Kamu beda, setiap harinya akan selalu berbeda. Tapi rasanya tetap sama, setiap harinya.
-
Yoga pergi meninggalkan Fitri yang masih mematung di sana. Dengan harapan tidak ada yang menyadari bahwa Yoga meledek Fitri.
"Bengong terus lu." Kata Ari sembari terus mengganggu Arya.
"Hm." Sahut Yoga malas.
"Tumbenan lu mau ngobrol sama cewe," Ari menyelidiki. "Udah mulai suka sama cewek?" tanya Ari sembarang.
"Lu kira gue suka sesama jenis?" Yoga kesal.
Yang ditanya tak menjawab.
,-
Di kelasnya, Fitri sedang bergelut dengan Mantan. Betul, Matematika Peminatan.
"Tugasnya tolong di kumpulkan sama Fitri, ya. Bapak ada di kelas 11 Ipa 1." Ucap Syam, guru Matematika Peminatan.
Syampun meninggalkan kelas setelah menitipkan amanah pada Fitri.
Dua puluh menit berlalu sudah. Jam kosong tengah dinikmati oleh anak-anak IPA 3. Pun dengan Fitri.
"Woi! gue mau ngumpulin tugas Pak Syam." Fitri berteriak di depan kelas.
Satu persatu buku terkumpul di depan. Memastikan semua buku sudah terkumpul semua, Fitri bergegas mengumpulkan sesuai amanah pak Syam.
"Gue anter, Fit." Tanpa persetujuan Lina langsung mengambil sebagian buku dari meja.
Tok tok tok
"Masuk!!" Sahut anak-anak 11 Ipa 1 serempak.
Fitripun masuk ke dalam kelas dengan membawa tumpukkan buku ditemani oleh sahabatnya Lina.
Setelah berbincang sepatah dua patah dengan Syam, Fitri pamit kembali ke kelas untuk menikmati jam kosongnya.
Langkah Fitri terhenti.
"Fit, minta id Line lu!" kata seseorang itu yang ternyata adalah Yoga.
Fitri yang merasa namanya dipanggil mengedar pandangan untuk mengetahui darimana suara itu berasal.
Setelah mengetahui bahwa suara itu bersalah dari Yoga, cowok yang sempat berdebat dengannya pagi tadi, Fitri pergi begitu saja.
"Yaaaaah," anak-anak IPA 1 begitu kompak. "Yoga kecewaa." Sambung mereka dengan tawa pecah setelahnya.
Tawa mereka terhenti ketika menyadari bahwa Yoga melihat mereka satu persatu. Tatapan tajamnya seolah berkata, "diem bangsat gue malu."
"Lu!" kata Ari menunjuk ke arah Yoga dan Yoga menatap Ari penuh tanya. "Nekat." sambung Ari diikuti kekehan kecil Yoga.
Teeet teeet teeet
Bel pertama berbunyi. Pertanda jam istirahat telah tiba.
"Kantin, yu!" ajak Lina.
"Nanggung, lagi baca ini." Sahut Fitri sambil menunjukkan buku yang tengah dibacanya.
"Dear MANTAN?" tanya Lina tak percaya.
"Dear Nathan, nyet," Fitri geram. "Kaca mata tuh tebelin lagi." Sambungnya dembari menutup buku dan berjalan keluar.
"Kemana?" tanya Lina berusaha menyamakan langkah dengan Fitri.
"Lah, bukannya lu ngajak ke kantin?" Tanya Fitri kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prayoga
Teen FictionSejauh apapun kamu pergi. Seusaha apapun kamu untuk mencari tempat baru. Kalau aku rumahmu. Kamu akan tetap pulang kepadaku. ***** Yoga, lelaki yang dingin dan acuh kepada kaum hawa yang mengaguminya. Mulai takluk kepada seorang gadis yang dia kena...