Gue masuk ke kelas, seketika kelas yang ribut jadi makin ribut.
"Cie. Noh, Won, gebetan dateng."
"Buruan didor, sebelum keduluan sama gue."
"Tau, entar gue duluan yang ngedorin."
Ah, kebanyakan bacot mereka itu. Abaikan sajalah.
Gue lanjut jalan ke bangku gue. Di sana udah ada Adya lagi duduk sambil baca novel di kursinya. Kagetin ga pa-pa kali, ya?
"DOR!"
"Eh, anjing lo, bangsat, sialan."
Oke, sensor ga berlaku di mulutnya.
Dia ngelirik gue, "Bangsat ya lo, emang!" omelnya sambil mukulin gue pake novelnya yang setebel buku sejarah itu.
"Sakit, weh." gue berusaha ngehindarin pukulannya yang lumayan kenceng itu.
"Lagian, orang tuh kalo baru masuk salam dulu! Ini malah main ngagetin aja!" dia ngedengus terus ngebanting novelnya ke atas meja. "Ilang deh mood baca gue!" dia ngelipet tangannya di depan dada.
"Hehe, sorry, Dya."
Dia ngedengus lagi terus nyembunyiin kepalanya di lipatan tangannya di meja.
Gue ngambil handphone gue di tas. Ada banyak notifikasi yang muncul pas gue nyalain, tapi ada satu notifikasi yang nyuri perhatian gue.
·-·-·-·-·-·-·-·-·-·
From : +628xxxxxxxxxx
Lo mau gue tembak pake cara apa?
- Mr. Ice
[06.58]·-·-·-·-·-·-·-·-·-·
Mr. Ice? Gue kayak pernah denger, tapi siapa? Adya kenal kali, ya? "Dya, lo tau siapa yang dipanggil Mr. Ice?"
"Tuh, si anak Korea, Jeon Wonwoo." jawabnya masih dengan kepala yang nelungkup.
"Si Emo?" gue coba mastiin. Coba bayangin, gimana rasanya saat orang yang paling diem, yang paling dingin, yang paling datar di kelas lo, ngirim sms kayak gitu ke elo? Apalagi lo ga pernah ngasih nomor hp lo ke dia. Bingung kan?
Adya cuma ngangguk. Ga lama, dia ngangkat kepalanya, "Emang kenapa?"
"Ga pa-pa."
Dia cuma ngedikin bahu terus tidur lagi. Biar gue tebak, pasti dia habis nonton pembalap favoritnya tadi malem, Nico Rosberg.
Oke, kembali ke sms yang masuk ke hp gue. 'Lo mau gue tembak pake cara apa?' Apa, ya? Kalo ditembak di pantai udah terlalu mainstream. Ditembak di tengah lapangan di depan anak-anak lebih mainstream lagi. Ditembak di café juga mainstream. Ditembak dadakan mainstream. Ditembak pake coklat sama bunga mainstream banget. Ditembak di depan ortu? Sakral, sih. Lebih terjamin juga, tapi itu juga mainstream.
Jujur nih ya, gue lebih suka panahan daripada pistol. Jadi, gue lebih suka manah daripada nembak.
Tunggu. Gue tau jawabannya apa.
·-·-·-·-·-·-·-·-·-·
To : +628xxxxxxxxxx
Sorry, tapi gue lebih suka dipanah daripada ditembak.
- VCF
[07.12]·-·-·-·-·-·-·-·-·-·
Sorry, Mr. Ice.
- TBC -
Gue bukan orang yang pandai berkata-kata. Gue juga benci bertele-tele. Jadi, WELCOME TO MY FIRST STORY!!! Hope you'll like it! Hope you'll love it!
Gomawo~
#110317
KAMU SEDANG MEMBACA
✅ | DOR! +jeonwonwoo
Fanfiction"Lo mau gue tembak pake cara apa?" "Sori, tapi gue lebih suka dipanah daripada ditembak." ·-·-·-·-·-·-·-·-·-· Jeon Wonwoo fanfiction by pplvphile