Part 8

42 4 0
                                    

Jangan lupa komen dan vote ya

Terima kasih telah membaca

Alvino Pradipta A (Pov')

Aku mengusap tengkukku pelan, merasa tidak enak pada Bang Arka yang berdiri di depanku. Natha yang pergi meninggalkan kami tidak dapat aku kejar karena keberadaan Bang Arka di depanku. Aku yakin sekarang Bang Arka sangat mengkhawatirkan adik kesayangannya itu tapi, apalagi yang bisa kulakukakan selain menuruti Natha yang mengacuhkan Bang Arka.

Sekarang aku berdiri kikuk di depan Bang Arka yang menatapku meminta perjelasan. Aku menghela nafas kasar-pasrah. Mau tak mau aku harus menceritakan semua kejadian yang terjadi di sekolah. Bang Arka hanya mentapku kaget dan tidak dapat berkata-kata. Mungkin sekarang Bang Arka berpikir wajar saja jika adik kesayangannya itu shock berat dan tampak seperti zombi.

"Jadi sekarang pelakunya menyandra semua korban," ujar Bang Arka hampir tak bersuara.

"Yang membuat Natha shock adalah keadaan korban-korbannya yang begitu sadis karena kelakuan psikopat gila itu, Bang." Jelasku lagi.

"Vero kan bukan bagian dari kalian, kenapa bisa dia ikutan jadi korban kalo semisalnya Natha yang menjadi tujuannya..."

"Natha kan udah jadi korban pertama..."

"Itu peringatan tentang sesuatu hal yang buat psikopat gila itu tersinggung..."

"Kejadiannya dimulai sejak kamu datang ke sekolahku. Kejadiannya dimulai sejak kamu dan Keyra pindah ke sekolahku!" kami berdua-aku dan Bang Arka-serempak melihat ke sumber suara itu. Natha berdiri di ujung tangga dengan pakaian yang sama. Dia belum mengganti seragam sekolahnya sama sekali namun, rambutnya yang diikat sudah sedikit berantakan.

"Psikopatnya salah satu diantara kalian atau orang yang dendam sama kalian. Itu berarti aku bukanlah target utamanya..." lanjut Natha sambil berjalan menuruni anak tangga lalu mendekati kami.

"Melainkan aku begitu?" tanya Dipta spontan.

"Bisa jadi, karena Keyra telah menjadi tawanan psikopat gila itu," kata Natha lagi yang sekarang telah berada diantara kami.

"Semuanya terjadi di sekolah kan? Dan semuanya terencana dengan sangat baik dan matang. Itu berarti, psikopatnya ngerencanain ini semua di malam hari." Jelas otak cerdas Bang Arka yang bersuara kali ini.

"Kita harus bergerak cepat, Dip! Malem ini kita harus ke sekolah dengan cara yang lebih mengendap-endap lagi dari psikopat itu!"

Kami mulai menyusun rencana untuk menangkap psikopat gila itu. Kami akan memulainya esok hari karena malam ini kemungkinan kecil bagi psikopat itu untuk melaksanakan rencananya.

Hari ini aku menginap di rumah Natha karena Ayah belum pulang dari luar kota. Bang Arka bilang akan sangat rawan jika aku tetap berada di rumah sendirian. Sedang psikopat itu sedang menargetkan aku. Bisa-bisa esok pagi aku tak bernyawa lagi. Mama dan Papa pun ke luar kota lagi hari ini sampai seminggu ke depan. Dan aku akan menginap di sini sampai psikopat gila itu tertangkap.

Author Pov

Semuanya berjalan lancar untuk hari ini. Hanya ada desas-desus tentang hilangnya korban yang dibicarakan oleh para siswa. Pencarian para korban tetap dilakukan oleh pihak kepolisian, belum lagi dari orangtua kedua korban juga menyewa beberapa detektif handal yang mampu untuk membantu Ajun Inspektur tentunya. Duduklah mereka berempat di meja kantin yang dipenuhi beberapa makanan dan cemilan.

"Jadi mulai hari ini jangan ada yang ninggalin Alvin sendirian?" Vano bersuara.

Alvino dan Keysha mengangguk serempak dengan wajah serius. Sedangkan Vano dan Refran memandang mereka berdua dengan pandangan yang cukup mengherankan. "Kenapa kalian bisa nyimpulin semuanya kalo Alvin target utamanya?" Refran menimpali.

The Black MirrorsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang