chapter 14

5.6K 270 8
                                    

Sasuke pov

Setelah mendengar perkataan dokter tadi entah mengapa hatiku bisa setakut ini,  takut akan kehilangannya. Sekarang aku tahu bahwa aku sangat mencintainya, aku tertarik padanya kehidupannya apa yang dia lakukan mengapa ia selalu sendiri tidakkah ia merasa kesepian aku tahu dia sangat membutuhkan seseorang. Aku tahu itu dari pandangnnya.

yang hanya bisa aku lakukan hanya duduk menunggu kapan ia akan bangun membuka matanya dan menampakkan bola matanya yang membuat hatiku merasa adem.

"Heii.. Kapan kau akan bangun.? Kau tidak capek tidur.? "

Aku terus berbicara  walaupun aku tahu bahwa ia tidak akan menjawab pertanyaanku. Aku menggenggam kedua tangannya memberikan semangat agar ia dapat melewati semuanya.

"Heii.. Ibu akan menjaganya sebaiknya kau istirahat terlebih dahulu"

Aku hanya menggelengkan kepalaku saat mendengar perkataan ibu sakura. Aku tahu bahwa sekarang Ia menatapku kemudian mengusap kepalaku. Tak terasa air mataku menetes saat merasakan usapan ibu sakura aku sangat takut sakura tidak akan bangun lagi. sakura bagaikan semangat hidupku dia memang dingin cuek dan kasar tapi aku tahu bahwa ia sangat baik dan rapuh dia hanya ingin menutupi semua rasa kesepiannya. Ibu sakura yang melihatku langsung memelukku dan berkata semua akan baik-baik saja. Sakura anak yang kuat.
Setelah merasa tenang ibu sakura perlahan melepaskan pelukannya dan tersenyum padaku kemudian ia menatap sakura mengusap kepalanya dan sekarang yang ia lakukan mendekatkan kepalanya dan membisikkan sesuatu entah apa itu.  Setelah itu ia kembali mengangkat kepalanya dan menangis.

"Oohhh.. Anakku yang Malang ."

Setelah mengatakan hal itu ibu sakura kemudian berjalan keluar hingga tak terlihat oleh kedua mataku.

Aku kembali menatap sakura yang masih terbaring lemah bersama alat-alat rumah sakit disekitarnya.

"Kau tau ada banyak orang diluar yang menunggumu, kau tidak ingin bangun.?  Ibumu juga datang menjengukmu kau tahu bagaimana keadaanya sekarang? Dia sangat kacau. Masih banyak yang menunggumu jadi bangunlah aku ingin melihat kedua bola matamu yang Indah itu. Kumohon.... Bangunlah. "

Ucapku sambil menggenggam erat tangannya.

End sasuke pov
.
.
.
.
Sasori pov

"Kau baik-baik saja.? "

"Aku baik-baik saja sungguh. "

Ucapku pada ibuku yang terlewat khawatir akan keadaanku. Sungguh jika aku ingin jujur aku bukannya memikirkan keadaanku aku malah memikirkan sakura bagaimana keadaannya apa dia baik-baik saja. Aku ingin melihatnya. Menatap kedua bola matanya melihat sikapnya yang dingin dan cuek ia yang dapat membuatku tersenyum. Sungguh aku ingin melihatnya.

"Sasori untuk sementara ibu mohon kau jangan kemana-mana.  Perhatikanlah dirimu sendiri. Ibu mohon untuk satu kali ini aaja dengarkan ibu. Yaah"

Aku kembali menatap ibuku saat ia membuyarkan lamunanku akibat perkataannya tadi. Aku kemudian tersenyum terbaikku padanya. Agar dapat mengurangi kekhawatirannya lagi.

"Baiklah ibu,  ibu tenang saja. "

Setelah mendengar perkataanku ibuku kemudian tersenyum kepadaku kemudian mengusap kepalaku dan berbalik berjalan keluar ruangan tempatku dirawat.

Setelah tak melihat ibuku lagi aku kemudian mengambil handpone yang terletak dimeja kemudian membuka galeri dan melihat foto sakura yang kuambil secara diam-diam aku menggeser semua foto yang kuambil namun berhenti saat melihat foto sakura yang tengah tersenyum pada orang yang susah tua didepannya sedang memberikan sakura sebuah bunga ditangannya ia terlihat sangat cantik. Aku tersenyum kemudian menjadikannya wallpaper hp ku. Setelah itu aku kembali melihat fotonya yang sedang tersenyum itu.

Saat kulihat dia aku kembali mengingat saat dimana aku datang kerumahnya saat itu aku sangat kacau saat mengetahui penyakitku aku seakan tak bersemangat untuk hidup lagi karena aku tahu bahwa aku juga akan mati. Namun saat kuingat dia aku memiliki tujuan untuk hidup aku ingin hidup bersamanya membangun keluarga yang bahagia bersamanya menjadikannya tempatku untuk kembali.

Sekarang yang kulakukan hanya memikirkannya hingga diriku terlelap dan masuk kedalam mimpiku.

End sasori pov
.
.
.
.
Shikamaru pov

Aku berjalan keluar rumah sakit aku tak ingin mendengar lebih banyak kata dokter aku takut jika ia akan berbicara yang tak ingin aku dengar.

Aku terus berjalan entah kemana aku akan pergi, sekarang hatiku terasa terbawa oleh sakura pergi jauh bersamanya. Aku terhenti saat melihat perempuan yang membuat sakura kecelakaan.  Saat aki melihatnya aku mengingat kembali dengan jelas kejadiannya, kejadian dimana sakura tertabrak bagaimana ia yang berusaha bebas dari dorongan perempuan itu tampa menyakitinya,  bagaimana ia terdorong dan suara mobil yang membuat telingaku sakit. Sekarang aku mengepalkan kuat kedua tanganku sekarang aku sangat emosi melihatnya seakan ingin membunuhnya.

Aku dengan cepat menghampirinya yang sedang tertawa bersama temanya seakan tidak terjadi apa-apa. Saat mengetahui ada seseorang yang berjalan kearahnya ia menolehkan kepalanya dan menatapku dengan heran. Dengan cepat aku mencekik lehernya menabrakkan punggungnya pada tembok. Ia berusaha melepaskan kedua tanganku. Baru aku melepaskannya saat kembali ke alam sadarku akibat mendengar teriakan temannya yang berusaha menolongnya. Ia mengambil nafas dalam-dalam akibat cekikanku tadi kemudian menatapku dengan tajam.

"Apa yang kau lakukan kau ingin membunuhku..HAAA.. "

"Yaa aku ingin membunuhmu tapi karena aku masih waras aku tidak akan membunuhmu. Tidak seperti kau yang telah membuat nyawa seseorang dalam bahaya. "

Sekarang kulihat wajahnya memucat setelah aku berkata seperti itu.

"APA MAKSUDMU.. Kau mencoba menuduhku. Sebaiknya kita pergi mungkin ia sudah tidak waras lagi "

Katanya sambil menarik temannya untuk pergi namu terhenti saat aku kembai berkata.

"Aku tahu semuanya aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Kau tahu kau hampir membunuh seseorang sekarang ia sedang koma dirumah sakit. "

"DIA MEMANG PANTAS UNTUK MATI"

"Kau yang lebih pantas mati. Aku akan melaporkan perbuatanmu. Sehingga membuatmu dapat memikirkan apa yang telah kau perbuat. Dan mendapatkan hukuman yang setimpal"

"Kau tidak boleh melakukan itu.  Aku mohon jangan lakukan itu. "

Aku tak menghiraukannya aku menyentakkan tangannya dengan kasar dan berjalan menjauh darinya masih dapat kudengar jelas teriakan-teriakannya namun aku tak menghiraukannya aku hanya terus berjalan menjauh darinya.

End shikamaru pov

.
.
.
.

Bersambung....
😃😄💖
Tunggu terus lanjutannya...
😀😊😉

my Cherry blossom (Complete) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang