Chapter 19 - Naked

140K 5.2K 173
                                    

Chapter Nineteen – Naked

When you bare your soul, you’ll feel naked, but in the good way – Georgia Sanders

15 Januari 07.15

From: Lilibeth Sanders

Kenapa kau tidak mengangkat telponku. Kau baik-baik saja kan?

 

15 Januari  08.20

From: Lilibeth Sanders

Please, jangan lakukan hal yang bodoh, G. Kejadian itu sudah tiga tahun yang lalu oke. Kau harus melupakannya.

 

15 Januari 08.35

From: Benjamin Parker

Kau tidak datang kesini hari ini? Sebenarnya apa yang terjadi? Kalau kau masih marah karena masalah Victoria, aku benar-benar minta maaf, Georgie.

 

15 Januari 09.10

From: Sierra Michels

Hei, aku dengar kabar dari Lily kau tidak mengangkat telponnya. Kau baik-baik saja kan? Aku telpon kau sekarang. Tolong angkat.

 

15 Januari 09.15

From: Sierra Michels

Aku menelponmu lebih dari lima kali, oke? Ada apa denganmu? Cepat angkat telponku!!

 

15 Januari 09.45

From: Lilibeth Sanders

Kau sudah berjanji padaku menjadi kuat untukku, G. Please, tolong jangan lakukan ini. Aku sangat bingung sekarang disini. Tolong, paling tidak angkat telponku atau balas SMS-ku.

 

15 Januari 10.00

From: Benjamin Parker

Hei. Kau baik-baik saja kan? Kau tidak mengangkat telponku, dan juga tidak membalas SMSku. Sebenarnya ada apa?[]

“Kau dari mana saja?” Suara seseorang mengangetkanku, membuatku melompat ketakutan. Aku menoleh kebelakang, melihat mama duduk diruang tamu. Pandangannya tidak lepas dariku.

Aku berdecak kesal. “Dari pesta dirumah temanku,” jawabku cepat. “Untuk apa kau menungguiku? Aku sudah besar. Aku tidak butuh kau untuk menungguiku.”

Mama hanya tersenyum tipis, lalu berdiri dari tempat duduknya. Dia menghampiriku, lalu membelai rambutku dengan halus. “Kau akan tahu nanti kalau kau sudah punya anak, Georgia.” Dia tersenyum tipis. “Cepat naik dan tidur. Besok kau harus sekolah,” ujarnya.

Yeah, whatever.” Aku memutar mata pelan, lalu berlari naik keatas ke kamarku.[]

“Selamat pagi, Mrs. Sanders.” Kepala sekolah Handerson menyapa mama dengan sebuah senyuman sopan, tetapi aku yakin mereka berdua menjadi terbiasa satu dengan yang lain karena kunjungan mama ke sekolah yang hampir tiga kali dalam sebulan.

“Ada apa lagi kali ini, Mr. Handerson?” tanya mama, sambil mengerling padaku yang sudah duduk didepan Mr. Handerson.

“Georgia bertengkar dengan murid lain, yang menurut Georgia, alasan mereka bertengkar adalah karena murid tersebut menghina Georgia,” ujar Mr. Handerson, yang membuat semua kesalahan kepadaku.

Single Daddy's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang