Chapter 4 - Drama in the Party

173K 6.9K 60
                                    

Chapter Four – Drama in the Party

BENJAMIN PARKER’s POV

Aku sedang mengambil tas kerjaku ketika aku mendengar pintu penthouse-ku dibuka, tidak lama kemudian aku mendengar suara Georgia, “Aku datang!” dengan keras. Aku keluar dari ruang kerjaku dan melihatnya dengan muka gembira masuk kedalam kamarku. Aku mengikutinya dari belakang dan dia mengambil Savy yang sudah terbangun dari keranjang.

“Hi,” sapanya ketika dia melihatku. “Kau mau pergi ke NYU sekarang?” tanyanya.

“Aku berangkat sebentar lagi,” jawabku.

“Oh ya, sepulang dari NYU, apakah kau ada pekerjaan tambahan?” tanyanya padaku. “Aku mau mendatangi pesta dirumah temanku jam 8 malam nanti.”

“Pesta?” tanyaku penasaran. “Siapa yang ulang tahun?”

“Bukan pesta ulang tahun seperti itu. Thomas Hamilton, salah satu mahasiswa NYU tahun angkatanku mengadakan pesta dirumahnya. Semua mahasiswa satu angkatannya diundang semua. Aku dan Sierra berniat datang kesana. Pasti menyenangkan.” Dia tersenyum tipis pada dirinya sendiri, lalu menatapku. “Kau tidak ada pekerjaan tambahan kan?”

“Tidak ada,” jawabku perlahan.

“Oke. Aku akan pulang setelah kau sampai disini.” Dia tersenyum tipis padaku, lalu melambaikan tangannya padaku. “Hati-hati di jalan dan bersenang-senang di kampus!” teriaknya ketika aku keluar dari kamarku. Aku menggeleng pelan, berusaha menahan diri untuk tidak tertawa. Bersenang-senang di kampus? Yang benar saja deh. Yang ada malahan mendapatkan tekanan batin melawan anak-anak manja yang hanya berbeda beberapa tahun denganku.

Aku sampai di depan mobil Ford berwarna abu-abu milikku dan memasukinya. Sesuatu mengganggu pikiranku tentang nama Thomas Hamilton. Siapa Thomas Hamilton? Sepertinya aku pernah mendengar namanya, somewhere…

Ya, dia adalah mahasiswa NYU juga, Ben. Mungkin dia juga berada dikelasmu hingga kau tahu ingat namanya. You’re such an idiot. Aku menggeleng pelan, lalu menyalakan mesin mobilku. Aku harus segera berangkat sebelum kelas dimulai.[]

“Kelas selesai untuk hari ini,” kataku menutup pelajaran hari ini dengan frustasi.

Aku memikirkan tentang Thomas Hamilton itu sampai sekarang. What the fuck? Apa urusannya denganmu, Ben? Aku membereskan buku-bukuku dan memasukannya kedalam tas kerjaku saat aku mendengar dua orang mahasiswa perempuan berjalan melaluiku.

“Kau datang nanti malam?” tanya mahasiswa yang berambut pirang pada teman disebelahnya. “Yang aku dengar pesta kali ini Tom akan menembak seorang cewek, bahkan dia mengirimkan surat secara langsung pada si cewek.”

“Kau seperti tidak tahu Tom saja.” Cewek yang satunya terkekeh pelan. “Setiap dia mengadakan pesta, dia pasti menembak cewek dan beberapa hari kemudian Tom akan memutuskannya dan mematahkan hati si cewek.”

I forgot he was a player.” Cewek berambut pirang memutar matanya dan mereka berdua segera pergi dari kelasku.

Damn you, two. Aku bergumam frustasi dan segera mengambil tas kerjaku untuk meninggalkan NYU secepat mungkin. Aku menutup pintu mobilku terlalu keras hingga seorang dosen lain yang berada disampingku menatapku bingung. I don’t care what he think, though. Aku mendengus kesal dan menyalakan mesin mobilku untuk segera pulang.

10 menit kemudian aku sampai di apartment-ku. Aku segera menekan tombol lift menuju lantai penthouse-ku. Aku mengambil kartu masukku didalam dompet ketika aku mendengar suara alunan gitar dari dalam penthouse.

Single Daddy's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang