4B

7.1K 874 33
                                    

All of the charachters belongs to J.K Rowling.

A/n anggap aja penjara di azkaban kayak penjara di dunia muggle. Jadi kita bisa mengunjunginya.

Draco ingin segera pergi ke Kementrian untuk memberitahu keputusannya. Dia tak peduli jika dia harus keluar dari zona nyamannya. Yang ada di pikirannya kali ini hanya ibunya, Narcissa.

Tapi Draco mengurungkan niatnya. Dia ingin berbincang sejenak dengan ibunya. Wajah ibunya terlihat bahagia saat melihat wajah Draco.

Dan untuk kesekian kalinya Draco merutuki kebodohannya. Bagaimana mungkin akibat dirinya yang terlalu frustasi bisa membuat dia melupakan wanita yang telah melahirkannya.

Draco merindukan sifatnya yang dulu. Sifat dimana ia bersifat sombong, dan tidak peduli dengan sekitar. Dengan begitu dia yakin dia tak akan merasa frustasi lagi.

Ya, mulai saat ini Draco akan benar-benar berusaha menjalani hidup seperti sediakala. Semua ini demi Narcissa dan dirinya.

"Draco mengapa badanmu tambah kurus ?" Tanya Narcissa sambil menyentuh tangan Draco.

"Mother, aku baik-baik saja. Yang harus mother khawatirkan adalah kesehatan mother sendiri bukan aku."

Perbincangan Draco dan Narcissa terus berlanjut. Draco bahkan tak lagi menjaga image dinginnya. Dia justru terlihat seperti anak kecil yang sangat manja.

Draco bahkan tak menghiraukan ekspresi yang akan ditunjukkan oleh Hermione.

"Pasti setelah ini, Granger akan menertawaiku." Batin Draco.

Berbeda dengan Draco. Well, Narcissa justru sekali dua kali mencuri pandang ke arah Hermione.

Narcissa tau jika Hermione Granger adalah gadis yang baik. Jika tidak, dia tak akan mau mengurus Draco.

Jika saja Hermione seorang pureblood mungkin hidup Draco tak mengenaskan seperti sekarang. Jika saja sendari dulu dia dan Lucius tak mempermasalahkan status darah, mungkin Hermione bisa mengajak Draco ke jalan yang benar. Bukan menjadi Death eaters.

"Maaf, Mr. Malfoy waktu kunjungan anda telah usai." Ucap petugas di sana.

Draco menghembuskan nafas dengan kasar.

Dia masih sangat merindukan ibunya.

”Baiklah mother aku kembali dulu. Jaga dirimu baik-baik mother." Ucap Draco sembari bangkit dari kursi.

"Tentu, Son. Kau juga harus jaga kesehatan."

"Dan untukmu Ms. Granger terimakasih." Tambah Narcissa.

Hermione hanya membalas ucapan Narcissa dengan senyuman. Dia sendiri tak mengetahui untuk apa alasan Narcissa mengucapkan terima kasih padanya.

•••

"Granger, aku memerlukan bantuanmu." Ucap Draco sesaat mereka tiba di Malfoy Manor.

"Bantuan.."

"Tolong Granger, kali ini aku butuh bantuanmu. Aku rela menuruti segala permintaanmu asalkan kau membantuku."

Draco mengalah pada egonya sendiri. Bagaima mungkin ia bisa memohon pada keturunan mudblood. Tapi ini satu-satunya cara untuk menolong ibunya, Narcissa.

"Cepat katakan apa maumu tak usah berbelit. Dan--oh tunggu apaah kau memohon padaku." Hermione tertawa pelan.

Draco mengeram kesal.

"Aku melakukan ini demi ibuku, Granger.--" belum sempat Draco meneruskan ucapannya Hermione sudah dulu memotongnya.

Mata Hermione melebar sempurna.

"Jangan bilang ini semua berkaitan dengan surat yang diberikan oleh Harry ?"

"Iya."

•••

Tbc..

Hey, ada yang kangen sama cerita ini ?

How's this story so far ?

Shadow (Dramione) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang