"Ternyata aku selalu salah paham dengan 'kita'."
*****
"Fit bangun!!!!" Teriak Reza dari luar sana. Memang perlu usaha keras untuk membangunkan Fitri terlebih dia sedang berhalangan.
Tidak ada respon dari Fitri, Reza tetap berusaha membangunkan adiknya itu. Dicarinya kunci cadangan kamar Fitri dan akhirnya Reza berhasil masuk ke sana.
"Bangun!" Reza menggoyang-goyangkan tubuh mungil adiknya.
"Hm." Fitri bersuara dan bergerakpun hanya untuk merubah posisi tidurnya.
"Ini udah jam delapan." Reza tetap berusaha memangunkan adiknya.
Fitri berusaha menguatkan dirinya untuk bangun. Namun usahanya gagal, lagi-lagi dia terjatuh di kasur.
"Kakak mau pergi, Yoga masih tidur di kamar kakak." Ucap Reza yang membuat Fitri sadar.
"Kemana?" Tanyanya dengan suara khas bangun tidur.
"Ada urusan," Balasnya. "Kakak pergi." Sambungnya lagi dan melangkah pergi meninggalkan Fitri yang nyawanya belum terkumpul seutuhnya.
Mau tidak mau Fitri harus bangun. Dengan segala keterpaksaan, Fitri melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.
Sedikit-sedikit Fitri merapihkan tempat tidurnya, dirasa sudah cukup rapih ia pun keluar kamar.
"Baru bangun?" Suara berat Yoga mengejutkan Fitri.
"Dari tadi, cuma baru keluar aja." Jawabnya sambil melangkah duduk di sana.
"Main, yu!" Ajak Yoga to the point.
"Kemana?" Tanya Fitri antusias.
"Dufan?"
"Ayo!" Tanpa berfikir panjang Fitri langsung menyetujui ajakan Yoga. Fitri langsung mengeluarkan ponsel nya dan menghubungi seseorang.
"Siapa?" Tanya Yoga penasaran. Bagaimana tidak, Fitri pergi keluar saat menelepon orang itu.
Fitri menjawabnya dengan senyuman yang tidak dapat diartikan. Fitri pergi ke dalam kamarnya dan meninggalkan Yoga yang masih bertanya-tanya.
Tiga puluh menit berlalu Fitri keluar dari kamarnya dengan setelan santainya. Celana jeans sepertiga dan baju kaos hitam dibalut dengan hoodie. Tak lupa sepatu Fila putih andalannya.
"Udah ada yang dateng?" Tanya Fitri. Yoga yang tidak memahami pertanyaan Fitri acuh tak acuh.
"Fiit!!" Panggil seseorang dari luar sana.
Fitri tak menggubris panggilan dari luar sana. Fitri bersiap dan mengajak Yoga.
"Ayo!" Ajaknya. "Udah ditunggu." Sambungnya lagi lalu pergi meninggalkan Yoga.
Yoga mengikuti langkah Fitri menuju teras rumah, ternyata Lina dan Ari menunggu di sana.
"Gapapa, kan?" Fitri memastikan.
Yoga hanya membalas dengan dehaman saja.
"Ayo cepet!!" Lina yang sudah di dalam mobil benar-benar tidak sabar.
Fitri dan Yoga pun masuk ke dalam mobil yang disupir oleh Ari.
"Lu udah punya SIM?" Yoga penasaran.
"Udah." Jawab Ari yang fokus pada jalan.
"Gue laper." Fitri bersuara.
Lina yang membawa beberapa makanan langsung memberikannya kepada Fitri yang duduk di belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prayoga
Teen FictionSejauh apapun kamu pergi. Seusaha apapun kamu untuk mencari tempat baru. Kalau aku rumahmu. Kamu akan tetap pulang kepadaku. ***** Yoga, lelaki yang dingin dan acuh kepada kaum hawa yang mengaguminya. Mulai takluk kepada seorang gadis yang dia kena...