Part 4

39 5 0
                                    

jangan lupa vote dan komen nyaaa....

itu sangat amat berarti bagi penulis pemula seperti saya:)

****

Author Pov

Setelah mengantarkan Natha ke rumahnya, Dipta langsung melajukan motornya ke arah yang berbeda dari rumahnya. Tepat di pekarangan rumah yang cukup luas bergaya klasik, Dipta memarkirkan motornya. Dipta berlari menuju pintu utama dan menekan bel beberapa kali. Meskipun rumah ini tidak asing baginya namun ia belum pernah masuk dan mengenal hal-hal yang berada di dalamnya.

Setelah menunggu beberapa saat, muncullah seorang perempuan dengan pakaian yang sama seperti saat bertemu tadi, Keyra. Keyra tersenyum kaku pada Dipta "ada apa, Al?" tanyanya menghalangi pandangan Dipta pada isi rumahnya.

"Lo sendirian di rumah, Key?" Tanya Dipta pada Keyra yang tidak menjawab pertanyaan basa-basi yang dilontarkan oleh Keyra. Keyra mengangguk kaku sambil mengusap tengkuknya dengan canggung. Keyra melangkah maju sambil meraih kenop pintu dan menutupnya, lalu duduk di kursi teras rumah yang tersampir di samping pintu rumahnya.

"Ada apa? Lo mau ngomong apa?" Tanya Keyra mendongak menatap Dipta yang tampak canggung di hadapannya.

"Gu..gu..Gue mau ngejelasin soal kepindahan gue secara tiba-tiba, Key" jawab Dipta sambil mengambil tempat di samping Keyra. Tatapan Keyra mengikuti Dipta.

Keyra tertawa mengejek menatap lurus ke depan dengan pandangan kecewa "Gue terlalu berharap lo bakal tetap di samping gue sampai kita SMA. Tapi, bukannya lo emang kasih gue harapan, ya?" Tanya Keyra mengalihkan pandangannya menatap manik mata Dipta yang kecoklatan "Lo udah keterima di SMA yang sekarang jadi SMA gue, tapi lo malah langsung pindah setelah satu minggu sekolah di sana tanpa pamit sama gue, tanpa bilang lo pindah ke sekolah yang mana, dan tanpa bilang alasannya apa. Sekarang baru lo mau cerita setelah gue nabrak meja lo sama cewek lo tadi? Kalo gue nggak nabrak meja itu, bisa jadi lo bener-bener lupa sama gue, bener nggak? Itu yang lo bilang temen?" Tanya Keyra menyindir. Dari sinar mata kecoklatan Dipta terpancar sinar mata bersalah.

"Key, gue nggak maksud gitu! Gue berniat mau kasih tahu lo waktu gue denger lo juga mau pindah dari sekolah itu."

Keyra langsung menegang, bukannya Keyra tidak tahu kalau Dipta akan pindah. Ia tahu jelas Dipta akan pindah ke sekolah ke tempat teman masa kecilnya. Keyra sengaja mencari tahunya dengan bantuan detektif handal yang ia sewa. Tapi tentang Dipta yang mengetahui tentang kepindahannya, itu tidak ia ketahui sama sekali. "Oke, bokap gue nyuruh gue buat pindah sekolah dan gue udah punya niat buat ngasih tahu lo waktu hari pertama gue pindah ke sekolah yang baru. Malah kita dipertemukan di waktu sekarang."

"Key, bukannya lo pernah bilang kalo bokap lo nggak tahu apa-apa soal sekolah di Indonesia? Dan bokap lo nggak peduli sama kehidupan lo? Kenapa sekarang dia keliatan peduli banget sama lo?" Tanya Dipta dengan tatapan curiga.

Keyra menatap balik dengan tatapan berani, menantang lebih tepatnya. "Gue kan anak satu-satunya bokap, kalo bukan sama gue, sama siapa lagi bokap nyerahin perusahaan, makanya bokap peduli soal sekolah gue, karena gue menyangkut masa depan perusahaan yang udah dibangun susah payah sama bokap" jawabnya sedikit terburu-buru.

"Di mana sekolah tempat lo pindah?"

"Di Shellcario High School" jawabnya ringan yang langsung menerima tatapan shock dari Dipta. Seketika mata Dipta terbelalak dan mulutnya langsung terbuka lebar. "Kenapa?" Tanya Keyra seolah tidak ada yang salah dengan jawaban yang ia lontarkan.

"Serius? Lo nggak bercanda kan buat bales dendam sama gue?"

Keyra menggeleng dengan tampang tidak tahu dan tidak mengerti.

The Black MirrorsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang