Chap 9

15.1K 1.5K 111
                                    

Bulu kuduk sasuke meremang ketika menerima kabar buruk itu dari Kagero. Ia ingin sekali memenggal kepala Kagero walau ia tau itu mustahil untuk dilakukan.

[Saat ini Naruto-sama dan sakura-sama telah dibawa ke RS Konoha. Tsunade-sama dan Orochimaru-sama yang menangani Naruto-sama secara langsung. Untuk Sakura-sama dia-]

"Aku akan segera ke sana. Kau siaga di tempat Sakura saja bersama Satoshi."

Sasuke mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dalam hatinya berkecambuk berbagai kemungkinan buruk yang akan terjadi pada Naruto dan anak-anaknya. Bagaimana jika Menma tidak selamat? Bagaimana jika Sarada juga tidak selamat? Bagaimana jika ia kehilangan Naruto?

.

Sai duduk termenung di depan ruang operasi Naruto. Masih terbayang kejadian beberapa menit lalu yang hampir membuatnya jantungan. Ia melihat jelas Naruto didorong dari belakang oleh Torune lalu menabarka Sakura dan mereka berdua terjatuh. Ketika sampai di tengah kerumunan, yang Sai dengar pertama kali adalah teriakan sakit Naruto dan darah yang mengalir. Ia bahkan tidak sempat melihat Sakura yang juga tengah merintih kesakitan. Ia segera memapah Naruto dan memasukkannya ke mobil, membawanya secepat mungkin menuju RS Konoha. Ketika sampai di RS Konoha, para perawat dan dokter segera memanggil Tsunade Senju. Sepertinya mereka sudah mengetahui keadaan Naruto. 

Tangan pucat Sai terkepal erat. Ia masih ingat dengan apa yang telah dilakukan Torune tadi sore. Bukankah Torune mengenal Naruto? Mereka bahkan sering melakukan kegiatan berasama saat di kampus dulu. Ini semua pasti perbuatan Danzo. Setelah Shin sekarang ia ingin mencelakai Naruto.

"Yugao-san. Aku ingin minta tolong. Tolong selidiki kejadia yang terjadi tadi sore di Taman Konoha." Ucap Sai kepada wanita yang ada di sebrang telfon. "Pastikan semuanya terungkap."

.

Ketika Sasuke tiba di depan ruang oprasi, ia bisa melihat Kagerou dan Sai yang sedang terduduk gelisah. Dengan langkah cepat ia menerjang Kagerou dan menahannya di dinding. "Mengapa. Kau. Tidak. Menjaga. Istriku!!" ucap Sasuke penuh penekanan. Kagerou dapat melihat amarah dan kebencian di mata Sasuke yang mulai berubah warna.

"Maaf, Sasuke-sama. Saat kejadian saya sedang membelikan pesanan yang diminta Naruto-sama." Ucap Kagerou jujur. Naruto memang sempat meminta dibelikan beberapa cemilan sebelum sampai di kursi taman tempat biasanya ia duduk.

"Lalu kenapa kau tidak melindunginya?" kali ini Sasuke menatap Sai yang masih terduduk.

"Aku tiba saat Naruto sudah ada didalam kerumunan orang. Aku segera berlari kearahnya ketika aku melihat seseorang yang mencurigakan masuk ke kerumunan. Ketika aku sampai di kerumunan, Naruto dan Sakura sudah tersimpuh di tanah."

"Orang mencurigakan? Kau tahu seperti apa penampilannya?" Sasuke melepaskan cengkramannya dan kini menatap Sai dengan curiga.

"Aku ingat. Rambutnya hitam, lebih tinggi beberapa centi dariku. ia mengenakan mantel hitam berkerah tinggi yang menutupi hingga mulutnya dan ia juga mengenakan kacamata hitam."

"Kita akan bahas ini nanti. Apa sudah ada info mengenai Naruto dan Sakura?"

"Sakura-sama telah selesai melahirkan. Bayi erempuan anda lahir prematur dan sedang di rawat intensif. Saat ini Sakura-sam sedang di jaga oleh Satoshi. Untuk Naruto-sama sampai saat ini belum ada perkembangan."

Tak selang 35 menit Fugaku, Mikoto, Itachi dan kembar Namikaze telah datang. Mereka datang dengan terburu-buru. Mereka berdelapan masih menunggu operasi Naruto sembari menyampaikan kabar kepada kerabat mereka.

Setelah menunggu selama kurang lebih dua jam akhirnya Tsunade keluar dari ruang operasi. ia disambutu deretan pertanyaan dari Sasuke dan Fugaku.

"Bayinya selamat. Naruto perlu banyak istirahat. Tadi ia empat tak sadarkan diri dan kekuarngan darah. Tapi tak perlu khawatir. Kami punya banyak persediaan donor darah khusus untuk Naruto. Setelah dipindah ke ruang perawatan. Kalian bisa masuk satu-persatu untuk melihat Manma."

.

"Kakashi. Aku ingin menyelidiki seluruh kamera CCTV yang ada di taman hari ini. Terjadi sesuatu pada Naruto dan aku ingin kau menemukan pelakunya. Jika ini berhubungan dengan Danzo, maka selidiki sampai ke akar-akarnya. Aku ingin lelaki tua itu mendekam di penjara."

MataMinato berkilat tajam. Seusai mendapat kabar dari Tsunade mengenai Naruto, ia segera memerintahkan Kakashi untuk bergerak. Aapun yang terjadi dia akan melindungi putra bungsu manisnya.

.

Sasuke menatap Naruto yang terbaring di atas kasur rumah sakit. tubuhnya tampak lemah tapi ekspresi bahagia tersirat jelas dari matanya. Pemuda pirang itu tidak sedikitpun melepaskan pandangan dari sosok bayi mungil yang tertidur di samping ranjangnya. Bayi mungil berambut hitam legam dengan tiga garis halus di masing-masing sisi wajahnya.

Sasuke menghampiri Naruto dan mencium kening pemuda berambut pirang itu. Membisikkan kata-kata penuh pujian dan ucapan terimakasih kepada lelaki yang amat ia cintai.

"Bayi yang sehat." Ucap Madara yang datang paling terakhir, menata Menma dengan binar mata kagum. "Semoga dia mengikuti sifat Fugaku yang stoik ataw Hashirama yang dobe." gumam lelaki tua itu sambil mengelus pipi gempal Menma yang tertidur.

Fugaku hanya mengerutkan alis mendengar gumaman ayahnya. Kapan ayah tuanya ini akan sadar bahwa dialah sumber segala kekakuan di keluarga ini.

"Yang pasti dia akan semanis Naru-chan." Kurama menatap keponakan barunya dengan mata berbinar haru. Itachi masih setia menemani wanita berambut jingga itu, membatin kapan ia akan bisa seperti Sasuke. Merasakan kebahagiaan ketika anak pertama mereka lahir. Yah, masih ada banyak waktu untuk menundukkan hati liar Kurama yang senang berpetualang.

"Apa sudah ada yang menengok Sarada?" tanya Mikoto yang sedang duduk di sofa panjang bersama Fugaku.

"Aku sudah melihatnya." Madara mensusukkan dirinya di sofa single disamping Fugaku. Ruang VVIP yang disediakan Tsunade memberikan fasilitas lengkap bagaiakn rumah sendiri. "Penampilannya tidak ada bedanya dengan para Uchiha lainnya. Tidak ada fariasi sedikitpun. Mungkin karena gen Uchiha terllau kuat."

Mikoto hanya bisa speechless mendengar pendapat mertuanya.

"Mau bagaimana lagi. Sakura kan bukan berasal dari klan yang kuat. Sampai saat ini klan yang berhasil menandingi gen Uchiha hanya Uzumaki, Senju dan Hyuuga. Itupun karena mereka berasal dari akar yang sama." ujar Fugaku tenang. Menyeruput kopi hitam yang sebelumnya dibuatkan oleh Kurama.

"Karena ini pernikahan diluar klan Uchiha pertama, pasti Menma yang paling beda ya." Mikoto menatap cucunya dengan berbinar. Ia sangat menginginkan bayi mungil yang berbeda dengan Uchiha kebanyakan. Rambut hitam, kulit putih, wajah stoik. Itu semua sudah biasa ada di klan Uchiha. Mikoto dan Fugaku menginginkan keturunan yang unik. Berbeda dengan keluarga Uchiha lainnya. "Aku harap matanya tidak onix." lanjut Mikoto lagi.

"Tenang saja. Matanya sangat indah. Bagitu indah bagaikan langit dimusim panas. tapi juga begitu gelap seperti lautan dalam. Mata seorang Namikaze." ucap Naruto bangga. Diantara mereka diruangan itu, hanya Naruto yang sempat melihat mata Menma. Mata seorang Namikaze.

"Kapan Sarada bisa dipindahkan dari ruang inkubator?" Tanya Fugaku kepada Sasuke.

"Kata Sizune, Sarada 6 - 10 hari lagi sudah bisa dibawa keluar."

"Kalau begitu, setelah keluar nanti. Segera bawa kemari. Jangan beritahu Sakura. Aku akan mengurus akte Sarada sesuai perjanjian dengan Kizashi. Mulai hari ini Sarada akan diasuh dan dibesarkan oleh Naruto, bersama dengan Menma." Ujar Fugaku mutlak.

TBC

Empress of Uchiha FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang