Chap 7

8.6K 881 71
                                    

"Kaguya, anak kita kelak akan memberikan kebahagiaan bagi seluruh dunia."

"Dengan kekuatan anda yang ada padanya, anak kita akan menuntun seluruh mahluk dunia ini kepada kebahagiaan."

"Dimanapun dia berada, siapapun yang dia pihak, siapapun yang memihaknya akan selalu dipenuhi kebahagiaan."

"Anak kami tercinta. Kingitsune"


Kingitsune (Rubah Emas) ††† By : Ayuni Yuukinojo ††† Naruto © Masashi Kishimoto ††† Pair : ?/Naruto Warning : Typo, OOC, EYD berantakan, menjurus Shonen-ai,


Hutan ini sebenarnya takasing bagi Naruto. Ia selama ini selalu mencari sumber makanan dari tempat ini,mulai dari buah-buahan, hewan buruan bahkan hingga serangga yang hidup disipuntak jarang dia konsumsi. Jadi jika diminta mencari makanan untuk timnya inibukanlah hal yang sulit. Bahkan belum sepuluh menit berlalu Naruto telahmendapatkan dua ekor burung merpati dan satu kelinci untuk dikonsimsi.

Saat ini ia tengahberjalan menuju arah sungai, hendak memotong dan mencuci buruannya, jadi nantiia dan timnya hanya tinggal memasaknya saja. Namun perjalanan Naruto yangtenang diselingi dengan siulan itu harus terintrupsi oleh tekanan cakra kuatyang ada tak jauh dari jaraknya berada. Ia merasa asing dengan cakra ini, bukandari Tim Konoha tapi juga bukan dari manusia normalnya. Cakra ini hampir miripdengan cakra Menma ketika dikendalikan Kurama.

Dengan bergegas Narutoberlari, mengikuti insting sensornya yang telah bangkit dan ia latih sejakperjalanannya ke desa Nami. Ketika telah sampai ditempat sumber cakra itu iamelihat Tim 10 Konoha tengah berhadapan dengan Tim Suna terutama si pemudabersurai merah itu. Disekeliling pemuda itu berceceran darah lengkap dengan bauamisnya. Saat pemuda bertato 'Ai' itu mengarahkan pasirnya pada Shikamarudengan cepat Naruto menghalanginya dengan pedang miliknya, suara loncengmengalihkan perhatian semua orang yang ada disana.

"Naruto!?" pemuda Nara itu menghela nafas lega saat tahu bahwa yang datang adalah kawannya.

"Shika sebaiknya kau dan timmu segera pergi. Mereka- bukan, dia bukan lawan yang bsia kau dan timmu hadapi." Ujar Naruto dengan mata memandang Gaara siaga, pedang di tangnnya telah tercabut dari sarungnya.

"Bagaimana denganmu?" kali ini anak dengan kelebihan berat badan itu yang bicara, ia tengah menahan tubuh Ino yang tengah tak sadarkan diri.

"Jangan meremehkanku Chouji. Monster sepertiku takkan muda dibunuh olehnya." Senyuman lima jari andalan Naruto membuat Shikamaru mengkerutkan alis. Ia tak suka senyum itu, senyuman itu tak sampai pada mata sahabatnya.

"Baiklah. Kami akanpergi. Kumohon tetaplah bertahan hidup sampai kami kembali bersama bantuan."Usai mengucapkan itu Shikamaru dengan segera memngambil alih Ino dan berlalupergi diikuti dengan Chouji yang menunjukkan ekspresi bersalah.

.

"Ada yang mencoba jadi pahlawan disini." Suara dari satu-satunya wanita yang tersisa disana mengembalikan perhatian Naruto.

"Dan dia akan segera mati ditangan kita. Hahahaha."pemuda lain dengan coretan diwajahnya itu berusaha memprovokasi.

"Tutup mulut kalian. Tak ada yang boleh membunuhnya selain aku!" kali ini si pemuda bersurai merah yang bersuara, pasir disekitarnya semakin bergerak aktif. "Kali ini 'ibu' pasti akan senang."

"GRRRRRR~ SEDIKIT SAJA KAU BERANI MENYENTUH JENCHURIKIKU AKAN KU BUNUH KAU BERSERTA JENCHURIKIMU SHUKAKU!" geraman dan suara berat tiba-tiba saja muncul didekat Naruto. Disana telah berdiri rubah raksasa setinggi Naruto dengan bulu oranye dan sembilan ekornya yang bergerak liar waspada. "Kurama-nii?"

KinGitsuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang