Chapter 18 - Fragile

118K 4.9K 100
                                    

Chapter Eighteen – Fragile

Wajah wanita itu tampak sedih, dan aku merasa kasihan padanya. “Tolong dengarkan penjelasanku dulu, Ben,” ujarnya dengan suara yang bergetar pelan. Menurutku wanita ini cukup kuat, karena aku pasti sudah berlari ketakutan kalau jadi dia. Wajah Ben seperti berubah seratus delapan puluh derajat jadi super menakutkan sekarang.

“Aku beritahu anda sekali lagi, pergi sekarang juga dari rumah saya.” Ben membuang mukanya dari wanita itu, lalu menunjuk pintu lift dengan wajah kaku.

Wanita itu menatap Ben penuh tekad. “Aku beritahu kamu, Ben. Aku tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkan permintaan maafmu, dan aku ini mama Savy. Aku berhak untuk bertemu dengannya.”

Ben memegang lengan wanita itu dengan kencang, dan mata wanita itu melebar ketika menatap Ben. “Aku beritahu kau satu hal, Victoria Hayes. Sejak kau meninggalkan Savy, kau sama sekali tidak punya hak untuk bertemu dengannya lagi.”

Victoria Hayes. Aku tahu itu.

Tubuhku menegang ketika mendengar namanya itu. Victoria kembali. Victoria telah kembali.

Victoria melepaskan cengkraman tangan Ben, menatap Ben dengan pandangan… terluka? Ya. Dia terluka dengan kata-kata Ben. Tanpa banyak bicara, dia segera meninggalkan Ben, menatapku sekilas dan berusaha tersenyum padaku, lalu menatap Savy yang tertidur digendonganku dengan wajah penuh rindu. Sebuah senyuman tulus mengembang diwajahnya. Victoria hendak membelai kepala Savy, tetapi Ben mencegahnya.

Don’t you ever dare to touch my daughter…” desisnya berbahaya, membuat bulu romaku menegang.

Victoria menggeleng pelan, tetapi aku bisa melihat sebutir air mata turun dari kelopak matanya. “Fuck it, Benjamin Parker. Mungkin sekarang aku pergi, tetapi aku akan selalu kembali. Satu hal yang perlu kau ketahui, aku tidak akan pernah menyerah,” ujarnya, membuatku tidak bisa berkata apa-apa. Aku melihat tekad dimatanya. Aku bisa melihat ambisinya yang besar. Aku merasa merinding ketika mendengar semua kata-katanya itu. Aku akan kalah telak dengannya.

Dengan itu, Victoria pergi meninggalkan kami bertiga sendirian.

“Kau tidak apa-apa?” tanya Ben membuyarkan lamunanku.

Apakah ini permainan takdir? Kenapa takdir selalu menemukan cara yang keji untuk mempermainkanku? Tidakkah dia tahu kalau aku dan Ben baru saja bersatu? Tidakkah dia tahu kalau aku berjuang sangat keras untuk berada disisinya sekarang ini?

“Tenang saja, Georgie.” Ben membelai rambutku pelan, menatapku khawatir. “Dia tidak akan pernah bisa menghancurkan hubungan kita. Dia tidak akan pernah menganggu kehidupan kita lagi.”

Biasanya aku akan langsung percaya dengan setiap kata-kata Ben, tetapi entah mengapa kali ini aku meragukannya. Aku meragukan kekuatan hubungan kami, apalagi kami baru saja menjadi pasangan selama beberapa hari. Apakah itu mungkin? Apakah aku bisa mengalahkan seorang Victoria Hayes? Seseorang yang membuat Benjamin Parker jatuh cinta pertama kalinya dan melahirkan seorang anak perempuan secantik Savannah Parker?

“Kenapa kau tidak memberitahuku kalau kau pernah bertemu dengannya sebelumnya?” teriakku padanya, menyalurkan emosiku padanya.

Ben tampak salah tingkah. Dia memegang rambutnya frustasi. “Dia datang kemarin pagi. Aku sangat kaget dia bisa tahu dimana aku tinggal. Aku mengusirnya, dan aku kira dia tidak akan kembali lagi setelah semua caci maki yang kukatakan padanya, namun sepertinya dia belum menyerah.”

Aku menggeleng pelan. Dia tidak akan menyerah sebelum dia mendapatkan apa yang dia inginkan. “Hei, hei.” Ben memegang kedua pundakku, menatapku dengan lurus. “Apakah kau percaya dengan kita?” tanyanya padaku. Aku mengangguk dengan cepat. “Apakah kau percaya kita akan bertahan sampai selamanya?” tanyanya sekali lagi. Aku menatapnya ragu, namun aku tetap mengangguk. “Aku juga percaya pada kita dan aku yakin Victoria tidak akan pernah bisa mempengaruhi hubungan kita.”

Single Daddy's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang