8| Beruntung

74 7 0
                                    

Ata sedang bersantai di ruang tengah. Tadi sebenarnya ia di sini bareng Ryan, tapi sekarang Ryan lagi di toilet. Kayanya dia sakit perut gara - gara tadi makan rujak. Mana gak bagi - bagi, lagi. Rasain!

Tiba - tiba Hp Ryan bergetar tanda ada chat masuk. Ata awalnya cuek, tapi lama - lama ia kepo juga. Bodo amat soal etika, toh Ryan juga suka ngotak - atik Hpnya Ata. Ryan juga kadang suka balesin chat - chat dari cewek - cewek yang emang suka nyapa Ata di sosmed, balesnya juga bisa dibilang 'wah'. Contohnya seperti:

Iya, gue juga kangen.

Ogitu, mau gue suapin?

Jangan ngomong gitu lah. Gue jadi malu.

Dan yang paling parah.

I love you too. Tapi jangan bilang - bilang Nina ya kalo gue ngomong gitu.

'Kan ngeselin! Untung Nina waktu itu gak liat. Kalo sampe liat, Ata mungkin sudah diajak puasa ngomong sama Nina.

Dan sekaranglah saatnya Ata balas dendam. Ia menyeringai jahil. Ia mulai membuka semua chat. Ada beberapa dari cewek ternyata. Dan isinya kalimat sapaan, ucapan selamat pagi, siang, sore, malem yang secara sengaja gak dibaca oleh Ryan. Ata mengangguk - angguk pelan. Ternyata Ryan laku juga, Ata kira dia gak dilirik cewek karena saking nyebelinnya -- bukan berarti Ata gak nyebelin sih.

Dan matanya terpaku pada sebuah chat paling tengah. Nampak ada pesan yang Ryan kirimkan pada seorang cewek, namun belum dibaca. Pesannya dikirim jam 2 siang tadi, dan sekarang jam setengah 3. Berarti baru aja. Maka Ata membuka pesan itu dan melihat chat history nya. Isinya tentang obrolan Ryan dengan cewek itu.
Ata terkekeh sambil geleng - geleng membaca pesan yang berisi gombalan receh dari Ryan.

Sesaat kemudian Ryan datang dari arah toilet. Begitu matanya menangkap sosok Ata sedang berkutat dengan Hp, Ryan langsung berlari mendekat. Ia melotot. Ponsel yang Ata mainkan itu ponsel milik Ryan! Meskipun merk nya sama, tapi warnanya beda. Terbukti dari casing Hpnya yang berwarna hitam. Ponsel Ata sendiri warnanya putih, jadi sudah jelas itu ponsel milik Ryan. Ryan merebut ponselnya dalam sekali tarik.

"Apa - apaan sih lo, maen buka Hp orang." Protes Ryan.

"Ngaca, lo," ucap Ata tak mau kalah. "Biasanya siapa yang maen buka Hp orang, huh? Btw, gombalan lo oke juga ya." Ucap Ata sambil menaik turunkan alisnya.

"Apaan sih lo." Ucap Ryan salah tingkah.

Ata hanya geleng - geleng melihat kelakuan adiknya ini. Ternyata bisa salting juga nih bocah curut.

***

Ata baru saja selesai mandi. Tadi sore ia belum sempat mandi karena harus mengerjakan PR. Sebenarnya Ata malas, tapi berhubung ia sudah kelas 12 dan Ujian yang sudah semakin dekat, ia harus 'sedikit' lebih rajin jika ingin melanjutkan ke kampus yang ia inginkan. Maka dari itu, Ata memilih untuk mandi agak maleman, sekalian biar seger sebelum tidur.

Ia masih sibuk mengeringkan rambutnya dengan handuk, saat ponselnya berbunyi. Ternyata telpon dari Nina. Ata menggeser tombol jawab dan terdengarlah suara Nina dari seberang.

"Halo, Nin. Kenapa?"

"Iya halo. Gapapa. Gue cuman mau ngingetin jangan lupa makan malem. Gue tau lo belom makan dari sore karena buat PR 'kan?"

Ata mengangguk walau tak mungkin bisa dilihat Nina.
"Iya." Jawab nya singkat.

"Yaudah, gitu aja. Udah dulu ya, gue mau belajar dulu. Love you Ta."

"Ok. Love you too."

Panggilan ditutup oleh Nina. Ata duduk di pinggir kasur. Gerakan tangannya mengeringkan rambut melambat. Ia tersenyum.

Karenina. Gadis cantik yang menjadi sahabatnya dari kelas 8. Gadis ceria yang selalu membuat Ata senang dengan tingkah konyolnya. Jujur. Ata sudah suka pada Nina dari kelas 9. Namun ia enggan untuk mengatakannya. Ata berpikir, kalau misalnya Nina gak suka gimana? Ata gak mau persahabatan mereka jadi canggung, atau lebih parah jadi merenggang. Nina juga sudah punya pacar waktu itu. Jadi Ata berpikir kalau Nina gak mungkin punya perasaan yang 'lebih' untuknya.

Ata kadang harus menutupi rasa gugupnya bila Nina minta gendong. Ata juga harus tahan bila Nina mulai membicarakan tentang cowok lain. Tapi saat Nina disakiti, Ata gak akan segan - segan ngasih bogem mentah untuk cowok itu, dan tentu saja tanpa sepengetahuan Nina. Jadi untuk menutupi perasaannya, Ata mencoba mencari gadis lain. Ia sudah beberapa kali pacaran. Tujuannya adalah untuk menghapus perasaannya pada Nina.

Tapi bukannya menghilang, perasaan itu justru semakin terasa. Ia merasa senang saat bersama gadis - gadis itu, tapi entah kenapa rasanya biasa saja. Rasanya gak se-deg - degan saat Nina menatapnya. Rasanya tak senyaman saat Nina memeluknya. Pokoknya, kalo sama Nina, rasanya 'beda'. Hingga pada beberapa bulan sebelum akhir kelas 11, Ata berani mengungkapkan perasaannya.

Ata saat itu sebenarnya cuman 'ngungkapin', sama sekali gak ada niatan supaya Nina mau jawab apalagi bales rasa sukanya. Tapi jawaban Nina malah membuat Ata merasa seperti ada kupu - kupu yang beterbangan di perutnya.

Ternyata Nina juga punya rasa yang sama. Dan Nina juga melakukan hal yang sama. Berpura - pura biasa saja, serta berusaha melupakan dengan membuka hati bagi pria lain. Tapi nihil. Nina tetap suka Ata!
Satu hal yang Ata tau saat itu.
Ata BERUNTUNG.

A.n

Gimana part ini? Suka gak? Semoga suka ya, aku buatnya di sela belajar buat Ujian Sekolah. Hehe. Mau gimana lagi? Harus belajar, tapi pengen nyegerin pikiran sama Nina - Ata😂

Keep vote ya

Gastaseno [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang