Chapter 12

729 33 4
                                    

Yeayy UAS kelar!!

Begitu sorakan yang mengisi ruangan ini, padahal dosen baru saja meninggalkan kelas beberapa detik yang lalu.

Ah, finally. Aku juga bersorak dalam hati.

“Ga usah sok-sok an seneng dulu lu pada, perbaikan menanti coy. Hahaha,” Hendra selaku ketua kelas menginterupsi dengan suara besarnya. Semua bersorak renyah membenarkan. Iya juga sih yaa..

Kelas sudah semakin sepi, teman-temanku sudah banyak yang keluar karena setelah ini memang tak ada mata kuliah lagi. Sekilas kudengar, ada yang ingin pergi nonton bioskop, nongkrong di cafe, pergi menghadiri seminar, dan banyak lagi agenda lain yang sudah mereka siapkan untuk refreshing sejenak, katanya sih untuk merayakan hari terakhir UAS. Halah, nanti pas perbaikan juga stress lagi...

Aku menutup Al-quran saku berwarna tosca setelah menuntaskan bacaan surat Al-Kahfi yang merupakan amalan sunnah di hari Jum’at. Kutengok sekeliling kelas, ada Ghina dan Rasya di pojok sana yang sedang ber-bluetooth film di laptopnya, ada Nara juga yang sibuk dengan gadget. Pasti dia lupa bawa Al-quran sakunya, jadi saja baca surah lewat aplikasi di ponsel. Ah, tak ada rotan akar pun jadi. Amalan sunnah sebaiknya banyak kita laksanakan buat menghapus dosa-dosa kecil yang sering kita lakukan secara ga sadar, begitu kata Kak Maul.

Aku merapikan barang-barangku sambil menunggu Nara. Gina dan Rasya sudah pamit duluan.

“Gimana tadi?” suara Nara mengagetkanku, serius, Aku beneran kaget.

“Si Nara ini.. kebiasaan deh, ngagetin mulu,” aku mengelus dada pelan.

“Heheh, makanya jangan ngelamun terus,” jawabnya cengengesan, aku membalas cemberut

Aku meneruskan kegiatanku membereskan alat tulis dan sedikit merapikan jilbab. Kulirik Nara yang sibuk dengan handphonenya. Jarinya terus menscrool layar, bibirnya komat-kamit membaca apa yang tertera disana, lucu, hehe. Aku tersenyum jahil.

“Re..” Aku sudah ingin bangkit ketika Nara memanggilku dengan mata yang masih terpaku pada handphone. “Hm?” aku merespon.

“Kamu ga langsung pulang kan?” katanya, kini matanya sudah menatapku.

“Emm.. kenapa emang?” aku tau, pasti Nara mau mengajakku ke suatu tempat atau ke sebuah acara.

“Ikut keputrian, yuk!” jawabnya semangat, Nara ikut bangkit dan berdiri. Aku berpikir sejenak, sebenarnya aku masih malas ikut-ikut acara begitu, tapi.. “Harus sering-sering ikut kajian biar ilmunya nambah terus,” kata Kak Maul begitu. Aku juga ga ada kegiatan lain sih setelah ini, boleh deh, sekali-kali ikut keputrian. Di SMA dulu, aku tak pernah ikut acara keputrian yang biasanya diselenggarakan saat menunggu laki-laki sholat Jum’at, aku pasti kabur ke kantin.

“Boleh, jam berapa?” Aku bertanya penuh semangat. Nara pasti senang mendengarnya, karena aku sering menolak ajakan itu, hehe.

For your information, Nara ini adalah jawaban dari doaku. Aku sering berdoa supaya didekatkan sedekat-dekatnya dengan orang yang bisa membawaku kepada jalan kebaikan dan bisa membantuku dalam perjalanan hijrah ini, dan Allah mengabulkan doaku itu. Aku didekatkan dengan seorang gadis cantik yang ilmu agamanya jauh di atasku. Jelas, aku sangat bersyukur. Dan inilah yang membuatku semangat menyebut dia dalam doaku, semoga saja kali ini Allah mengabulkan kembali doa-doaku.

“Udah mau mulai, ke mushola lantai 5 yuk,” kami berjalan menuju mushola di lantai 5, sepanjang perjalanan kami menceritakan apa saja yang terjadi selama UAS tadi, membahas soal-soal, dan banyak lagi guyonan yang lain. Selalu begitu, seru.

Kun Fayakun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang