly ke Indonesia bersamanya. Menurut Prilly wajahnya saat itu sungguh-sungguh menggemaskan.

Seminggu yang lalu bertemu dengan Tamara tak disia-siakan nya untuk menghabiskan waktu bersama. Mereka sudah terlihat akrab seperti biasanya bahkan lebih. Panggilan nya kini malah telah berubah.

Prilly sangat ingat kata-kata yang Tamara lontarkan seminggu yang lalu "Sekarang 'kan mau jadi menantu beneran nih, manggilnya jangan Tanca lagi, jangan Mama ugha, udah mainstream soalnya. Ay mau yang antimaenstream aja. Panggil Maday aja ya,"

Kala itu Prilly menautkan alisnya bingung "Maday apaan Tanca?"

Tamara melotot, tak mau dipanggil Tanca lagi "MAMA BADAY."

"Hai sayang," tetapi suara itu berhasil membuyarkan pikiran Prilly. Ali memeluknya dari belakang dan mengecupi pipi dan rambutnya berulang-ulang.

"DUA MINGGU LAGI YU BERDUA SAH. KENAPA SIH? GAK TAHAN BANGET KAYANYA." Ketus Tamara dan beranjak meninggalkan Ali dan Prilly yang malah tersenyum gemas melihat kelakuan mamanya yang seperti ABG itu.

"Nanti Mama aku ajak piknik Prill,"

"DURHAKA LO JADI ANAK!" Teriak Tamara samar dari arah dapur.

Ali dan Prilly berpandangan dan setelahnya mereka tertawa bersamaan.

***

"Ternyata dulu kamu emang tau kalau Maday emang masuk SMU Nusa?" Tanya Prilly heboh.

Ali mengangguk. "Iya, waktu itu aku liat Mama nyermin pake rambut ombre nya yang kaya pelangi itu, terus dia dandan kek anak 17 tahunan gitu, eh pas aku sembunyi dia malah udah keluar rumah pake seragam SMU Nusa. Astagfirullah, Mama siapa sih?"

[My] Perfect King (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang