11| Sekilas tentang kak Denis

106 9 0
                                    

Di mulmed foto kak Denis ya

Denis suka kesehatan.
Setiap pagi ia selalu bangun subuh - subuh untuk berolahraga. Sarapannya roti sama susu. Lebih suka makan sayur ketimbang daging, tapi dia bukan vegetarian. Denis juga anak yang rajin. Ia paling tak suka bila ada yang 'sengaja' membuat kamarnya berantakan. Ia selalu bisa mengurus segala keperluannya sendiri. Maka dari sejak lulus SMA, ia merantau dan melanjutkan pendidikan di luar kota.

Sekarang Denis sudah menjadi seorang dokter spesialis ginjal. Ia bekerja diluar kota, namun setiap hari Sabtu, ia akan menyempatkan diri untuk pulang kerumah orang tuanya bila memang sedang tidak ada pasien. Seperti yang sudah diucapkan tadi, Denis tidak suka bila ada yang memberantakan kamarnya. Terlebih lagi. Paling khusus untuk Nina.

Nina itu anaknya ajaib. Kalau kalian baru melihat Nina, kalian pasti akan berpikir kalau Nina adalah sosok gadis manis nan anggun. Oh jangan lupakan pintarnya. Terbukti dari wajahnya yang nampak lugu dan bukan pemberontak. Tapi jangan salah. Nina tidak seperti itu. IA SEBALIKNYA -- kecuali pintar. Mungkin istilah 'don't judge book by it's cover' sangat cocok untuk mendeskripsikan sosok Nina ini.
Nina ini lebay, suka menye, rada pemalu. Kadang juga kekanakan, dan bawel! Dan terkhusus untuk Denis, Nina ini monster kecil. Contohnya seperti ini.

"NINAAAAA!!!" Teriak Denis dengan suara toa.

Ia memandang horor kamarnya yang berantakan. Ini baru jam 9 pagi. Ia baru selesai olahraga pagi keliling komplek. Ia ingin mandi dan segera bersantai di kamarnya. Namun apa yang ia harapkan musnah ketika membuka pintu kamarnya. Laci dan lemarinya terbuka. Bajunya dimana - mana. Buku yang ada di atas meja juga tak karuan tempatnya. Dan yang paling parah, selimut serta spray tempat tidur yang awalnya rapi bak baju yang baru saja disetrika, kini berantakan. Persis seperti kasur pengantin baru. Denis yakin sekali. Pelaku nya pasti adiknya itu. Nina datang tak lama kemudian.

"Apaan, sih, teriak - teriak? Lo mau robohin rumah?" Tanya Nina persis seperti perkataan kakaknya kemarin. Denis memandang galak adik kandungnya ini. Matanya kemudian beralih kearah kamar nya. Laki - laki berumur 24 tahun itu menunjuk kekacauan yang Nina perbuat.

"Beresin gak." Ucap Denis.

"Kok gue?" Nina pura - pura tidak tau.

"Gausah belaga bego. Beresin gak? Atau gue aduin nyokap."

"Dih, cowok kok ngadu," Cibir Nina. "Gue tuh lagi sakit kak. Bukan gue yang berantakin." Ucap Nina dilemah - lemahkan.

"Trus siapa? Kucing tetangga sebelah yang lagi beranak?" Galak Denis lagi.

"Duh ... galak amat. Tapi suer kak, Nina lagi sakit." Ucap Nina dengan wajah lesu yang dibuat - buat.

"Iya sakit. Sakit jiwa!"

Nina cemberut. Kakaknya galak. Kaya OSIS yang lagi ngasi orientasi ke siswa baru. Nina dengan terpaksa membereskan kekacauan yang ia lakukan. Kenapa bisa berantakan? Ayo flashback 2 jam yang lalu.

"Hp gue mana ya?" Gumam Nina.

Ini masih pukul 7 pagi dan Nina sudah ribet sendiri. Dia mencari dimana ponselnya ia taruh. Tadi pagi perasaan ada di ruang tengah, tapi kok gak ada. Gadis berkulit putih itu semakin heboh mencari - cari. Tadi Nina sudah mencari di kamarnya, tapi gak ada. Di dapur, teras depan, meja makan, bahkan di kamar orang tuanya juga gak ada. Hehe, jangan tanya kenapa Nina bisa nyari ke kamar mama papanya. Nina ini kalo udah sama Hp, orangnya suka lupa sekitar. Kadang ia tak sadar menaiki tangga dan sampai di kamar mama papanya. Ia bahkan suka guling - guling di kamar mereka saking rempongnya sama Hp. Tunggu dulu, tadi Nina bilang dia suka gak sadar naikin tangga sampe keatas 'kan? Jangan - jangan Hp-nya ada di kamar kak Denis? Iya, pasti disana!

Nina mengetok pintu berwarna coklat di depannya. Beberapa kali, namun tak ada sahutan.

"Kak Denis, buka! Gue mau masuk." Teriak Nina.

Tak ada sahutan. Nina langsung masuk aja. Ia celingukan mencari keberadaan Denis. Namun kosong, sepi, sunyi, dan tak ada siapapun, persis seperti hati para jomblo, hehe. Sesaat kemudian Nina sadar. Ia menepuk jidatnya.

"Astaga. Kenapa gue bisa lupa? Kak Denis pasti jogging lah." Ucap Nina bermonolog.

Nina mengedikan bahu. Ia mulai mencari keberadaan Hpnya. Ia buka semua laci. Ia obrak - abrik meja kakaknya. Ia memberantakan lemari kakaknya. Oh, tak lupa. Ia juga mencari di kasur kakaknya. Ia mengangkat bantal dan guling, menyikap selimut, serta mencari di bawah spray. Emang kedengaran agak mustahil sih, ada disitu ponselnya. Tapi gak ada salahnya nyari 'kan? Ia bangkit dari kasur kakaknya. Usahanya sia - sia. Ponselnya tak ada. Ia hendak keluar, namun sesuatu yang tergeletak di lantai menyita perhatian Nina hingga ia berhenti dan berjalan mendekati benda itu dan diambilnya. Sebuah buku usang dengan judul "Panduan Cepat dan Tepat Tentang Kedokteran."

Nina kepo. Ia buka dan baca buku yang tebalnya seperti buku Harry Potter itu. Banyak sekali tulisan. Penjelasan singkat nan jelas, serta beberapa gambar pendukung. Sungguh ini 'surga' untuk Nina. Ia suka -- amat sangat suka -- buku jenis seperti ini. Maka ia urung pergi. Ia malah malah tiduran di kasur kakaknya, menyalakan lampu, serta membuka tirai kamar dan mulai membaca.

"Woy, malah bengong. Ayok beresin." Tegur kak Denis menyadarkan Nina dari lamunannya. Ia memandang kakaknya sebal. Dengan bibir yang ia majukan, ia ikut ngomong.

"Iya, ih. Sabar." Gerutu Nina dan mulai beres - beres.

A.n

Hai, ketemu lagi di bab ini.
Judul bab ini sebenarnya agak gak nyambung sama ceritanya. Tapi yaudahlah, gapapa. Yang penting kan ceritanya. Hehe

Keep vote ya

Gastaseno [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang