Aku diam, bukan karena aku tidak bisa membalas semua perlakuan jahatmu. Hanya saja aku masih punya hati nurani dan pemikiran yang jernih.
-F****
"Ga ada lagi yang di kamar mandi?" tanya Arif memastikan.
"Gak ada, kak." Jawab Siska cepat.
"Yaudah cepet tidur!" perintah Arif. Siska dan teman-temannyapun berlarian meninggalkan kamar mandi.
"Tolong!" tiba-tiba Arif mendengar suara meminta tolong dengan isakan tangis.
Pikiran Arif mulai kacau. Tiba-tiba bulu halusnya berdiri dengan cepat. Diikuti angin malam yang semakin menusuk ke dalam tulangnya.
"Tolong gue!!" teriakan itu mulai jelas didengarnya. Arif bimbang antara pergi atau memastikan di sana.
"Bismillah." Ucapnya dalam hati sembari melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar mandi.
"A.. Ada orang?" tanya Arif ragu-ragu.
Fitri tidak menjawab. Tangisannya semakin menjadi-jadi di dalam kamar mandi.
"A.. A... Ada orang gak, woy!?" tanya Arif lagi sedikit membentak.
"Kak, tolong!" ucap Fitri sembari menggedor-gedor pintunya.
"Fitri?" tanya Arif dari luar sana.
"Iya, kak." Jawabnya. "Tolong gue." Ucapnya lagi sambil menangis.
Dengan cepat Arif membuka pintu yang terhalang kayu sehingga tidak bisa dibuka dari dalam.
"Fit!" panggil Arif ketika melihat Fitri yang menangis.
Tanpa izin, Fitri langsung memeluk Arif dan menangis di sana. Isakannya yang menjadi-jadi dapat dirasakan oleh Arif.
"Ada apa?" tanya Arif penasaran.
"Gue takut." Sahutnya dengan suara yang bergemetar.
"Kamu kenapa bisa di sini?" tanya Arif lagi.
"Gue takut." Dapat didengan suara Fitri masih gemetar.
"Saya di sini." Ucap Arif dan mempererat pelukannya.
Hangat. Perlahan rasa takutnya hilang. Kehadiran Arif seakan bisa meredakan semuanya.
"Ada apa?" tanya Arif. "Kenapa?" tanyanya lagi setelah Fitri melepaskan pelukannya.
"Gue juga ga tau." Sahutnya sembari mengelap air matanya yang masih berjatuhan. "Tiba-tiba gue dikunci," penjelasannya tertunda. "Terus lampunya idup mati sama ada suara aneh." Jelasnya.
"Kamu yakin?" Arif memastikan.
Anggukan Fitri menjadi jawaban atas pertanyaan Arif.
Arif menggiring Fitri untuk keluar dari kamar mandi dan membawanya ke dalam ruangan yang sebelumnya Ia kunjungi di hari pertama OSPEK.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prayoga
Teen FictionSejauh apapun kamu pergi. Seusaha apapun kamu untuk mencari tempat baru. Kalau aku rumahmu. Kamu akan tetap pulang kepadaku. ***** Yoga, lelaki yang dingin dan acuh kepada kaum hawa yang mengaguminya. Mulai takluk kepada seorang gadis yang dia kena...