DUA

348 75 23
                                    

Yuhuuu udah update lagi nih😊😊

Dont forget to voment yaa😘

Happy reading guys

*

Author's POV

Udara dingin pagi ini menusuk ke tubuh. Jelas membuat sang pemilik rumah enggan untuk tersadar dari mimpi indahnya. Ini sudah kali ketiga jam weker itu berbunyi hampir memenuhi seluruh sudut kamar itu. Akhirnya Oliv mulai menggeliat dan kemudian mematikan jam weker miliknya.

"Whaaaattttt????", teriakan Oliv memenuhi hampir seluruh penjuru rumah.

Dia membuang sembarang jam yang ia genggam tadi. Sedetik kemudian Oliv bangkit dari kasurnya dan berlari masuk ke dalam kamar mandi. Hanya tersisa tiga puluh menit lagi sebelum kelas dimulai. Oliv segera turun dan berpamitan dengan orang tuanya yang sudah menunggu di meja makan.

"Minum susunya dulu Liv",

"Udah telat mom, Oliv langsung berangkat ya", Oliv menjawab sambil berlari menuju mobilnya.

"Hati-hati", teriak mommy Elena dari dalam rumah.

Setengah perjalanan Oliv aman, karena jalanan yang lancar dan sepi. Namun kali ini, di persimpangan jalan sangat padat, belum lagi lampu merah yang terasa sangat lama, akibatnya mobil Oliv tidak bisa berjalan maju. Dia melirik jam di tangannya, menunjukkan pukul 07.20 WIB. Itu artinya hanya tersisa sepuluh menit lagi. Sekolah nya sudah terlihat, tapi lampu merah masih belum berganti. Oliv mulai terlihat frustasi. Bahkan dia baru ingat bahwa hari ini bu Helen yang bertugas menjadi guru piket. Dia tidak bisa membayangkan jika harus diberi hukuman, takut jika nanti pamor nya sebagai wanita yang paling beruntung karena bisa menjadi sahabat dari laki-laki most wanted di Gerald Senior High School akan turun.

Tiiin tiinnnn....

Klakson dari mobil Oliv mengagetkan pak satpam yang baru akan menutup gerbang.

"Maaf pak", teriak Oliv sambil memarkirkan mobilnya.

Oliv segera berlari menuju kelasnya.

Olivia's POV

Bruugghh

"Awww..." aku meringis sambil memegangi lututku.

"Sorry gue gak sengaja, ayo berdiri", ucap seseorang sambil mengulurkan tangannya.

"Gak perlu, gue bisa sendiri. Lain kali kalo jalan liat-liat", aku pun pergi meninggalkan orang yang tadi sudah menabrakku

Akhirnya aku sampai di kelas, masih dengan nafas yang ngos-ngosan dan keringat yang mengalir di wajahku. Ternyata suasana kelas sangat ramai. Belum ada guru rupanya. Untung saja pagi ini aku selamat.

Ini semua karena Raka yang tiba-tiba saja semalam bilang bahwa dia tidak bisa menjemputku pagi ini. Kalau saja aku berangkat bersama Raka, pasti tidak akan seperti ini jadinya. Dia selalu datang ke rumah ku pagi-pagi sekali, karena dia tau bahwa membuat ku tersadar dari alam mimpi itu sulit.

Dear Friend... I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang