Pagi terasa jauh lebih dingin dari biasanya. Matahari terlihat ragu untuk membagikan sinarnya. Lebih memilih untuk tetap berada di balik awan. Embun mengalir kesudut-sudut jendela. Semalaman, hujan turun.
Jungkook memilih untuk tetap meringkuk di balik selimutnya. Menyisakan dahi dan matanya di tepi selimut. Jari-jemarinya merogoh ke bawah bantal, mencari letak ponselnya untuk menilik jam.
9.43 AM
Hari ini libur. Ia, tak tahu dan tak mau tahu kenapa hari ini libur. Yang ia ingin pedulikan hanyalah ia bisa berbaring sedikit lebih lama di ranjang empuk miliknya.
Ia terduduk. Tak menghiraukan dinginnya angin yang masuk melalui celah jendela yang sedikit terbuka.
Eomma kenapa belum ke atas?
Pikirnya. Eommanya setiap pagi, sebelum pukul 9 di hari libur pasti sudah membangunkannya yang berada di kamar lantai atas. Tak biasanya eomma telat membangunkannya. Ntah, mengapa tiba-tiba saja ia khawatir dengan hal sepele tersebut.
Ia bergegas turun. Menuju ke kamar eomma yang terletak di lantai bawah.
"Eomma? Sudah bangun?" Tak ada jawaban.
"Aku, masuk.." katanya sembari memutar gagang pintu yang tak terkunci.
Ceklek.
Ia mendekat ke kasur eomma. Kekhawatirannya memuncak. Eomma terbaring lemas, dengan wajah pucat.
"Eomma! Gwaenchanha?!"
Mereka sudah di rumah sakit. Eommanya kelelahan. Segera setelah menyadari hal itu, penyesalan menyeruak ke dalam dirinya. Eomma memang sering menerima catering kecil-kecilan untuk sekadar mengisi waktu luang. Hasilnya akan ia tabung. Kemarin, eomma meminta bantuan Jungkook untuk membuat pesanan. Namun, ia beralasan lelah karena pulang pukul 6 sore.
Eomma mengerti. Tapi, ia tidak.
Eomma terlalu asik mempersiapkan pesanan, hingga tak menyadari tubuhnya sudah terlalu lelah.
Harus memandang eomma yang sedang sakit. Sungguh sama sekali tidak menyenangkan. Apalagi, ayahnya yang akhir-akhir ini sering dinas ke luar kota meninggalkan mereka berdua, sejak pangkatnya dinaikkan bulan lalu.
Nunanya, sudah kuliah di luar negeri. Dan sulit baginya untuk menyempatkan pulang di sela-sela belajarnya.
Ia buyar dari lamunan. Hendak ke kamar kecil. Ketika ia berjalan di koridor rumah sakit. Ia melihat seorang perempuan sebayanya muncul dan berlari dari dalam kamar pasien. Matanya sembab. Rambutnya yang terurai panjang menutupi sebagian wajahnya.
Brukk!
Perempuan itu tak sengaja menabrak Jungkook. Spontan, perempuan itu berkata, "Mianhae!" Jungkook menduga pikirannya sedang kacau. Tak seharusnya ia berkata informal dengan orang yang tak dikenal.
Namun, Jungkook justru terdiam. Ada yang tak asing. Entah, dari suara perempuan itu atau kata yang terlontar dari bibirnya.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wish You Were Here • JJK × KDH ✔
FanfictionSebenarnya cinta itu tak serumit seperti yang banyak orang katakan. Bukan cintanya, namun subjeknyalah yang memperumitnya sendiri. Asal mau saling memahami pasti semua akan berjalan dengan baik. Tapi, bagaimana jika kedua pihak sama-sama belum yakin...