"Jika masalah kamu hanya dengan aku. Maka, jangan kamu jadikan organisasi kita sebagi arena pertarungan. Cukup pisahkan urusan pribadi dengan organisasi." -Prayoga.
Author POV
"Yoga!" panggil Ikbal kepada Yoga yang masih bersantai di teras rumahnya. "Cepat! Nanti terlambat." sambung nya sambil menarik Yoga untuk masuk ke dalam mobil yang ia bawa.
"Gue harap lu datang sebagai partner gue di olimpiade hari ini." Batin Yoga berharap.
"Fitri gimana?" tanya Ikbal yang seakan tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Yoga.
"Gak tau." Sahut Yoga datar tak berekspresi.
Setelah dirinya semakin jauh dari Fitri, Yoga kembali lagi kepada dirinya yang pendiam, cool, dan kekurangan ekspresi.
"Kalau dia gak datang?" tanya Jimi yang duduk di belakang.
"Didisk." Jawabnya santai.
"Kalau dia datang?" Kini Ari yang bertanya.
"Hm.." Yoga berfikir sejenak. "Gue bakal tembak dia." Janji Yoga yang terlontarkan begitu saja.
"Tembak?" Tanya semua yang ada di dalam mobil.
"Lu? Fitri?" Tanya Ari heran. "Cinta?" Sambungnya dengan tampang bodohnya membuat Yoga tersenyum tipis.
Tiba-tiba saja Jimi menggeledah saku celana yang Yoga gunakan, juga tas yang ia bawa.
"Ngapain?" Tanya Yoga tak peduli.
"Takutnya lu bawa pistol." Jawab Jimi sambil terus mencari barang yang mungkin mencurigakan di dalam sana.
,-
Lomba akan dimulai dalam waktu kurang dari 10 menit. Namun, batang hidung Fitri tak kunjung terlihat. Tercetak samar-samar di wajah Yoga bahwa dirinya sangat cemas. Namun, dapat ia tutupi dengan wajahnya yang dingin.
"Apabila dalam 5 menit pasangan peserta no 3 tidak datang, maka akan didisk." Ucap salah seorang pembawa acara.
"Kalau lu gak datang, gue bener-bener berhenti." Batin Yoga semakin memanas melihat Fitri yang memang tak kunjung datang.
Sebelumnya, Fitri jadi mengabaikan olimpiade yang ia mimpikan. Karena sosok Prayoga yang menjadi partnernya. Sekalipun Fitri tidak mengikuti bimbingan, materi yang disampaikan selalu dapat ia serap. Karena temannya selalu memberi tahu Fitri baik secara chat ataupun secara pribadi.
Yoga semakin cemas. Jam yang tergulung di pergelangan tangannya serasa berputar lebih cepat baginya. Hingga 5 menit yang tadi tidak dinantipun berlalu.
"Baiklah, karena ini sudah sangat terlalu lama. Kami pihak juri putuskan, pasangan no 3 didisk." Ucap pembawa acara tadi tanpa basa-basi, yang setelahnya Yoga pergi meninggalkan tempat olimpiade.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prayoga
Teen FictionSejauh apapun kamu pergi. Seusaha apapun kamu untuk mencari tempat baru. Kalau aku rumahmu. Kamu akan tetap pulang kepadaku. ***** Yoga, lelaki yang dingin dan acuh kepada kaum hawa yang mengaguminya. Mulai takluk kepada seorang gadis yang dia kena...