"Duuuh, Priloooong!!!" Suara itu semakin mendekat.
Tak.
Tak.
Tak.
Prilly dengan cepat membalikkan tubuh Ali. Menghindari tatapannya yang bisa melihat Tamara Langsung.
"Kenapa sih 'sayang?"
"Aku kangen banget sama kamuuuu!!!" Prilly segera memeluk erat Ali.
Prilly mendongkakan kepalanya. Melihat ke arah Tamara yang tak di ketahui Ali. Prilly memeluk Ali lagi dengan tangannya yang bergelayut bebas di tengkuk Ali. Dia mengisyaratkan agar Tamara cepat pergi dari tempat itu.
"Jalan yuk sayang," Sekarang tangan Prilly menangkup kedua pipi Ali.
Terlihat seperti wanita agresif memang, tapi apa boleh buat.
Prilly berdecak dalam hati karena Tamara hanya memandang Ali dan Prilly dengan kaku. Beku seperti es, berdiam seperti patung.
Prilly melingkarkan kembali tangannya di tengkuk Ali dan berjalan mundur dengan tangan yang masih bebas memeluk tengkuk Ali, menghindari tatapannya yang akan menatap Tamara langsung untuk meninggalkan ruangan itu.
"Huh," Prilly menghela nafasnya lega dan melepaskan tangannya yang berada di tengkuk Ali setelah keduanya telah berhasil keluar dari ruangan itu.
"Ayo berangkat!" Ali dengan tangkas mengamit tangan Prilly sebelum Prilly menahannya.
Prilly menggeleng "Gak jadi deh kayanya."
Jleb.
Ali menarik tubuh Prilly merapat ke tubuhnya. Merasa aman karena di lorong belakang itu jarang di huni atau dilewati siswa ataupun guru, Ali dan Prilly tak sadar bahwa ada seseorang yang menatap keduanya tajam.
Orang itu mendekat ke arah mereka "King Ali Moza," gumam orang itu dihadapan Ali dan Prilly.
Ali reflek melepaskan pelukannya "Ti--Tiara?"
***
"Heuh kesel gue!" Prilly menghempaskan dirinya di kursi miliknya dan segera menangkupkan wajahnya di balik lipatan tangannya.
Tamara menoleh dan menyimpan make up yang dari tadi bertengger di tangannya "Heh, Lo kenapa?"
Reflek, Prilly menegakkan tubuhnya dengan bola matanya yang membulat lucu "Tanca ngapain pake Lo-Gue?" tanyanya heran.
Tamara memutar bola matanya kesal "Serah gue dong! Sekarang kan a-- eh gue lagi jadi Cherry anak SMA."
Prilly menggelengkan kepalanya heran. Bisa-bisanya Ali mempunyai ibu seperti dirinya. "Yu kagak suka? Serah ay dong!"
Prilly merenggut "Itu maen yu-ay lagi Tancaa,"
"Heuuuh lupa guee!" umpatnya sembari menepuk-nepuk bibir nya pelan.
Prilly bangkit dari duduknya sebelum Tamara menahan tangannya. Tamara mendongkak "Mo kemana?"
Prilly tersenyum dalam hati. Dan segera memutar bola matanya pura-pura kesal "Teresah gue dong!"
Tamara melotot "Durhaka lo!"
Mati-matian Prilly menahan tawanya. "Apasi, orang gue lagi ngomong sama Cherry. Bhay!"
Tamara mematung beku. "Bener ugha yak,"
"Prilly tungguin a-- guee!!!"
***
Tamara menolehkan kepalanya ke arah samping kanan "Tadi yu kenapa?"
"Gak papa."
"Gara-gara ay ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[My] Perfect King (COMPLETED)
FanficCERITA DI PRIVATE. Pesan singkat itu. Pesan yang membuat dadanya remuk. Pesan yang membuat kupu-kupu terbang dari dasar perutnya. "Aku suka suara kamu," [+] Highest Rank #43 in Fanfiction. (28-01-17)