FAITH|5

5.2K 185 1
                                    

‍‍Makasih vote & commentnya guys, jangan lelah untuk menghargai karyaku karena ku tak lelah memanjakan imajinasimu dengan jariku :) :)

-FAITH-
5
.
.
.

‍‍‍Tidak ada yang tau apa yang tengah dipikirkan pemuda itu, cukup lama tubuh hampir telanjang itu berdiri menjulang didepan almari kayu yang tingginya hampir menyamainya.

Pemuda itu diam berdiri mengamati almari dengan hanya handuk yang melilit bagian privasinya, dia tak beniat menggeser posisi se-sentipun walau hanya untuk merenggangkan persendian.

Hingga akhirnya pemuda bermata kelinci itu bergerak, lengannya terulur menggapai gagang pintu almari kemudian menariknya, dan terlihatlah tumpukan baju yang tersusun rapi setelah sebelumnya hancur porak-poranda akibat ulah si pemilik.

Ya, tumpukan baju-baju itu, dia yang melipatnya. Membutuhkan waktu hampir satu jam untuk melipat puluhan potong kain itu.

Jika kalian pikir Xiao Zhan itu orang baik, mungkin kata itu kurang benar. Xiao Zhan hanya seorang pemuda pecinta kebersihan, kebersihan nomer satu baginya, tidak bisa diganggu gugat.

Karena itu dia menghabiskan waktu hampir sehari penuh untuk membersihkan kandang sapi ini. Mulai dari mencuci tumpukan piring, menyapu, melipat baju, menjemur pakaian yang baru dicucinya, dan masih banyak lagi. Xiao Zhan heran, tempat ini berpenghuni tapi keadaannya lebih mengerikan dapi pada gudang dirumahnya.

Jemari panjang itu menyapu satu persatu tumpukan baju disana, salah satu sudut bibirnya tertarik ketika matanya tanpa sengaja menangkap apa yang ia cari dari sekian potong pakaian disana.

Jemarinya berhenti, mengelus kain itu sebentar kemudian menariknya cepat tanpa merusak tumpukan lainnya. Dilihatnya sweater hitam ditangannya, kelinci itu tersenyum manis akhirnya dari sekian baju disana ada salah satu yang muat untuk dia pakai.

Ya walaupun panjangnya hanya mencapai pinggang, tidak masalah dari pada dia harus bertahan dari dinginnya udara dengan tubuh toples seperti ini.

Tanpa pikir panjang Xiao Zhan segera mengenakan sweater itu, dia menghampiri kaca besar disudut ruangan, melihat pantulan dirinya sendiri.

Namun ada yang aneh dengan penampilannya, dahinya mengerut begitu menyadari handuk putih masih melingkar dipinggangnya. Xiao Zhan menghela frustasi, dia hampir lupa jika dia masih belum mengenakan bawahan dan, dalaman.

Dia yakin tidak ada celana yang muat dengan ukuran panjang kakinya, dia yakin karena dia sudah melihat semua potong pakaian yang dimiliki gadis itu.

Mendung melingkupi wajahnya, dia pasrah karena hanya handuk ini yang bisa ia kenakan, tidak ada cara lain karena semua pakaian yang melekat ditubuhnya dari awal dia datang sudah ia cuci dan tentu butuh waktu untuk mengeringkannya.

Xiao Zhan mendengus kesal ketika perih tiba-tiba menghantam perutnya, menunjukkan perutnya butuh sesuatu untuk diisi.

'Ya tuhan, aku tidak tau apa takdir yang kau gariskan untukku... Aku tidak mengelak dari takdir yang kau berikan, tapi aku mohon setidaknya untuk saat ini, aku berharap gadis itu tidak menyimpan batu bata didalam lemari pendinginnya'.

***

Senyum gadis itu seakan tak pernah luntur dari awal dia menginjakkan kaki disurga ini, surga belanja. Bahkan senyum lebarnya itu mengalahkan senyum ramah si Pamuniaga yang menyambutnya dari awal dia datang.

FAITH (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang