"Jadi, apa menurutmu Dahyun sudah kembali?"
"Mungkin, aku tak yakin," Jungkook menaikkan bahu, "Kau sendiri bagaimana bisa yakin itu Dahyun ?" Sambung Jungkook.
"Perempun itu mengenakan.. Kalung seperti yang kau berikan pada Dahyun dulu."
"Jinjja?" Mata Jungkook melebar. Tae sedikit terkejut dengan respon yang tiba-tiba dari Jungkook.
"Aish.. Jinjja, dulu kau memintaku untuk menemanimu memesan kalung, kan? Uh, DJ?" Taehyung meyakinkan, "By the way, kenapa DJ? Maksudku, itu tidak terdengar romantis," Tae menaikkan alis sebelah kanannya.
"Dia yang membuat inisial itu. Dia bilang, itu sedikit berbeda. Lagipula, aku tak bermaksud romantis, kami bersahabat," Jungkook tersenyum. Pikirannya tenggelam dalam kenangan masa lalunya dengan Dahyun. Tae diam, membiarkan Jungkook bahagia walau hanya sejenak.
"Raut wajahmu tidak mengisyaratkan seperti itu," Tae menatap Jungkook,
"Hahh, jadi sekarang kau mau apa ?" Tae melanjutkan."Aku masih ragu itu dia. Tapi jika memang benar, dia masih mengenakan kalung dariku, itu berarti dia tidak menjauhiku karena benci," ia tersenyum, namun dibalik senyumannya terlihat jelas bahwa ia tetap menyimpan luka dan tanda tanya. Tae mengerutkan dahinya dalam-dalam, ikut berpikir. Namun tidak lama. Ia menyerah dengan otaknya yang memang sulit untuk diajak kerja sama.
"Huh, kita sudahi dulu kegalauanmu itu. Kita sebaiknya pulang, ini sudah hampir pukul 9. Kajja."
Tae memanggil pelayan kemudian membayar tagihannya. Merekapun keluar dari Coffee Shop itu. Tidak lama setelah melewati pintu keluar, Tae berteriak.
"Ya, ampun, Kookie! Aku lupa mengembalikan buku catatan Tzuyu!" Tae menepuk dahinya.
"Tzuyu? Nuguya?"
"Ck, teman kampusku. Yang waktu itu menawarimu roti isi kacang merah!" Tae mengingatkan.
"Ah, kalau begitu, Annyeo-"
"Eits, kau ikut aku. Ini sudah malam, bagaimana jika kau diculik? Siapa yang akan menangisimu?" Tae bergurau, namun Kookie hanya menjilat bibirnya tanpa merespon apapun terhadap gurauan Tae. Taehyung langsung menarik lengan Jungkook, yang hanya bisa pasrah.
•••
Tae memasuki kostannya.
"Hyung, aku pulang," Tae melepas sepatunya dan meletakkan plastik berisi belanjaan. Kemudin melesat ke kamar, meninggalkan Jungkook di ruang tamu. Jin yang sedang mengelap rambutnya dengan handuk dan bertelanjang dada, mengikuti Tae dari belakang."Tae!" Bisik Jin di ambang pintu kamar Taehyung.
"Hm?" Taehyung masih mengacak-acak meja belajarnya. Ia lupa menyimpan bukunya di mana.
"Mana detergennya?" Jin masih berbisik.
"Apa?" Tae akhirnya menoleh.
"Detergen yang diminta Yoongi. Mana? Aku tidak melihat detergen di tas belanjaan yang kau beli."
Nafas Tae seketika terhenti. Ia tahu ia akan terkena masalah. Jin bisa membaca raut wajah Tae. Ia sudah pasti lupa membelinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wish You Were Here • JJK × KDH ✔
FanfictionSebenarnya cinta itu tak serumit seperti yang banyak orang katakan. Bukan cintanya, namun subjeknyalah yang memperumitnya sendiri. Asal mau saling memahami pasti semua akan berjalan dengan baik. Tapi, bagaimana jika kedua pihak sama-sama belum yakin...