SEMBILAN

193 37 12
                                    

"Emang lo liat? Kan lo udah balik", Raka berjalan ke arah meja belajarku. "Cie ngintipin gue ya", dia mencubit hidungku sambil tertawa.

"Issshh sakit onta", aku melepaskan tangannya yang masih berada di hidungku.

"Lo tau gak Liv", dia bertanya dengan wajah yang serius.

"Gak tau dan gak mau tau", aku menjawabnya dengan sinis.

"Serius nih gak mau tau?"

Aku hanya diam. Tidak menoleh padanya sama sekali, sibuk dengan buku pelajaran ku.

"Gue laper Liv. Gak ada makanan?"

"Cari sendiri deh di dapur".

"Ada milo gak?"

"Gak tau, liat aja sana".

"Bi Kiiiyeemmm", Raka tiba-tiba berteriak memanggil bi Kiyem.

"Issshh gak sopan lo", aku melemparkan pulpen ke arahnya.

"Lah itu kan emang tugas nya bi Kiyem Liv."

Tidak lama kemudian bi Kiyem datang.

"Ada apa non?"

"Bukan aku bi, tuh si onta", ujarku yang masih tetap fokus pada buku dihadapanku.

"Duduk sini bi. Sebentar aja kok", Raka menepuk tempat dihadapannya.

Lalu bi Kiyem berjalan mendekat, mengikuti perintah Raka tanpa bertanya lagi.

Aku berhenti membaca buku, lalu menatap ke arah Raka. Memperhatikan apa yang akan dia lakukan pada bi Kiyem.

"Gue ganteng gak bi?"

"Ganteng kok den. Bibi aja kalo masih muda mau deh sama den Raka", ujar bi Kiyem sambil tertawa. Aku mengernyit mendengar jawaban dari bi Kiyem.

"Gue lagi suka sama cewek nih, menurut bibi, itu cewek suka gak ya sama gue?"

"Lah mana bibi tau den. Langsung tanya sama orangnya dong den."

"Kan mau minta pendapat bi Kiyem dulu."

"Kenapa gak nanya sama non Oliv aja."

Jangan bi, bertanya sama bibi akan jauh lebih baik. Karena aku tidak yakin bisa menjawabnya dengan tenang. Mendengar pertanyaan yang barusan dilontarkan pada bi Kiyem saja, membuatku melotot dan menegang seketika. Ujar ku membatin.

"Dia lagi sibuk bi. Anak daddy gak boleh diganggu", Raka berkata dengan nada mengejek.

Aku kembali membaca buku dihadapanku. Ini lebih baik daripada aku harus melihat percakapan selanjutnya, yang aku sudah tau kemana arah percakapan itu. Ah aku rasa dalam waktu dekat ini Raka akan menyatakan perasaannya pada Via. Aku berharap perasaan ini segera merasa lelah  agar aku tidak harus selalu berusaha menahan kesedihan.

"Bi, ada milo gak di dapur?", Raka merubah topik pertanyaannya.

"Kalo gak salah sih masih ada den. Sisa den Raka tiga hari yang lalu itu."

"Masih ada bi?"

"Masih lah den, kan non Oliv gak suka. Jadi gak ada yang minum."

"Bawain dong bi."

"Siap den. Tunggu ya."

Bi Kiyem berjalan keluar, menuju dapur untuk mengambilkan milo pesanan Raka. Laki-laki yang suka berkelahi dan bersikap dingin itu, penyuka milo.

Dear Friend... I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang