Sena memapah Angkasa masuk ke dalam kamar. Setelah merebahkan pemuda bertubuh kecil itu di atas ranjang, Sena duduk di pinggir kasur yang empuk sambil mengagumi berbagai perabot yang ada. Tembok berlapis wallpaper krem, lemari kayu berukir di sisi dinding, lampu gantung kristal di atas kepala, karpet impor lembut di bawah kaki, tirai cantik pada jendela. Semua terlihat indah memanjakan mata.
Sejak awal masuk kediaman keluarga Dewaputra, pemuda berambut jabrik itu memang sudah tercengang dengan berbagai kemewahan di dalam rumah besar dan luas itu.
"Rumahmu bagus juga ya. Aku belum pernah lihat rumah seperti ini sebelumnya."
Angkasa diam tak menjawab sambil menutupi mata dengan lengannya.
Sebentar kemudian seorang wanita setengah baya berpenampilan anggun masuk ke dalam kamar sambil membawa nampan berisi jajanan dan minuman.
"Silahkan istirahat dulu Nak Sena. Pasti Nak Sena capek setelah memburu Diyu."
"Ah, jangan repot-repot Bu. Ini saya sudah mau balik lagi ke rumah." jawab Sena sambil berdiri.
"Kok buru-buru Nak? Nggak tidur di sini saja?"
"Waduh, nggak usah Bu. Tadi setelah ngedrop Rani di kantor, saya dipinjami mobil buat nganter Angkasa. Jadi besok pagi saya harus kembalikan lagi. Semua barang buat persiapan kantor juga ada di rumah. Jadi maaf banget nggak bisa lama-lama." terang Sena sesopan yang dia bisa.
"Ya sudah... Kalau begitu Nak Sena bawa aja jajanan ini pulang." ucap wanita itu sambil menyodorkan toples berisi jajanan kepada Sena.
"Waduh, jadi ngerepotin. Terima kasih banyak Bu!" Sena berbasa-basi. Padahal dalam hati pemuda itu senang sekali mendapatkan makanan gratis seperti ini.
"Seharusnya saya yang berterima kasih. Nak Sena sudah menjaga Angkasa di misi pertamanya."
"Ah, ini sudah jadi tugas saya kok Bu. Ya sudah kalau begitu. Saya permisi pulang dulu."
Sena menundukkan kepala, kemudian berjalan keluar kamar diantarkan wanita setengah baya itu. Tak lama berselang, wanita itu kembali ke dalam kamar. Mengecek kondisi anak laki-lakinya. Pemuda itu ternyata masih belum tidur.
"Gimana tadi hari pertamamu bergabung dengan Dunyapala Kota Medang? Ada masalah?" tanya wanita itu seraya menghampiri Angkasa
Angkasa menjawab dengan menggelengkan kepala.
"Misi pertamamu ada kesulitan?"
Pemuda itu kembali menjawab dengan gerakan yang sama seperti sebelumnya.
"Kamu sepertinya kecapekan banget ya? Ya sudah, ibu tinggal dulu kalau begitu. Kamu istirahat aja."
Angkasa mengangukkan kepala.
"Oh iya, adikmu bilang kalau tiga hari lagi dia mau datang ke kota ini. Katanya ada acara promo atau apa gitu..."
Selepas wanita itu keluar kamar dan menutup pintu, Sena termenung sambil memandang langit-langit kamarnya. Di misi pertamanya, Angkasa merasa tak berguna. Dia benar-benar kebingungan dan tak tahu harus berbuat apa. Sena terus mengawasinya. Bahkan ketika dia sedang mengeluarkan jurus Astranya pun Sena tak melepaskan pandangannya. Seperti tak percaya apakah dia bisa melakukannya dengan benar atau tidak. Setelah berhasil menggunakan Indra Musti dia kehilangan banyak tenaga. Sehingga tak bisa lagi mengejar Diyu itu bersama Sena. Setelah kembali dari mengejar Diyu, Sena juga hanya tersenyum sambil menepuk-nepuk pundak Angkasa. Seperti berusaha menghibur atas seluruh kegagalannya.
Sambil menutup kedua matanya, pemuda itu bergumam sendiri.
"Aku nggak akan pernah bisa seperti kakak..."
***
![](https://img.wattpad.com/cover/96131016-288-k361645.jpg)
YOU ARE READING
DUNYAPALA : GAGAK, HARIMAU, DAN NAGA
Fantasy"...Keburukan akan terus berusaha kembali ke muka bumi melalui cerminan diri. Menebus ribuan tahun yang telah hilang saat mereka sedang terbuang..." ...