3| Kejutan Ata

96 9 0
                                    

"Ta, buka mulutnya. 'Aaaaaakkkkk'." ucap Nina pada Ata dengan membuka lebar mulutnya sendiri.

Ata hanya melihat Nina sekilas lalu menggeleng. Merasa dikacangin, Nina menyentil ujung hidung Ata yang lumayan mancung.

"Sakit tau." Desis Ata.

Nina menjulurkan lidahnya.
"Songong sih lo. Gue suapin gak mau." Sungut Nina.

"Gue bukannya gak mau. Tapi nanti es krim punya lo abis. Trus lo minta gue balik ke tempat abang - abang es krim tadi, buat beliin lo yang baru." Jelas Ata.

Nina membenarkan fakta itu. Ia memang berniat membuat Ata menghabiskan es krim miliknya agar Nina dibelikan es krim baru. Nina baru akan menjawab, namun Ata kembali berbicara.

"Gausah ngelak. Gue udah tau kebiasaan lo, Bu Haji." Ucap Ata lagi.

Nina lalu nyengir kuda.
"Tau aja."

"Yeu!" Ucap Ata lalu merangkul pundak Nina.

Nina sumringah. Akhirnya bisa mesra - mesraan juga sama Ata!
Nina dengan senang hati melingkarkan tangan kanannya di pinggang Ata. Nina masih menjilati es krim coklatnya, begitupun dengan Ata yang menjilati es krim vanilanya.

Di pertengahan jalan, Nina tiba - tiba berhenti berjalan. Ata ikut berhenti berjalan dan menunduk agar bisa melihat wajah Nina yang tingginya hanya sebahu Ata.

"Kenapa? Mau es krim lagi?" Tanya Ata, takut - takut kalau Nina mau es krim lagi karena sekarang es krim Nina sudah habis. Namun Nina menggeleng.
Ata menaikkan satu alisnya tanda bertanya.

Nina tiba - tiba memeluk tubuh Ata. "Cuman pengen meluk." Ucap Nina gemas.

Sebenarnya Ata ingin melepas pelukan Nina, karena mereka sedang ada di taman dan Ata gak mau mesra - mesraan di tempat umum -- bukan berarti yang tadi gak termasuk mesra - mesraan loh ya. Itu kan ... ah, lupakan -- Tapi saat ia melihat Nina memeluknya erat, niat Ata urung. Jadi dia tersenyum simpul dan membalas pelukan Nina.

2 menit kemudian Nina melepas pelukan mereka dan memandang bahagia pada Ata. Senyumnya merekah sehingga memperlihatkan deretan gigi rapi milik Nina.

"Tumben mau bales meluk di tempat umum. Kangen ya?" Ucap Nina jahil sambil menunjuk wajah Ata.

"Gak juga. Gue cuman gak mau lo dikira orang gila gara - gara meluk cowok yang gak bales meluk." Ucap Ata ikut jahil.

Nina memukul bahu Ata.
"Sialan. Dasar cowok gak peka!"

"Ngambek mulu. Gue tinggal juga, nih?"

"Ish, lo ya."

Dan Ata dengan senang hati menertawai Nina.

                           ***

Nina keluar dari mobil Ata. Ata ikut turun untuk mengantar Nina sampai pintu depan. Tangan mereka saling terkait erat hingga akhirnya dilepas oleh Ata karena sudah sampai.

"Mau masuk?" Tanya Nina.

Ata menggeleng.
"Gue pulang sekarang aja, jarak rumah kita lumayan jauh. Kita 'kan mau ke acaranya Mia.
Lo juga harus mandi sama dandan 'kan?"

"Yaudah deh, kalo gitu. Gue masuk dulu ya?"

Nina sudah menyentuh gagang pintu, namun panggilan Ata membuatnya kembali menengok.
"Kenapa ?"

Bukannya menjawab, Ata malah berlari kecil menuju mobilnya. Nina tampak bingung, namun ia tetap menunggu. Hingga tak lama kemudian laki - laki itu datang dengan membawa paper bag yang lumayan besar.

"Nih." Ata menjulurkan paper bag tadi pada Nina.

Nina mengambilnya.
"Ini apaan?"

"Buka aja nanti sendiri," ucap Ata sok misterius. "Yaudah gue balik dulu. Jam 7 gue kesini."

Nina masih bingung, namun ia tetap mengangguk. Setelah Ata pulang, gadis umur 17 tahun itu langsung berlari -- jujur Nina kepo sama sesuatu yang dikasih Ata -- ke kamarnya. Ia menaruh tas di kasur dan langsung membuka paper bag tadi.
Dan mata Nina melebar serta bibirnya melongo melihat isi dari paper bag itu.

Sebuah gaun yang 2 bulan lalu Nina lihat di butik ternama sewaktu menemani tante Via -- mamanya Ata -- belanja. Nina dari dulu ingin membelinya, namun belum kesampaian karena harganya cukup mahal.

Bahkan ini lebih bagus dari gaun yang gue liat waktu itu. Batin Nina.

Nina juga menemukan sebuah kertas kecil yang bertuliskan.

Ini gaunnya dipake. Gak usah nanya - nanya lagi kenapa gue ngasih dan tau dari mana.

Ata

Nina tersenyum membaca tulisan ceker ayam milik Ata.
Yah meskipun jelek dan tak terlalu jelas, tapi itu cukup manis. Nina lantas memeluk gaun pemberian Ata dan berputar - putar. Sesaat kemudian ia sadar bahwa ia harus cepat mandi kalau tak ingin terlambat. Bisa - bisa nanti Ata malah ngambek gara - gara Nina dandannya lama.

Nina menaruh kembali gaunnya dengan hati - hati. Tanpa menunggu lama, Nina langsung berlari ke kamar mandi.

A.n

Hai, ketemu lagi di bab 3.
Ini emang kelihatannya klise, tapi nanti bakal aku usahain buat terlihat beda.

Keep vote.

Gastaseno [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang