TIGA

301 72 16
                                    

Yuhuuuuu😊

Happy reading guys😘

*

Kriiiinnggg Kriiinnggg

Bel istirahat berbunyi. Setiap penjuru kantin terlihat ramai. Seperti biasa, empat orang cowok penghuni pojokan kantin langsung menuju basecamp nya. Menurut mereka, tempat itu yang paling strategis untuk bolos, beristirahat ketika sedang merasa bosan dengan pelajaran atau terkadang merokok. Empat orang itu, cowok most wanted di sekolahnya, Raka, Bian, Dika dan Angga.

Raka terlihat sibuk sedari tadi. Bola mata nya berkelana ke setiap penjuru kantin, apa mungkin dia sedang menunggu Oliv? Atau mencari sosok wanita yang tadi pagi berangkat bersamanya.

"Kak Raka", Raka menoleh ke sumber suara.

"Eh? Di sana aja", dia langsung menarik lengan perempuan itu. Membawanya menjauh dari teman-teman nya.

Teriakan mengejek dari teman-temannya menarik perhatian seluruh murid yang berada di kantin saat itu.

"Ohh jadi ini".

"Kenalin dong Rak".

"Yah aa Raka kok mengkhianati cinta Dika sih".

"Duh mainnya sama adik kelas nih aa Raka".

Kini yang menjadi pusat perhatian bukan lagi bakso, siomay, teh botol atau jajanan apapun yang ada didalam kantin. Tapi kini semua mata melihat ke arah teman-teman Raka, lalu kemudian menuju kemana mata teman-temannya itu menatap.

Raka's POV

Shiiittt!!!

Seketika seluruh siswa yang berada di kantin ini menatap kami. Ini semua jelas karena teman-temanku yang berteriak mengejek. Sebenarnya aku sudah biasa jika dijadikan bahan tontonan, karena memang aku masuk menjadi cowok most wanted di sekolah ini. Tapi tidak dengan perempuan di samping ku. Dia hanya diam dan menunduk, malu. Ah lihat, tangan nya yang berada di genggamanku terasa dingin dan bergemetar. Aku rasa dia bukan hanya malu, tapi juga takut. Bagaimana tidak, hampir semua siswi di sini menatapnya dengan sinis. Memang dia satu-satunya perempuan yang aku genggam tangannya selain Oliv disekolah ini, dia juga perempuan yang tadi pagi berhasil masuk ke dalam mobil ku selain Oliv.

Tadi aku yang mengajaknya untuk makan bersama di kantin, sebelum aku tau bahwa Oliv mengajak ku untuk berbicara. Ah iya, tadi Oliv bilang ingin berbicara denganku ketika istirahat. Aku sudah tau kemana arah pembicaraan kita nanti. Maafkan aku sudah menjadi seorang pengecut Liv.

"Jangan nunduk, percuma dong aku di sini kalo kamu nunduk terus", aku membuka keheningan setelah kami mendapatkan tempat duduk.

Aku tau kami masih menjadi tontonan mereka. Tidak, bukan aku lagi yang mereka perhatikan, tapi perempuan di depanku.

"Eh?"

Dia terlihat gugup, aku tau dia takut. Aku coba menenangkannya dengan mengelus punggung tangannya. Dia melihat ku dan tersenyum. Entah mengapa aku sangat menyukai senyuman itu, semenjak semalam saat pertama kali kami bertemu di sebuah mini market.

"""
Semalam, saat Oliv memberikan pesta ucapan selamat di rooftop kantor papa ku. Ketika dia sedang mempersiapkan makanan, selembar kertas jatuh dari saku celananya. Awalnya aku ingin mengembalikan kertas itu, namun ketika aku melihat ada namaku di sana, aku pikir ini memang untukku. Akhirnya aku simpan kertas itu di dalam saku celana ku.

Dear Friend... I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang