18| Ata kemana?

72 6 0
                                    

Nina baru saja keluar dari kelasnya ketika bel istirahat berbunyi. Ia kini membelokkan tubuhnya kearah kiri, menuju kelas Ata berada. Dengan rambut panjang yang digerai indah ditambah bandana, ia melangkahkan kakinya mantap.

Sampai di depan pintu, Nina terdiam. Seperti biasa, ia akan menunggu seluruh penghuni kelas itu keluar dulu. Ia sengaja berdiri agak jauh agar tidak menghalangi jalan. Namun ketika gerombolan siswa berkurang, Nina mengernyit.

Ata tidak keluar. Bahkan ketiga sahabat Ata pun tak kunjung keluar. Nina kemudian memilih untuk masuk saja ke kelas tersebut. Matanya menjelajah seisi kelas, namun lelaki itu tak ada. Yang ada hanyalah Joni dan Rego yang sedang duduk diatas meja, dan Ali yang duduk di kursi.

Ketiga lelaki itu duduk di bangku paling belakang dan pojok. Mereka tadi sedang membicarakan sesuatu dengan suara pelan dan dengan ekspresi yang susah ditebak. Namun setelah menyadari kehadiran Nina, mereka seketika terdiam dan serempak menoleh kearah Nina. Ada sirat terkejut namun berusaha ditutup - tutupi dari mereka.

"Ata mana?" Tanya Nina sambil memandang ketiganya satu - satu. Hening selama beberapa detik, hingga kemudian, salah satu dari mereka buka suara.

"Kemarin 'kan udah kita kasih tau, Nin," ujar Rego. "Ata lagi ada acara keluarga di Surabaya. Peringatan kematian neneknya. Jadi dia gak masuk."

"Oh ya?" Tanya Nina lagi seolah kurang yakin. Tiga - tiganya mengangguk. "Bukannya itu udah kemarin, ya? Kok sekarang masih gak masuk?"

Nina benar. Ata kemarin memang tidak masuk sekolah. Memang terkesan tiba - tiba, mengingat dua hari yang lalu - saat Ata mengajaknya makan indomie untuk merayakan mensiversary mereka - Ata tak bercerita apapun mengenai acara keluarganya di Surabaya.

Nina tau, nenek Ata meninggal empat tahun yang lalu, jadi ia tak curiga saat Ata bilang begitu lewat Line kemarin. Tapi, harusnya hari ini ia sudah masuk sekolah.

"Ya, kali aja, acaranya baru dimulai hari ini, Nin," imbuh Joni. "Kemaren itu prepare-nya dulu."

"Lo udah makan?" Tanya Ali tiba - tiba, yang membuat Nina menoleh kearahnya. Meskipun agak bingung mengapa Ali bertanya begitu, Nina tak urung menggelengkan kepala.

"Tapi, Ata dari semalem gak kabarin gue lagi." Nina menunduk sedih.

Joni, Rego, dan Ali bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Nina, menyisakan dua langkah di depan gadis itu.

"Mungkin dia kemarin sibuk sama sanak keluarganya disana. Silaturrahmi. Jadi lupa ngabarin," ujar Joni yang tumben - tumbenan ngomong bener. "Gausah sedih. Besok paling udah balik sekolah lagi. Ye gak?" Ucapnya lagi sambil meminta persetujuan kawannya.

"Hooh." Jawab Rego dan Ali berbarengan.

"Yaudah, mending sekarang, lo ikut kita makan di kantin. Nanti gue panggilin Sandra buat ikut gabung di meja yang sama kalo lo canggung makan bareng kita."

Nina mengangkat wajahnya lalu menggeleng cepat. "Gausah. Lo bertiga ke kantin aja. Gue belom laper."

"Jangan gitu, Nin. Ntar Ata marah kalo lo gak kita jagain."

"Iya, Nin. Ayolah bareng aja."

"Sama kita juga. Bukan sama orang lain."

Nina kembali menggeleng. Ia bukan tidak mau makan bersama orang yang paling dekat dengan pacarnya itu. Namun, ia benar - benar tak nafsu makan saat ini.

"Gue gapapa, kok. Kalian duluan aja. Nanti kalo gue laper, gue bisa ke kantin bareng Mia."

"Yakin?" Ali memastikan. Nina mengangguk dan kemudian berjalan gontai keluar kelas.

Gastaseno [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang