Selepas OSPEK kemarin. Fitri tidak lagi diganggu oleh Siska dan teman-temannya. Fitri melewati hari-harinya sebagai seorang pelajar tanpa masalah yang begitu besar. Pun kini dirinya dengan Arya semakin dekat.
"Kamu kalau mau pulang bilang, ya." Arya menghampiri Fitri yang tengah menemaninya latihan basket.
"Iya."
Arya berlari ke lapangan dan meneruskan latihannya. Sementara Fitri duduk di pinggir lapangan ditemani buku bacaannya.
"Ayo pulang!" Fitri tersadar akan hari yang semakin gelap. Dirapikan semua barang bawaannya yang begitu banyak.
"Gue bisa bawa sendiri, Ya." Fitri setengah berlari mengejar Arya yang mengambil barang bawaannya begitu saja.
Arya tidak merespon Fitri sama sekali. Langkah besarnya membuat Fitri kesulitan untuk menyetarakan langkahnya.
"Gada yang lucu." Setibanya di mobil Fitri langsung dibuat kesal karena Arya menertawakan dirinya.
"Emang aku jalannya kecepetan?" Arya menahan tawanya.
Yang ditanya hanya menatap kesal.
"Aku mau ganti baju," Fitri bergegas untuk keluar dari mobil. "Kamu di sini aja." Arya menahannya dan berpindah ke kursi belakang.
"Jangan ngintip."
"Males banget." Sahut Fitri sembari menyibukkan dirinya dengan buku bacaannya.
Setelah mengganti bajunya, Arya melempar baju ke hadapan Fitri, tepat di bukunya.
"Arya!" teriakan Fitri membuat Arya kembali tertawa.
"Kita beli bolu dulu, ya." Arya kembali pada posisinya sebagai pengemudi. Dan memacu mobilnya.
Tidak ada sahutan dari Fitri. Sesekali Arya mencuri pandang memastikan Fitri tidak tertidur. Ternyata Fitri masih membaca.
"Jangan marah, dong." Goda Arya.
Fitri tidak menggubris Arya sama sekali. Sampai akhirnya mereka sampai ditujuan.
"Fit.."
Tetap. Fitri masih mengabaikan Arya.
"Aku minta maaf, ya?" Arya benar-benar merasa bersalah.
Fitri memperhatikan Arya dengan seksama.
"Cium nih bau baju!!" kesal Fitri sembari membekap Arya dengan bajunya tadi.
Arya tertawa dibuat Fitri, pula sebaliknya.
"Bajunya ga bau." Arya berusaha melepaskan bekapan Fitri.
Fitri menyerah. Tenaga Arya lebih besar darinya.
"Ayo!" ajak Arya. Yang diajak langsung keluar mobil.
"Siapa yang ulang tahun?" Fitri penasaran. Untuk pertama kalinya selama mereka berteman Arya mengajak Fitri membeli bolu.
"Adik."
"Hah!?" Fitri terkejut. "Bukannya lu anak tunggal?"
"Ayah nikah lagi."
"Maaf," Fitri merasa bersalah akan omongannya yang tidak disaring. "Lu ga pernah cerita."
"Santai aja, Fit." Arya berusaha mencairkan suasana.
"Bolunya buat anak berapa taun?" tanya Fitri sembari memperhatikan bolu di sekitarnya.
"Dua."
"Perempuan?"
"Iya."
"Nah!" Fitri bersemangat. "Ini?" Fitri menarik Arya untuk melihat bolu yang dipilihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prayoga
Teen FictionSejauh apapun kamu pergi. Seusaha apapun kamu untuk mencari tempat baru. Kalau aku rumahmu. Kamu akan tetap pulang kepadaku. ***** Yoga, lelaki yang dingin dan acuh kepada kaum hawa yang mengaguminya. Mulai takluk kepada seorang gadis yang dia kena...