9| Kok jadi gitu?

91 8 0
                                    

A.n

Itu foto Nina sama Ata waktu SMP ya. Hehe.
Nina keliatan agak gendut, biasa lah. Anak SMP yang lagi puber - pubernya. Eaaa😂

Ata dan Nina lari dengan terburu - buru. Mereka telat masuk sekolah karena taksi yang ditunggu gak dateng - dateng. Tadi motor Ata dipake Ryan, katanya mau ada kerja kelompok di rumah temen, dan Ryan gak enak numpang mulu. Mobil Ata juga lagi di bengkel gara - gara waktu itu dipake Ryan. Ata gak tau pasti tu anak ngapain aja, yang pasti saat sudah sampai rumah, mobil Ata yang tadinya mulus malah lecet dibeberapa tempat, ada penyok juga. Jangan tanya reaksi Ata waktu itu. Ata rasanya pengen telanjangin Ryan trus digantung di ujung monas saking kesalnya.

"Hhh, gue capek, Ta." Keluh Nina dengan napas yang belum teratur. Ia berhenti berlari dan membungkuk dengan kedua tangan menumpu pada lutut.

Ata berhenti juga. Ia memandang pada Nina yang tampak kelelahan. Ata mendekat.
"Yaudah kita gausah lari lagi. Udah sampe juga."

Jadi mereka bisa masuk ke sekolah karena tadi Ata mohon -mohon ke satpam nya. Dibantu dengan Nina yang berpura - pura pucat seperti orang sakit. Jadi mereka bisa masuk dengan tenang.

"KALIAN BERDUA!" suara bu Ismi terdengar.

Atau mereka memang saat ini belum bisa tenang.

Mereka menelan ludah lalu menengok ke belakang. Dibelakang bu Ismi berkacak pinggang. Ia berjalan mendekat dengan tampang menyeramkan.

"Kalian berdua, ikut saya ke ruang BK."

Ata dan Nina mengangguk dan mengikuti langkah bu Ismi. Mereka langsung didudukan dihadapan bu Ida, guru BK yang juga lumayan galak. Setelah mengatakan alasannya membawa 2 siswa ini kesini, bu Ismi langsung berjalan keluar. Bu Ida memandang tajam Ata dan Nina. Nina menunduk takut, sedangkan Ata tampak biasa saja, ia malah nyengir tak berdosa. Jelas lah, dari kelas 10 Ata sudah sering masuk ruang guru, BK, bahkan ruang Kepsek karena terlalu seringnya membuat masalah.

"Kalian berdua saya hukum membersihkan seluruh toilet di kelas 12. Sampai bersih!" Ucap bu Ida sok antagonis.

"Kok langsung dihukum sih, bu? Biasanya 'kan nanyain alasan dulu, bu," ucap Ata dengan tampang bego.

"Saya sudah tau alasannya jika kamu yang telat. Jadi tak perlu dijelaskan lagi." Ucap bu Ida lagi.

"Ibu jangan salah paham dulu. Jangan terlalu cepet ngambil keputusan. Aku bisa jelasin semuanya kok. Kita bisa ngomongin ini baik - baik. Jangan kayak gini." Balas Ata dengan dramatis.

Nina menyenggol kaki Ata.
Bermaksud agar Ata jangan ngomong gitu. Gak sopan. Ata menoleh sekilas lalu melihat kearah depan lagi.

"Keluar dari sini, Ata! Atau ibu tambah hukuman kamu." Galak bu Ida lagi.

Ata langsung berdiri dan menarik Nina keluar. Setelah sampai diluar, Ata malah ketawa.

"Apanya yang lucu, sih. Itu tu gak sopan."

Tawa Ata berangsur hilang. Ia berdehem untuk menormalkan rasa gelinya. Ia menatap Nina serius.
"Lo ke kelas aja. Biar gue yang jalanin hukumannya."

"Kok gitu? Kita 'kan telatnya berdua. Jadi dihukumnya juga harus berdua."

Ata menggeleng.
"Gue bilang gak, ya nggak."

"Kok maksa sih. Gue 'kan juga salah." Nina bersikukuh.

"Kok lo nyolot? Gue yang salah. Jadi biar gue aja."

"Gak. Gue juga salah." Ucap Nina gak mau kalah.

"Gue."

"Ih, gue juga."

"Bodo."

"Yaudah."

"Yaudah."

Dan mereka lagi - lagi bertengkar hanya karena hal sepele seperti itu. Mereka menjaga jarak. Ata didepan dan Nina dibelakang. Sejurus kemudian, Ata lari meninggalkan Nina. Nina kaget dan juga balas berlari mengejar Ata. Dengan gerakan sigap, Ata mengambil semua alat untuk membersihkan toilet. Nina yang baru sampai, jadi gak kebagian. Kayanya Ata bener - bener gak mau Nina ikutan bersihin toilet.
Maka Nina dengan segala kesadaran mencoba merebut alat pel dari tangan Ata.

"Lepasin, Ta. Gue juga harus bersihin toilet cewek." Ucap Nina sambil menarik lap pel yang dipegang Ata.

"Gak bakal. Gue udah bilang jangan ikut, ya jangan."

"Ih lepasin gak nih lap pel?"

"Gak bakal!"

"Ta, lepas, gak?"

"Gak!"

"Ta!"

"Apaan."

"Lepaaaaaaaaaass." Ucap Nina dramatis dan memanjangkan huruf 'a' nya.

"Gaaaaaaaaaaaakk." Ata mengikuti gaya bicara Nina.

Dan akhirnya mereka melepas lap pel nya. Tapi bukannya mulai membersihkan toilet, mereka malah pergi meninggalkan hukumannya. Nina berjalan kearah kelasnya dengan wajah kesal bercampur cemberut dan perasaan dongkol. Ata sendiri tak tau kemana arahnya. Mungkin mau nongkrong di kantin sambil mesen teh tawar panas sama bakso pedes!

Gastaseno [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang