Purnama Merindu Part 6#

582 30 0
                                    

"Eh lo diem! gak usah ikut campur, Ify ayo pulang!" bentak Rio menarik paksa Ify ke dalam mobilnya.
Ify pun terpaksa pulang bersama Rio, meninggalkan Alvin seorang diri.
-
Di perjalanan,
"Ada hubungan apa kamu sama lelaki kurang ajar itu?" ucap Rio masih emosi.
Ify menatap lekat wajah lelaki yang kini tengah fokus menyetir.
"Dia partner kerja aku Yo," jelas Ify.
"Partner? Partner apa ketemuan malem-malem di tempat yang romantis? kamu selingkuhkan?."
"Jadi kamu gak percaya sama aku?"
"Aku bukannya gak percaya sama kamu Fy, aku sayang sama kamu, aku gak mau kehilangan kamu."
"Aku juga sayang sama kamu, aku juga gak mau kehilangan kamu Yo, 4 tahun bukan waktu yang sebentar buat aku setia sama kamu Yo,"
Rio terdiam mendengar penuturan Ify, sungguh bodoh sekali ia membentak bahkan menuduh Ify yang bukan-bukan.
"Maafin aku ya," ucap Rio.
Gadis itu hanya mengangguk, "aku harap kamu juga setia sama aku Yo, agar penantianku selama ini tidak sia-sia."
"Ya tuhan, sampai kapan aku menyembunyikan semua ini dari Ify, aku tak kuasa melawan kehendak orangtuaku," batin Rio.
"Rio? Kamu baik-baik aja kan?"
"I'm fine," balas Rio mengelus pundak kepala Ify.
-
Sesampainya di depan rumah Ify.
"Sekali lagi maafin aku ya," ucap Rio.
"Iya, maafin aku juga, karna gak bilang sama kamu sebelumnya," ucap Ify seraya turun dari mobil Rio.
"Yaudah, aku balik dulu ya, kamu langsung istirahat aja," ucap Rio.
Ify mengangguk.
"Hati-hati," ucapnya seraya melambaikan tangannya saat mobil Rio melaju.
-
"Kok cepet banget pulangnya?, Alvin mana?" tanya Ny.Wilyana yang kini tengah menonton tv.
"Ify pulangnya gak sama Alvin ma, tapi sama Rio."
"Sama Rio, kok bisa?"
"Kebetulan ada Rio juga di sana,"
"Apa kalian ada masalah?"
Gadis itu hanya menggeleng, "gak kok ma, Ify ke kamar dulu ya," pamit Ify berlalu meninggalkan ibunya.
-
Sesampainya di kamar, Ify langsung merogoh ponsel di saku celananya.
Ia nampak sibuk mencari kontak seseorang.
*Alvin*
Ify pun mengetik beberapa kata.
To : Alvin
"Vin, maafin soal kejadian tadi ya, Gue bener-bener gak enak sama lo."
Usai mengirim pesan tersebut ify langsung melepar ponselnya ke ranjang.
Tak lama kemudian ponselnya bergetar.
Ia langsung meraih kembali ponsel.
*1 message*
Ify langsung membuka pesan tersebut.
From : Alvin
"Gak usah minta maaf, lo gak salah, gue gak papa kok, itu tadi cowok lo ya?"
Ify langsung membalas pesan Alvin.
To : Alvin
"Iya, dia Rio cowok gue, maafin dia juga ya."
From : Alvin
"Iya."
Pesan pun berakhir, Ify meletakan kembali ponselnya di meja samping ranjang.
-
2 hari kemudian, tepatnya di mana hari itu adalah jadwal pemotretan Shilla, klien dari Alvin sang fotografer.
Kini Ify tengah sibuk menyiapkan beberapa kostum untuk di gunakan Shilla pada hari ini.
"Yakin lo bisa sendiri?" ucap Sivia saat Ify sudah selesai memasukan semua kostum ke dalam mobilnya.
"Iya, gue pergi dulu ya," pamit Ify.
"Ok, hati-hati" ucap Sivia kembali masuk ke dalam butik.
-
Lokasi pemotretan#
"Fy, lo cuma sendiri?" tanya Agni asisten Alvin.
"Iya," balas Ify seraya membawa beberapa kostum yang sudah di pesan sebelumnya.
"Siapa yank?" ucap seorang lelaki tampan berkulit putih yang kini menghampiri Agni
"Oh iya aku lupa, kenalin dia Ify partner kerjanya Kak Alvin. Fy, kenalin ini Cakka cowok gue," ucap Agni.
"Cakka."
"Ify."
"Agni?" panggil lelaki oriental tersebut.
"Iya Vin. Gue tinggal bentar ya," ucap Agni.
Ify dan Cakka hanya mengangguk.
Gadis berdagu lancip itu memokuskan pandangannya pada sosok Alvin yang tengah asik bergelut dengan kameranya dan Shilla sebagai objek utama dengan menggunakan kostum rangkaian Ify bersama Sivia.
"Lo suka sama Alvin?" pertanyaan itu sontak membuat ify sedikit kaget, ia menoleh ke arah Cakka yang kini tengah duduk di sampingnya.
"Gak lah,"
"Terus kenapa liatnya gitu banget?"
"Ya gak papa,"
"Owh," ucap Cakka kembali fokus pada ponselnya.
Sedangkan Ify kembali fokus pada sosok lelaki yang sedari tadi ia pandangi.
Selama pemotretan Alvin terlihat begitu cuek kepada Ify, tidak seperti sebelumnya.
"Kenapa hari ini lo beda banget Vin? Apa lo masih marah?" batin Ify.
Gadis itu kembali hanyut dalam lamunannya hingga getar ponsel menyadarkannya.
Drrt...drrtt...drrtt.
*Rio Call*
"Gue angkat telpon bentar ya," ucap Ify pada Cakka.
"Ok," balas Cakka tanpa menoleh ke arah Ify.
-
Ify : Hallo sayang, ada apa?
Rio : kamu di mana?
Ify : aku lagi di lokasi pemotretannya Shilla, kenapa?
Rio : oh, gak papa, cuma mau ingetin nanti jangan lupa makan siang ya.
Ify : Iya.
Rio : yaudah kalo gitu, bye.
Ify : bye.
Ify pun kembali ke tempat semula, di sana sudah ada Shilla dan juga Agni, tapi Alvin? Ke mana lelaki itu?.
"Udah selesai?" Tanya Ify pada Shilla.
"Iya, thanks ya kostumnya pas banget di gue,"
"Iya, loh Alvin mana?"
"Dia tadi pulang duluan, katanya ada urusan gitu,"
"Owh,"
"Emmh gue duluan ya," pamit Shilla.
"Buru-buru amat," ucap Agni yang baru saja selesai membereskan perlengkapan milik Alvin.
"Gue ada janji sama Nugrah mo pesen undangan,"
"Owh, ok, jangan lupa undangannya ya," ucap Agni.
"Gue juga," ucap Cakka.
"Pasti dong, tapi kalian juga harus dateng ya. Lo juga Fy, awas kalo sampe gak dateng!" ucap Shilla.
"Iya, gue dateng kok."
"Yaudah kalo gitu, gue duluan ya, bye."
"Bye" ucap Agni, Cakka dan juga Ify.
-
Malam hari,
Kini Ify tengah berada di balkon kamarnya, menatap indahnya langit malam di temani bulan bertabur bintang.
Entah kenapa kini bukanlah Rio yang ada dalam pikirannya, melainkan Alvin, partner kerjanya.
"Kenapa tadi lo gak ada sedikitpun nyapa gue Vin? Gak biasanya lo kayak gini, apa lo masih marah soal malam itu?" batin Ify.
"Fy? Itu ada Alvin di luar, temuin gih," ucap Ny.Wilyana dari depan pintu kamar Ify.
Ify pun berlalu membuka pintu kamarnya.
"Alvin, ngapain dia ke rumah?" tanya Ify.
"Mana mama tau Fy, yaudah kamu temuin gih, kasian Alvin udah nunggu dari tadi,"
"Iya ma," ify pun menuruni anak tangga.
-
"Alvin? Ngapain lo berdiri di luar? Ayo masuk," ucap Ify yang kini berada di depan pintu rumahnya.
"Gak usah Fy, di sini aja."
"Yaudah kalo gitu, lo mau minum apa biar gue bikinin."
"Gak usah repot-repot, gue ke sini gak lama kok, gue cuma mau bilang sesuatu sama lo."
"Apa?"
"Maaf."
"Maaf? Maaf untuk apa?"
"Maaf karna tadi siang gue nyuekin lo, gue gak ada maksud buat itu, gue cuma gak mau ganggu hubungan lo sama Rio,"
"Lo gak harus kayak gini juga Vin, toh gue sama Rio baik-baik aja kok, dia udah gak marah lagi sama gue,"
"Oh, syukurlah, emmh masalah kerjasama kita selanjutnya di pending dulu aja, karna Shilla juga udah ambil cuti."
"Owh ok."
"yaudah itu aja sih yang mau gue sampein, gue balik dulu ya,
"Buru-buru banget,"
"Gue ada urusan, gue balik ya,"
"Yaudah hati-hati."
-
Semenjak kejadian malam itu, Ify bahkan tak pernah lagi mendengar kabar Alvin, kemana Alvin?
Entah mengapa gadis itu merasa kesepian semenjak terakhir ia bertemu dengan lelaki itu.
"Kamu ke mana Vin? Kenapa gak ada kabar sama sekali?" batin Ify seraya melamun di depan mesin jahitnya.
"Fy? Lo baik-baik aja kan?" ucap Sivia berhasil membuyarkan lamunan Ify.
"Hah, iya kenapa Vi?"
Sivia menghembuskan nafas beratnya.
"Gue liatin dari tadi lo ngelamun terus, lo mikirin apa sih? Rio?"
Ify menggeleng.
"Terus?"
Ify menoleh ke arah Sivia, "Alvin, udah hampir sebulan dia gak ada kabar Vi,"
"Hellow Ify? Lo serius mikirin Alvin? Lo emang ada hubungan apa sama dia?"
"Cuma sebatas partner kerja, tapi entah kenapa gue ngerasa nyaman aja sama dia, cuma dia yang bisa ngehibur gue, di saat gue lagi sedih atau ada masalah sama Rio, dia yang selalu kasih support sama gue,"
"Jangan bilang kalo lo suka sama Alvin."
"Enggak kok, gue cuma anggap dia sebagai temen, gak lebih."
"Hemm ok lah kalo gitu, lo juga harus inget, kalo lo masih punya Rio,"
"Iya. Oh iya, gaunnya Shilla udah selesai kan?"
"Udah, udah di ambil 5 hari yang lalu"
"Oh ya, kok gue gak tau?"
"Lo kan waktu itu gak ke butik, oh iya, ini udangan buat lo," ucap Sivia seraya menyerahkan sebuah undangan pernikahan.
Ify mengambil undangan tersebut.
*Ashilla & Nugrah*
Ify membuka undangan itu, betapa kagetnya ia ketika melihat nama dari calon mempelai laki-laki yang tercantum di dalam surat undangan tersebut.
Di dalam undangan itu memang tidak ada foto prewed seperti udangan pernikahan pada umumnya.
"Mario Anargya Nugraha? Gak ini..ini gak mungkin," undangan tersebut jatuh ke lantai.
"Fy, ayolah jangan negatif tinking dulu, nama kan bisa aja sama, lagian itu Nugrah, bukan Rio," ucap Sivia meyakinkan Ify.
Ify menatap lekat pegawai sekaligus sahabatnya itu, "gak mungkin Vi, itu jelas-jelas nama lengkap Rio," airmatanya tak dapat ia bendung lagi.
Sivia langsung memeluk Ify, "Lo tenang dulu Fy, Shilla gak mungkin nikah sama Rio, Rio juga gak mungkin khianatin lo apa lagi sama pelanggan lo sendiri," ucap Sivia berusaha menenangkan Ify, walau sebenarnya ia pun merasakan hal yang sama dengan apa yang di pikirkan oleh Ify.
Nama yang sama persis, apa mungkin itu hanya kebetulan saja?...
-
-
-
Bersambung...!!
-
Mohon kritik dan sarannya ya guys...!!!

Purnama MerinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang