"Permisi! Aku titip ini sebentar!"
Begitu Jungkook meletakkan belanjaannya di kasir, ia segera berlari menyusul Dahyun. Sedangkan, si penjaga kasir hanya bisa melongo kebingungan dengan sikap Jungkook.
"Yak, yak! Mau kemana kau? Mana belanjaannya?" Tanya Namjoon yang baru saja keluar dari mobil kemudian menghampiri Jungkook.
"Hyung ke kasir saja! Aku akan menemui seseorang!"
"Yak, bertemu siapa, sih? Kenapa buru-buru?" Namjoon menahan bahu Jungkook.
"Aku tidak ada waktu! Hyung duluan saja, oke?"
Tanpa menunggu jawaban dari Namjoon, Jungkook segera berlari menyusul Dahyun. Namjoon hanya memutar bola matanya dan segera memasuki supermarket untuk mengurus belanjaan.
Dan ketika ia berbelok, dia bisa melihat Dahyun baru saja meninggalkan seorang lelaki dengan buru-buru. Namun, ia tak mau memikirkan siapa lelaki itu.
Ia hanya ingin bertemu Dahyun.
Sekarang ia sudah berada cukup dekat dengan Dahyun. Ia memperlambat langkahnya.
Semakin dekat.
Semakin dekat.
Ia kini berada tepat di belakangnya.
•••
Dahyun melepaskan pelukannya. Mendorong perlahan tubuh Jungkook mundur. Mengusap air mata di kedua pipinya dengan punggung tangannya.
Ia masih menunduk.
Jungkook hanya memperhatikan perempuan di depannya tanpa mengatakan apapun.
"A..aku.. Har..us per..gi," ucap Dahyun dengan suara parau dan sesegukkan. Ia membalikkan tubuhnya kemudian melangkah perlahan.
Jungkook yang merasakan kedua kakinya kini terasa lemas, hanya bisa berkata dengan suara setengah berbisik, "Dahyun-ah.. Keunde wae?"
Hanya itu yang ia katakan. Tidak menahan Dahyun. Tidak beranjak dari tempatnya berdiri.Dahyun mendengarnya. Sangat jelas di malah. Namun, ia tidak merespon apapun. Ia justru mempercepat langkah kedua kaki rampingnya menjauh meninggalkan Jungkook. Berdiri di tepi taman dengan pipi dibanjiri air mata.
Baru pertama kali, Dahyun melihat Jungkook sesedih ini. Selama ia mengenal Jungkook. Yang ia tahu Jungkook adalah orang yang ceria.
Terkadang memang menyebalkan,
tapi Dahyun menyukainya.Kalaupun Jungkook sedang dalam suasana hati yang kurang baik, ia tak pernah benar-benar menunjukkan kekesalan atau kesedihannya.
Namun, kali ini berbeda.
Semua kesedihan Jungkook benar-benar bisa dirasakan Dahyun. Suara tangis Jungkook yang sesegukkan terekam jelas di ingatannya. Tangis yang belum pernah ia dengar sama sekali dari sosok Jungkook.
Pelukkan Jungkook yang perlahan merenggang di tubuhnya jelas dirasakkannya. Tenaganya jelas terkuras untuk menumpahkan seluruh tangisnya.
Dahyun tak bisa berlama-lama di dekatnya. Itu hanya akan membuat hatinya seakan teriris. Melihat wajahnya saja ia tak kuat, apalagi harus menjawabnya.
Dahyun tak mau memberi harapan lagi kepada Jungkook sementara eommanya sama sekali tidak merestui mereka.
Selain itu..
Dahyun sudah terlanjur merasa bersalah. Sungguh. Ia tak sampai hati untuk menjelaskan semuanya. Dahyun hanya ingin perlahan menghindar dan berharap Jungkook bisa terbiasa dengan ketidakhadiran Dahyun.Dahyun kira, dengan waktu yang hampir tiga tahun ini sudah cukup membuat Jungkook melupakannya.
Tapi, dilihat dari reaksi dan sikap Jungkook tadi, itu sama sekali kebalikannya.
Ya..
Seharusnya Jungkook tidak menghiraukan seseorang di sebelahnya saat di kasir supermarket tadi.Seharusnya Jungkook tidak mengenali siapa dirinya.
Seharusnya Jungkook tidak memanggil namanya.
Seharusnya Jungkook tidak mengejarnya.
Seharusnya Jungkook tidak memeluknya.
Seharusnya Jungkook tidak menangis dan–
Ah, tidak-tidak.
Bukan seperti itu.
Sepertinya memang sejak awal semua ini sudah salah.
Sangat salah.
Memang seharusnya mereka tidak pernah saling mencintai.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wish You Were Here • JJK × KDH ✔
FanfictionSebenarnya cinta itu tak serumit seperti yang banyak orang katakan. Bukan cintanya, namun subjeknyalah yang memperumitnya sendiri. Asal mau saling memahami pasti semua akan berjalan dengan baik. Tapi, bagaimana jika kedua pihak sama-sama belum yakin...