Chapter 10 - Down

119K 5.6K 55
                                    

Chapter Ten – Down

Dua hari kemudian aku merasa lebih baik. Aku sudah bisa berpikir jernih sehingga tidak melempar ponselku yang membangunkanku dengan cara paling brutal, terlebih lagi ketika dia meneriakkan ‘I DON’T CARE, I LOVE IT!’. Aku mendesah panjang, mematikan alarmku, berusaha duduk tegak diatas tempat tidurku.

Aku segera mandi, dan mengambil baju secara acak dari lemariku. Aku keluar dari kamarku beberapa saat kemudian. Lily dan Sierra duduk dimeja bar, terlihat santai berbincang-bincang sambil memakan pizza. Kapan mereka memesan pizza? Kapan Sierra datang? Aku memutar mata pelan. Ya, kau tidak tahu apa-apa karena kau terlalu sibuk mengurung diri didalam kamar karena cowok idiot itu, G. Stop that! Itu sudah selesai. Hubunganmu dan Austin sudah berakhir.

“Kau sedang apa?” tanya Sierra, menyadarkanku dari lamunanku. “Cepat kesini, makan pizza yang kubeli kemarin malam.” Dia memanggilku dan menunjukkan pizza yang dia makan padaku.

“Oke.” Aku tersenyum tipis, duduk disamping Sierra. “Sedang apa kau disini?” tanyaku padanya, mengambil pizza dari kotaknya dan langsung memakannya. Aku baru sadar kemarin malam aku tidak menyentuh makanan apapun.

“Aku menemani Lily menonton semua film yang dia beli kemarin malam karena kakaknya lebih senang tinggal didalam kamarnya selama beberapa hari ini. Lagian hari ini aku tidak ada kerjaan, sweetie.” Dia tersenyum tipis. “Sudah merasa baikan?” tanyanya, tampak khawatir.

Yep,” jawabku singkat sambil mengunyah pizza-ku. Kita bertiga terdiam beberapa saat, lalu aku melihat Lily yang terlihat lesu memakan pizza-nya. Aku tersenyum tipis. “Oh ya, dimana aku harus menandatangani tentang pertukaran pelajaran itu?”

See that!” teriak Sierra dengan senyuman kemenangan. “Kau berhutang pizza satu kotak padaku, Lilibeth Sanders!” teriaknya bahagia.

Whatever,” gumamnya pelan, tidak mengacuhkan kata-kata Sierra, menatapku tidak percaya. “Kau benar-benar mau menandatangani surat pertukaran pelajar itu? Kau tidak apa-apa sendirian disini tanpa aku?” tanyanya. “Apalagi kau baru saja putus dari-“

God, Lilibeth Sanders. Kau sangat meremehkanku.” Aku memutar mata kesal. “Cepat ambil kertas itu sebelum aku berubah pikiran!” perintahku, dan tanpa banyak bicara Lily langsung melompat masuk kedalam kamarnya. Aku hanya tertawa pelan melihat tingkah laku adikku itu. Terkadang dia bersikap dewasa, namun sebenarnya dia hanya anak perempuan berumur tujuh belas tahun.

“Kau yakin kau tidak apa-apa sendirian disini?” tanya Sierra menatapku khawatir.

“Kau bisa menemaniku kalau aku kesepian kan?” Aku mengedipkan salah satu mataku padanya.

Hell no!” teriaknya cepat. “Logan sudah kembali dan aku bakal bersamanya terus. Sorry, sweetie.” Dia membalas kedipan mataku dengan senyuman jahil. “Kau bisa menginap di rumah Sir Parker, kan? Oh. Aku yakin benih-benih cinta bakal segera tumbuh apalagi kau sudah memutuskan idiot itu.”

God. Aku baru saja putus beberapa hari yang lalu, dan sekarang kau sudah menjodohkanku dengan majikanku. Get over it, hon.” Bahkan dia tidak mau berbicara denganku sejak kejadian itu. Dams, lupakan kejadian itu, G.

We’ll see. Kalau kamu jadian dengannya, kau berhutang padaku.”

In your dream!” teriakku, diikuti oleh tawa kita berdua bersamaan.

“Ini kertasnya!” Lily keluar dari kamarnya dan menyerahkan kertas itu padaku. Dia mengusap keringat dari dahinya. “Aku sudah melempar kertas ini kemana kemarin karena aku hampir yakin kau tidak bakal mengiinkanku kesana!” teriaknya, ketika aku melihatnya dengan alis terangkat. Aku tersenyum tipis, lalu menandatangi kertas itu. “Thank you so much, big sissy!” Dia langsung merangkulku dengan erat. “Aku bakal membayar hutangku padamu setelah aku pulang dari Florida.” Lily menyeringai menatap Sierra, dibalas oleh pukulan ditangannya. “Hei, kau tidak pernah bilang kalau aku harus membayarnya sekarang kan?” Dia menjulurkan lidahnya, lalu segera kabur kekamarnya sebelum Sierra memukulnya lagi.

Single Daddy's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang