Part 23

898 105 5
                                    

Dahyun turun menyusuri anak tangga sambil mengusap-usap wajahnya kasar. Kemudian membanting tubuhnya ke sofa dan menyambar remote televisi.

"Hei, hei. Kenapa diulang?" Protes Momo yang melihat Dahyun dengan santainya mengulang film yang mereka tonton ke awal lagi.

"Aku tertinggal."

"Ck, baru juga mulai.." Momo mengerucutkan bibir. Tapi, itu tak berlangsung lama. Beberapa saat kemudian wajahnya sudah kembali ceria, "Oh, iya. Bagaimana tadi?" Katanya dengan tersenyum lebar

"Bagaimana apanya?" Dahyun tidak menoleh.

"Ituu, loh.. yang meneleponmu?

"Jackson?"

Momo menangguk kuat-kuat.

"Lalu?" Dahyun menjawab singkat.

"Ih, apa yang dia katakan? Tidak ada pesan apapun?"

"Memangnya kenapa, sih? Aku tidak peduli." Dahyun sewot.

"Kau, ya. Dia tuh tampan, kaya, perhatian, berpendidikan. Masa tidak mau? Kalau aku jadi kau ya-"

"Ya, sudah! Ambil saja si Jack-"

"Sstt! Ini filmnya sudah dimulai, tau!' Tzuyu akhirnya ikut bicara. Yang lain pun langsung diam menurut dan fokus pada film di hadapan mereka. Walau terlihat jelas, Dahyun belum puas dengan omelannya. Momo? Dia santai. Mengambil cemilan dan membawanya sendiri adalah pilihan terbaik baginya.

•••

"Hei, ayo pulang. Jangan melamun terus!" Jimin menyolek bahu Jungkook.

"Ah, iya."

Jungkook pun mengikuti keenam temannya itu keluar meninggalkan rumah Namjoon. Pulang menuju rumahnya dan beristirahat.

Menenangkan pikirannya dari kejadian yang benar-benar tak diduga olehnya. Bertemu seseorang yang selama ini hilang entah kemana di supermarket? Yang benar saja.

"Huaah, pigonhae.." Bisik Jungkook sambil menjatuhkan dirinya di atas kasur empuknya.

LINE!

Ponsel Jungkook berbunyi.

Pesan Line baru saja masuk.

Dari Mina.

Ia membacanya.

Hei, apa kabar?
Aku rindu denganmu..

•••

Kringgg!

Ini masih pagi, namun mood Dahyun sama sekali buruk. Ia beranjak dari kasurnya dan segera membuka jendela untuk menghirup udara pagi kesukaannya. Membuatnya lebih tenang sejenak.

"Hah.. bosan. Liburan seperti ini mau melakukan apa?" Gumamnya pelan.

Drrt.. Drrt..

Satu pesan baru masuk

087 - 745 - 557 - xxx
Jackson

Morning~ Aku akan ke rumahmu sekarang. Bersiap-siaplah, aku ingin mengajakmu keluar.

Received
8.37 AM

Dahyun mematikan ponselnya dan melemparnya ke kasur.

Senang tidak senang.

Antara senang karena ia tidak akan bosan di sisa liburnya, dan tidak senang karena ia mau tak mau harus bertatap muka dengan sosok yang selama ini berusaha ia lupakan.

...

Baru saja Dahyun menyelesaikan dandanan sederhananya hingga terdengar pintu kamarnya diketuk.

Tok, tok, tok.

Pintu itu terbuka.

"Hei, dia sudah menjemputmu," kata Momo tanpa basa-basi melalui sela pintu yang terbuka sedikit. Memahami dari sebutan 'dia' Dahyun hanya membalas dengan anggukan singkat.

Tak lama setelah itu, dengan langkah yang sedikit malas ia menuruni tangga. Kedua temannya itu sibuk dengan aktifitas mereka di depan televisi. Berteriak histeris menonton acara yang tayang setiap hari dengan bintang tamu lelaki-lelaki tampan. Itu bukan kegemaran Dahyun. Dahyun tak ingin mengganggu kegiatan mereka, jadi ia hanya melewati mereka lewat belakang sofa dan segera menuju pintu.

Ceklek.

Dahyun membuka pintu itu.

"Hai," sapa lelaki itu dengan senyum khasnya. Namun, Dahyun hanya membalas sapaan manis itu dengan senyum simpulnya. Lelaki itu mengulurkan tangannya, menunggu Dahyun untuk meraih tangan kekar itu sehingga ia bisa menggandengnya.

Dahyun mengehela nafas panjang, kemudian dengan terpaksa ia menerimanya. Lelaki itu menuntun Dahyun menuju mobilnya. Membukakan pintu mobil dan membiarkan Dahyun masuk, dan menutupnya kembali. Ia benar-benar diperlakukan seperti putri.

Dengan sigap lelaki itu segera menyusul masuk dan duduk di belakang setir kemudian mengendarai mobil itu.

Setelah sekian lama ia menanti, akhirnya di sinilah ia. Menatap seorang perempuan di sampingnya yang sempat menjadi pengisi hari-harinya dulu. Ia ingin mengembalikan keadaan yang sekarang menjadi seperti dulu lagi. Kembali seperti ketika ia belum meninggalkannya ke luar negeri. Kembali seperti ketika pertama kali ia menyatakan bahwa ia adalah pemilik hati perempuan ini.

Ia ingin mengembalikan semua seperti sedia kala.

Tbc.

Wish You Were Here • JJK × KDH ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang