4D

7K 889 107
                                    

"Just because one simple thing people can changes."

•••

Draco tak bisa menyembunyikan perasaan bahagianya. Meskipun dia tak menunjukan senyuman bahagia seperti yang dilakukan kebanyakan orang, tapi mata Draco terlihat berbinar.

Hari ini ibunya, Narcissa bebas. Mulai saat ini ia kembali tinggal dengan ibunya--meskipun hanya untuk beberapa waktu mendatang. Well, sebentar lagi dia akan pergi ke Australia.

Dua macam kebahagian yang Draco rasakan hari ini. Pertama kebebasan ibunya. Kedua Hermione mulai menerima keberadaannya.

Meskipun dulu dia dan Hermione bermusuhan. Dia ingin setidaknya berteman dengan Hermione. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana hidupnya di Australia jika setiap hari dia akan saling melempar kutukan dengan Hermione.

"Malfoy." Panggil Hermione tetapi Draco tak mendengarnya.

Dia masih terlalu sibuk dengan pikirannya.

Hermione menepuk pundak Draco dengan keras.

"Malfoy, apakah kau tak punya telinga ?" Tanya Hermione untuk sekian kalinya.

Draco tersadar dari pikirannya. Dia memandang Hermione dengan tatapan bertanya 'apa ?'

"Kau! Malfoy, mengapa kau menyebalkan sekali. Aku memanggilmu dari tadi." Ucap Hermione dengan nada tinggi.

"Oh."

Emosi Hermione rasanya ingin meledak tapi sebisa mungkin dia menahannya. Karena di samping Hermione berdiri Narcissa.

'Awas saja nanti Malfoy. Rasanya aku ingin memukulmu. Ugh-- dasar ferret menyebalkan sekali' Hermione merutuki Draco dalam hatinya.

Narcissa terkekeh pelan. Membuat Draco dan Hermione memandang ke arah Narcissa dengan tatapan bingung.

"Uh-emm miss Granger, bisakah aku memanggilmu Hermione ?" Tanya Narcissa.

"Tentu mrs. Malfoy."

"Oh, panggil aku Narcissa saja. Ayo Hermione dinner sudah siap." Ujak Narcissa sembari mengajak Hermione ke ruang makan.

Meninggalkan Draco di sana yang masih memandang takjub ke arah mereka berdua.

Apa yang terjadi dengan ibunya ?

Dan bagaimana mungkin sekarang ibunya melupakan keberadaan anak semata wayang yang begitu ia cintai ?

•••

"Harry bagaimana mungkin kau menyetujui pilihan Malfoy ?" Gertak Ron tak terima.

"Memang mengapa Ron ? Malfoy telah berubah."

"Apakah kau tak memikirkan nasib Hermione ? Malfoy itu pelahap maut selamanya dia akan menjadi pelahap maut. Aku akan mencari cara agar ferret itu membatalkan pilihannya."

"Bilang saja kau tak ingin Hermione dekat dengan Malfoy." Tebak Harry.

Dalam hati Ron membenarkan ucapan Harry.

"Lagi pula mengapa Hermione mau membantu musuhnya. Aku tak habis pikir kemana otak Hermione. Tunggu saja Harry aku akan membuat Hermione membatalkannya."

Harry tau jika dulu Draco bukanlah orang yang baik, tetapi ia yakin sekarang Draco telah berubah. Mungkin Draco sering mengejek Hermione, tapi ia tak pernah melukai Hermione.

Salahkan pikiran gila Harry yang mulai berfikir jika Hermione sebaiknya bersama Draco daripada Ron.

Jika bersama Ron, Hermione sering kali merasakan kesedihan. Meskipun tak ada jaminan jika Hermione bersama Draco akan  bahagia, ia tetap yakin.

Hermione dan Draco sama-sama saling membenci. Bisa dikatakan mereka berdua sangat membenci satu sama lain. Tapi karena itu pula Harry berfikir jika kemungkinan mereka berdua untuk jatuh cinta semakin besar.

Apalagi mereka berdua akan pergi ke Australia bersama selama lima tahun.

•••

Draco masih memandang aneh ke arah ibunya dan Hermione. Bagaimana mungkin sekarang mereka berdua begitu akrab.

"Draco, duduklah ada yang ingin mother bicarakan." Seru Narcissa.

Draco mengambil kursi di hadapan Hermione.

"Pertama, aku ingin berterima kasih terhadap Hermione karena telah menolongku dan Draco." Ucap Narcissa tulus.

"Sama-sama mrs. Mal--maksudku Narcissa." Hermione masih belum terbiasa memanggil ibu Draco dengan 'Narcissa'.

"Kedua, aku ingi tahu kapan kalian akan pergi ke Australia."

"Satu minggu lagi, mother." Jawab Draco.

"Kenapa cepat sekali."

"Aku punya rencana, bagaimana harus menghabiskan waktu satu minggu ini." Tambah Narcissa.

"Apa mother ?"

"Kita bertiga, aku, Hermione, dan kau Draco akan pergi ke dunia muggle." Ucap Narcissa dengan tenang.

Mata Hermione melotot sempurna. Bagaimana mungkin, Narcissa seorang pureblood yang selama ini memnenci muggleborn justru ingin pergi ke dunia muggle. Mungkin setelah tinggal di Azkaban, otak Narcissa terbentur atau terkena mantra 'obliviate'.

Sedangkan reaksi Draco hampir sama dengan Hermione. Dia mengenal betul bagaimana ibunya, dan kali ini wanita di depannya seperti bukan ibunya. Mungkinkah wanita di depannya adalah tiruan ibunya--orang lain yang menggunakan ramuan polyjuice.

•••

Narcissa tau rencananya kali ini akan menyebabkan Hermione dan Draco terheran-heran. Tapi dia tak peduli. Semua rencana telah tersusun dalam benaknya.

Dia tak mau lagi menganggap muggleborn berbeda dengan dirinya.

'Draco, Hermione kalian akan lebih terkejut lagi setelah mengetahui rencanaku' batin Narcissa.

•••
Tbc..

Hayoo Narcissa ngerencanain apa ?

Dan apa rencana Ron biar Hermione gak mau bantu Draco ?

Makasih buat yang udah baca, vote, nambahin cerita ini ke library, reading list. 😘😘

See you next chapter for the answer 😜😜

Shadow (Dramione) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang