Jungkook mengeluarkan semua pakaian kotornya dan memindahkannya ke dalam keranjang cucian. Sudah lima jam berlalu sejak ia meninggalkan hotel tempat mereka menginap selama liburan.
Seminggu penuh berlibur bersama teman-teman dekatnya memang terasa sangat cepat. Sekarang ia masih punya sekitar satu bulan sebelum liburan musim panas berakhir.
Ia merebahkan diri di kasur dan meregangkan tubuhnya. Baru sekarang tubuhnya mulai terasa sakit karena lelah. Namun, rasa lelahnya segera terlupakan begitu ia menjumpai beratus-ratus foto mereka ketika liburan. Ia menggeser layar handphonenya terus menerus. Dan sebagian besar foto yang ia jumpai, bukannya foto selama mereka liburan, melainkan ratusan selca Jimin dan Hoseok. Justru fotonya sendiri di galeri tidak terlalu banyak.
Seusai puas melihat isi galeri handphonenya, ia segera mengisi daya benda yang baterainya hanya tinggal 18% itu. Beberapa detik setelah ia menancapkan kabel charger ke handphone, seseorang mengetuk pintu dari luar.
Klek.
Jungkook membukakan pintu. Terlihat eomma berdiri di hadapannya dengan tersenyum cerah.
"Jungkook, seseorang menunggumu di ruang tamu," ucap eomma tanpa aba-aba. Kedua telapak tangannya ia tangkupkan di depan dada.
"Siapa?"
"Lihat saja!" Jawab eomma bersemangat. Kemudian eomma sedikit menyingkir untuk memberi jalan Jungkook dan mengikutinya di belakang.
Ia menyusuri tiap anak tangga dengan penasaran. Siapa yang datang? Seingatnya ia tak memiliki janji dengan siapapun. Tepat saat ia berhenti di ambang pintu ruang tamu, ia terkejut.
"Tebak siapa yang pulang?" Ucap seseorang yang sedari tadi sudah menunggunya di ruang tamu dengan menggenggam gagang koper yang berada di sebelahnya. Dengan pakaian kaus putih polos dan jeans biru selutut ia mengulum senyum. Senyum yang membuat siapapun akan terpesona karenanya.
"Noona?!" Ucap Jungkook setengah berteriak.
"'Noona' saja? Apa kau tidak akan memeluk noonamu yang sudah lama tidak pulang ini?" Sindir wanita yang lahir dua tahun lebih dulu dari Jungkook itu setelah menyadari Jungkook tidak bergerak dari tempatnya.
Sadar bahwa ia memang tidak bergerak, Jungkook yang sebelumnya masih tidak percaya noonanya akhirnya pulang pun segera berlari mendekat dan memeluknya.
Bugh!
Jungkook membanting tubuhnya ke pelukan noonanya itu.
"Aigoo, kau sangat merindukanku, ya?
"Uwaa, kau sudah lebih tinggi ngomong-ngomong. Lihat ini, sebentar lagi nampaknya aku terselip," ucap perempuan itu begitu ia sudah berada dalam pelukan Jungkook. Namun Jungkook tidak merespon apapun dengan tetap menutup mata dan tersenyum senang."Yak, Jungkook, sampai kapan akan seperti ini?" Sambungnya dengan nada datar. Sudah hampir dua menit dan Jungkook belum mau melepaskan pelukannnya.
"Camkkanman.. rinduku belum habis," jawab Jungkook usil.
"Siapa suruh pergi lama-lama.""Jungkook, peluknya disambung nanti. Bantulah noonamu membereskan bawaannya dulu," perintah eomma yang sedari tadi memperhatikan mereka.
Jungkook pun melepaskan pelukannya dengan terpaksa kemudian menatap sambil masih menggenggam kedua bahu noonanya.
"Mwo? Apa maksudnya tatapan itu?" Tanya wanita itu curiga sambil menyipitkan mata dan mentautkan kedua alisnya.
"Ehe, Neoreul bogo shipoyo," jawab Jungkook dengan mengerucutkan bibirnya layaknya anak kecil.
"Yak! Dasar!" Sebuah tamparan pelan mendarat di pipi kiri Jungkook.
"Sudah ini bantu aku dulu," pinta noonanya sembari menggeret kopernya ke depan sofa dan duduk di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wish You Were Here • JJK × KDH ✔
FanfictionSebenarnya cinta itu tak serumit seperti yang banyak orang katakan. Bukan cintanya, namun subjeknyalah yang memperumitnya sendiri. Asal mau saling memahami pasti semua akan berjalan dengan baik. Tapi, bagaimana jika kedua pihak sama-sama belum yakin...