Epilog

9.3K 980 79
                                    

"Sayang, ini siapa sih nelfon nomer kamu mulu dari tadi,"

Prilly menoleh dari arah dalam dapur. Ia sedikit mengelapkan noda di tangannya dan segera membuka celemek bermotif doraemon miliknya untuk menghampiri suaminya.

"Siapa?"

"Gak ada namanya," balasnya tanpa mengalihkan pandangan dari benda pipih di tangannya.

"Coba telfon balik deh,"

"Private nomer nya sayaang,"

Prilly terdiam sejenak. Pasti ada yang tidak beres. Prilly yakin akan hal itu. Ini tak biasa terjadi padanya sebelumnya.

"Sayang, kalau yang nelfon itu mantan aku gimana?" Tanya Prilly langsung kepada intinya. Ia berharap Ali akan marah akan hal ini.

Ali terkekeh sejenak "Mana ada. Gak mungkin. Ngaco kamu." Kekehnya dan mulai bangkit dari sofa. Prilly menatap tubuh Ali yang akan menjauh.

"Kamu gak cemburu?" celetuk Prilly membuat langkah Ali terhenti.

Hening sejenak.

"Enggak."

Prilly menghela nafas. Bukan karena senang ataupun lega. Justru yang dirasakannya saat ini adalah sebaliknya. Ia cemas, kecewa juga. Seharusnya Ali-nya sensitive akan hal ini. Cemburu artinya sayang bukan? Takut kehilangan dan seseorang yang mengalami masa itu, sudah pasti mencintainya.

Prilly menggeleng. Sekarang yang ditakutkannya bukan seseorang penelfon asing itu. Tetapi yang ditakutkannya adalah perasaan Ali padanya benar-benar berubah. Kenapa Prilly sangat sensitive dengan hal sepele seperti ini?

***

Prilly berjalan pelan ke arah kamar mereka berdua.

"Li?"

"Hmm?"

"Belom tidur?"

Prilly merutuki dirinya sendiri. Mengapa ia jadi secanggung ini?

Ali terkekeh "Belom, ini lagi beresin berkas. Sini." Ali menginterupsi dengan menepuk kedua pahanya. Prilly tersenyum kikuk dan mulai berjalan ke arah Ali. Tanpa basa basi, tubuhnya reflek berada dipangkuan Ali. Tangannya mengalung indah di tengkuk sang suami. Wajah mereka tak begitu jelas dengan terpaan sinar lampu tidur yang redup.

"Kenapa? Kok malah ditekuk gini mukanya?"

"Kamu bener-bener gak cemburu ya?"

Ali mengerutkan kedua alisnya "Kenapa harus cemburu sama hal yang gak pasti coba? Cemburu itu sama yang pasti aja."

"Cemburu sama yang pasti gimana? Emang kamu pernah?"

Ali terkekeh lagi "Pernah. Sering malah."

Prilly semakin menggebu. "Masaa? Kapan sih?"

"Aku cemburunya sama angin. Mereka setiap waktu sukanya godain cewek aku mulu sih. Terus sama baju juga, masa mereka enak-enakan genit sama tubuh cewek aku? Sama daleman juga, mereka lebih parah,"

"Ih Aliiii, serius deh,"

"Ini serius sayaang,"

"Cemburu sama manusia pernah?"

"Kenapa sih?"

Prilly semakin menekuk mukanya. "Ali kamu beneran gak cemburu sama orang di telfon tadi?"

"Enggak,"

"Tuhkan, kamu gak sayang lagi sama aku. Hiks. Aku mau tidur aja."

Prilly mulai bangkit dari pangkuan Ali dan beranjak naik keatas ranjang. Dengan reflek posisi tubuhnya membelakangi Ali.

[My] Perfect King (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang