- 421 words -
Astaga.
Itu Kookie!
Aku yakin benar itu dia!
Kumohon..
Jangan menyusul!
Jangan menyusul!
Jangan menyusul!
Kumohon jang-
Tep.
Sesuatu menepuk bahu Dahyun.
Seketika itu juga detak jantungnya seakan berhenti. Ia memejamkan mata. Tidak berani melihat seseorang yang menepuk bahunya itu.
"Hei.. Kau.. Baik-baik saja?"
Tunggu..
Itu, bukan suara Jungkook.
Lalu, siapa?
Dahyun berbalik.
"Ini, kau menjatuhkan sesuatu.."
Suara lembut dan ramah keluar dari mulut seorang lelaki di hadapannya.Dahyun.. Tidak mengenalnya.
"Hei, kenapa melamun? Kau tidak membutuhkannya?"
"Oh, i.. Iya.. Terima kasih!" Dahyun gelagapan.
"Sama-sama," lelaki itu tersenyum ramah.
"Tapi, apa kau baik-baik saja? Kau.. Sangat gugup sepertinya?""Ah, aku.. baik-baik saja.. "
"Kalau begitu.. aku dulu-""Tunggu!" Lelaki itu menahan lengan Dahyun.
"Maaf.."
Perlahan tangan lelaki itu menuju ke atas kepala Dahyun.
"Sesuatu menyangkut di rambutmu.." Ia mengambilnya.
"Ah, daun rupanya," lagi-lagi lelaki itu tersenyum manis. Sangat manis. Pipi Dahyun hampir memerah dibuatnya."E.. Te..rima kasih! Tap..tapi.. Ak..ku harus pergi sekarang.." Dahyun membungkuk cepat kemudian segera berlalu.
Begitu Dahyun tengah berjalan melewati taman tak jauh dari sana, lagi-lagi seseorang menepuk bahunya. Dahyun yang menduga bahwa itu adalah lelaki tadi segera memutar tubuhnya dengan sedikit kesal.
"Ada apa lag-"
Deg!
Bukan.
Itu bukan lelaki yang membuatnya tersipu tadi.
Itu..
Jungkook.
Berdiri tepat di depannya.
Dengan tatapan tidak percaya.
Tanpa disadari, sebutir air mata mengalir di pipi kiri lelaki yang saat ini masih berdiri terpaku di hadapannya.
Sepatah kata pun tidak terlontar dari bibirnya.
Hanya diam.
Hingga akhirnya..
Lelaki itu memeluk perempuan yang terlihat sangat syok atas kehadirannya.
Hanya diam dan menangis.
Sedangkan perempuan itu, membalas dengan diam pula.
Tidak meronta.
Tidak menolak.
Hingga ia tak tahan lagi membendung air matanya.
Air mata mengalir deras dari pelupuk matanya.
Kini Dahyun benar-benar telah berada dalam dekapan Jungkook.
Sunyi.
Daerah yang tidak ramai itu bahkan dapat membuat keduanya mendengar hembusan angin di telinga mereka.
Masih tak terdengar seucap kata pun di mulut keduanya.
Semua perasaan yang mereka pertahankan selama ini seakan tak perlu dijelaskan lagi.
Keduanya mengerti.
Mengerti bagaimana rasanya rindu yang teramat sangat.
Mengerti seberapa kesalnya berpisah dengan rasa terpaksa.
Mengerti bagaimana sedihnya ditinggalkan dan meninggalkan.
Mengerti betapa bahagianya bisa bertemu setelah sekian lama pergi dan menunggu.
Mengerti, betapa berharganya orang yang kini tengah berada dalam dekapan masing-masing.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wish You Were Here • JJK × KDH ✔
FanfictionSebenarnya cinta itu tak serumit seperti yang banyak orang katakan. Bukan cintanya, namun subjeknyalah yang memperumitnya sendiri. Asal mau saling memahami pasti semua akan berjalan dengan baik. Tapi, bagaimana jika kedua pihak sama-sama belum yakin...