Purnama Merindu Part 13#

477 25 0
                                    

"Ok, kita liat-liat dulu ya!" ucap Agni dan juga Cakka.

Tak lama kemudian ponsel Ify pun berdering.
"Gue angkat telpon bentar ya, nanti kalau ada apa-apa kalian panggil Sivia aja!" ucap Ify seraya berlalu menuju ruang kerjanya.
-
*telpon rumah*
Ify : hallo?
Bi Rahmi : Hallo non, Nyonya..nyonya non.
Ify : mama kenapa Bi?
Bi Rahmi : Nyonya masuk rumah sakit.
Ify : apa!
Ponsel Ify jatuh begitu saja di lantai, ia langsung mengambil tas dan mengambil ponselnya yang terjatuh di lantai, gadis itu keluar dengan buru-buru.

"Via, Agni, Cakka, gue duluan ya!" ucap Ify langsung pergi keluar tanpa sempat Via bertanya penyebabnya.
-
-
Di perjalanan#
"Apa yang terjadi sama mama?" gumam Ify, ia nampak cemas, khawatir akan keadaan mamanya.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 15 menit, kini sampailah Ify di rumah sakit.
-
"Permisi suster, Atas nama Ny.Wilyana di rawat di ruangan mana ya?" tanya Ify saat bertemu dengan salah satu suster.

"Oh, Ny.Wilyana ada di ruang melati, mbak lurus aja nanti belok kanan pintu kedua," ucap Suster tersebut.

"Terima kasih suster!" Ify pun langsung berlari menuju ruang rawat ibunya.

Ruang rawat Ny.Wilyana#
Ify terdiam melihat keadaan Ibunya yang kini tengah terbaring lemah di ranjang.

"Mama kenapa ma?" gumam Ify seraya menggenggam erat tangan Ibunya.

"Ify? Gimana keadaan mama kamu?" Rio baru saja datang setelah di hubungi Ify sebelumnya.

Ify pun berlalu memeluk Rio, "aku gak tau Yo, aku takut kehilangan mama," gadis itu menangis di pelukan Rio.

"Sssttt kamu jangan bicara seperti itu, ibu kamu akan baik-baik saja," ucap Rio menenangkan Ify.

Tak lama kemudian seorang dokter pun menghampiri Rio dan Ify.

"Maaf, bisa berbicara dengan keluarga pasien?" ucap Dokter Dea, dokter yang menangani Ny.Wilyana.

"Iya dok, saya anaknya!" ucap Ify menghapus airmatanya.

"Mari ikut saya!" ucap Dokter muda tersebut berlalu keluar dari ruang rawat Ny.Wilyana.

"Aku titip mama aku ya!" ucap Ify seraya keluar mengikuti dokter Dea.

Rio hanya mengangguk seraya duduk di bangku samping ranjang Ny.Wilyana.

Rio memandang sayu wajah wanita parubaya yang kini tengah terbaring lemah tak berdaya.

"Maafin Rio ya tante, dulu Rio udah nyakitin putri tante, dan membuat tante kecewa sama Rio. Rio berjanji akan menebus semua kesakitan itu dengan kembali mencintai putri tante seperti pertama Rio bertemu dengan Ify," gumam Rio.

"Tante Wilyana pasti senang mendengar ucapanmu itu," ucap seorang lelaki sipit yang baru saja datang, ya dia Alvin.

"Eh Vin, akhirnya lo dateng juga," ucap Rio.
Rio memang sengaja menghubungi Alvin karna Ny.Wilyana sangat dekat dengan Alvin.

"Iya, Ify mana?"

"Dia lagi di ruang dokter!"

"Owh."

Tak lama kemudian Ify pun kembali ke ruang rawat ibunya.
Gadis itu langsung memeluk ibunya dan menangis.

"Mama? Kenapa mama sembunyiin semua ini dari Ify ma?" gumam Ify dengan isaknya.

"Ify kamu kenapa sayang?" Rio langsung mendekati Ify sementara Alvin hanya diam di tempat, lagi-lagi ia harus menyaksikan adegan kemesraan antara Ify dan juga Rio.

Ify langsung memeluk Rio.
"Mama Yo, mama kena gagal ginjal."

"Kamu yang sabar ya sayang, aku yakin mama kamu pasti kuat lewati semua ini, mama kamu pasti sembuh," ucap Rio seraya memeluk erat tubuh Ify.

Purnama MerinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang