Part 3

58 3 0
                                    

jangan lupa vote dan komen nyaaa....

itu sangat amat berarti bagi penulis pemula seperti saya:)

*****

Keysha Nathania B (Pov)

Aku mencium bau ruangan disekitarku, bau yang sangat aku benci. Bau rumah sakit! Tanganku digenggam oleh seseorang, hangat. Aku membuka mataku yang terasa berat dengan perlahan. Aku mendapati mama yang menangis histeris disampingku. Aku mengedarkan senyumku pada semua yang berada diruanganku.

"Kamu! Udah tahu nggak bisa naik lift! Kenapa masih naik lift Nath! Kamu lupa sama phobia kamu hah!" ujar mama sesegukan, aku hanya tersenyum miris. Bukan aku yang mau menaiki lift ma, ujarku dalam hati.

"Ma, nggak usah di marahin gitu. Mending Nath nggak pa-pa, masih aja dimarahin," ujar Bang Arka menegur. Aku melihat disamping Bang Arka ada Vino yang ingin berlalu pergi dengan lelaki paruh baya dan papa. Aku baru mau memanggilnya mama sudah mengalihkan perhatianku dengan menanyaiku beribu pertanyaan kenapa aku bisa berada di dalam lift.

***

Pagi ini aku diantar oleh pak Parman lantaran Vino yang biasa menjemputku tidak juga datang. Aku duduk dibangkuku dengan earphone di telingaku dan novel di mejaku.

Aku melirik bangku kosong yang berada disebelahku.Sudah hampir masuk tapi seseorang itu belum juga kunjung muncul. Aku mendengus sebal, kenapa dia tidak hadir pagi ini! Aku bangkit berdiri dan berjalan keluar. Aku berjinjit mencari seseorang itu, seseorang yang selalu tidur saat guru yang mengajarnya killer, seseorang yang selalu mengajakku menunggunya bermain basket sampai petang, seseorang yang selalu menculikku dari rumah, seseorang yang kutahu menyelamatkanku saat di lift semalam. Aku mengedarkan pandanganku tapi tak kunjung kutemui.

Aku kembali masuk ke kelas karena bel tanda masuk telah berbunyi. Aku menghempaskan pantatku dengan kasarnya dibangkuku. Aku menghela nafas kasarku dan melirik lagi bangku kosong yang ada disampingku. Dia kemana?

Sudahkah kau benar-benar jatuh, wahai yang sedang jatuh cinta? Masih kutunggu engkau di dasar jurangmu sendiri. Dititik engkau akan berbalik dan benar-benar menjadi pecinta sejati.

Aku terpekur menatapi satu paragraf dari novel 'Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh' itu. Melirik kembali ke bangku kosong itu. Membuatku merasa sepi saat belajar sekarang. Tidak biasanya aku merasakan sepi karena dulu aku terbiasa dengan keadaan ini. Dia kemana?

***

Aku berjalan gontai memasuki rumahku. Aku menunduk tidak semangat untuk memikirkan pr-pr yang biasanya akan aku jadwalkan untuk mengerjakan yang mana dulu. Aku benar-benar merasa sepi. Aku meraih ponselku namun, aku sadar kami tidak pernah bertukar nomor sebelumnya. Bagaimana bisa aku berpikir akan menghubunginya sekarang? Aku menghela nafas berat lalu memutar kenop pintu rumah dengan tidak bersemangat.

"Natha!" teriak seseorang dari dalam rumahku. Tanpa sadar aku berlari menuju ke arahnya dan melompat senang.

"Kamu ke mana aja? Kok nggak sekolah Vin? Kamu sakit?" tanyaku beruntun. Dia malah tersenyum dan memberikanku miniatur helikopter yang belum ada dikoleksiku.

"Lo kenapa sekolah? Lo kan semalem masuk rumah sakit? Sekarang malah jingkrak-jingkrak," ujarnya menyentil keningku pelan.

"Aku nggak mau ketinggalan pelajaran Vin," ujarku acuh memperhatikan miniature baru yang ku dapat.

"Syukur deh lo baik-baik aja."

"Kenapa semalem kamu pulang cepet, Vin?" tanyaku yang kini memperhatikannya.

The Black MirrorsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang