"Ketika kerjasama ku dengan mu berakhir, apa keakraban kita juga berakhir?"
*****
Yogapun sudah sampai di depan pagar rumah Fitri. Pagar rumah yang perlahan terbuka karena satpam melihat kehadiran mobil yang hendak masuk.
"Kaya kenal sama rumahnya!" Batin Yoga berbicara. Yoga tak menggubris saat Fitri mengajaknya masuk.
Didekatkan wajahnya tepat di hadapan wajah Yoga, Yoga tidak terkejut. Yoga justru menikmati keindahan ciptaanNya. Dengan lengkungan yang terukir di bibir pink Fitri, dan mata coklatnya, yang berhasil membuat Yoga percaya kembali akan kata cinta. Yoga dan Fitri saling memandang satu sama lain. Seakan mereka sedang berbicara dalam pandangan tersebut.
"Khem." Yoga membasahi tenggorokannya agar tidak terlihat bahwa dirinya sangat gugup. Perlahan, Fitri menjauhkan dirinya dan salah tingkahlah akhirnya.
"Anu... itu..." Fitri terbatah-batah. "Mau masuk dulu gak?" Tanya Fitri akhirnya.
"Ada siapa?" Tanya Yoga.
"Paling cuman kakak gue," Sahutnya dengan sedikit menggantung. "My parents are still working. They left and went home when my brother and I fell asleep. And I hate their busy life." Ucap Fitri dengan genangan air di pelupuk matanya.
"Heh! Not just the only you who feel that way. My parents too! Until finally I was naughty just for what? simple. Get their attention alone." Ucap Yoga dengan senyum hambarnya. Perlahan, jari jemari Yoga mendekat pada pipi Fitri. Diusapnya cairan yang dikeluarkan mata Fitri, dan terasa perih baginya mendengar Fitri berkata demikian.
"Khem." Kini, Fitri yang membasahi tenggorokannya. "Jadi, lu mau masuk atau kaga?" Tanya Fitri yang kedua kalinya.
"Tapi, dikasih makan, minum, sama ganti baju, yah!"
"Yaudah sono balik aja lu! ngerepotin!" Kata Fitri sambil beranjak keluar dari mobil Yoga. Dengan sigap, Yogapun keluar dari mobilnya dan menghentikan langkah Fitri yang masih beberapa langkah dari mobil.
Fitri terdiam. Yogapun sama. Kontak mata mereka terjadi lagi. Yoga perlahan maju, dengan refleks pula Fitri mundur. Hingga akhirnya Fitri tidak dapat melangkah mundur karena terhalang mobil Yoga.
Yoga senyum. Yoga menundukkan kepalanya men-sejajarkan posisi dengan Fitri. Fitri terdiam, menahan nafas, dan menutup matanya. Yoga masih dengan senyum-senyum jailnya. Dengan keberanian yang besar Fitri membuka matanya, menatap mata Yoga yang hanya berjarak beberapa senti dengannya, dan menginjak kaki Yoga sekuat-kuatnya. Dilihatnya Yoga yang sedang meng-aduh dan lengah. Fitri pun mendorong Yoga hingga terjatuh.
"Aww." Ucap Yoga saat terjatuh. Terlihat bahwa Yoga sedang menahan tawanya.
"Kenapa lu?" Tanya Fitri. "Ketawa mah ketawa aja!" Sambungnya.
Akhirnya, tawa Yogapun pecah. Fitri hanya diam saja saat melihat sosok Yoga tertawa sangat lepas.
"Ganteng, BANGET!" Batin Fitri berkata jujur.
"Gak mau bantu gue berdiri? Padahal, gue kan udah anter lu balik," Yoga memajukan bibir mungil nan gemasnya itu. "Dingin lagi." Sambungnya sambil memeluk dirinya sendiri.
Dengan gerak ringan, Fitri memberikan telapak tangannya sebagai pegangan Yoga untuk berdiri. "Dasar jomblo." Umpatnya sambil berjalan menuju pintu.
"Kalau mau ngomong, tatap matanya." Kata Yoga diikuti cengengesannya.
19.00 WIB
Terlihat di balik pintu kamar Fitri. Bahwa Fitri sedang mengintip kakaknya yang tengah asik mengobrol dengan Yoga. Seakan tak percaya, apa benar Yoga dan kak Reza berteman dengan baik? Pertanyaan demi pertanyaan mulai memenuhi pikirannya. Hingga akhirnya keberaniannya untuk keluar dari kamar dan ikut ngobrol disanapun terealisasikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prayoga
Teen FictionSejauh apapun kamu pergi. Seusaha apapun kamu untuk mencari tempat baru. Kalau aku rumahmu. Kamu akan tetap pulang kepadaku. ***** Yoga, lelaki yang dingin dan acuh kepada kaum hawa yang mengaguminya. Mulai takluk kepada seorang gadis yang dia kena...